Jadi begini, Ami ini kan punya adik kandung. Tapi kadang, saking deketnya sama Dito, mereka suka ngaku-ngaku sebagai adik-kakak.
Iya begitu.
Nah kadang timbul drama ketika Ami lagi romantis-romantisan sama Fakhri.
"Kakak, aku nggak digituin juga?" Kata Dito.
Agak jijik ya sebenarnya.
Padahal Dito sama Mamas-nya, nggak pernah sebegitu romantis. Sedih.
Oh ya, omong-omong. Dito ini kadang suka diledek 'anaknya omat', kalau kalian gaktau, Omat itu ojek setia nya Dito dari lamaaaaaa banget. Sampai sekarang, kalau butuh ojek pasti sama Omat.
Nah, Dito kalau diledek 'anaknya Omat' pasti sebel sendiri. Padahal dia sering banget ngatain bapaknya, ya gendut lah. Bantet lah. Anak kurang ajar.
Nah, yang mau gue ceritain itu begini. Beberapa hari sebelum gue ngetik ini, kami latihan dan kebetulan beberapa anak Larisa di Cikarang yang baru pindah ikut latihan. Otomatis jadi ramai, dong.
Tapi, Fakhri ini nggak ada lawannya karena kecil sendiri.
Akhirnya diutuslah Dito untuk ngelawan Fakhri. Tapi Fakhri cuma cari poin 3 aja.
Ucuk ucuk.
Permainan selesai. Dito kalah. Mau tau Dito dapet poin berapa?
Dua.
CUMA DUA WOY.
Tapi untungnya, Pakde lagi ngobrol sama bapak-bapak diluar sebentar. Waktu masuk, Pakde bingung.
"Kok Fakhri udah selesai mainnya?"
Dipanggil lah si Fakhri.
"Udah selesai de mainnya? Ade dapet berapa?"
"Aku dapet 3 pakde."
"Loh ade menang? Terus mas Dito dapet berapa?"
"Dapet dua."
Beberapa detik, Pakde terlihat sedang mencerna jawaban Fakhri. Kemudian celingak-celinguk.
"DITOOOOOOOOO!!!!!!!!!"
Sekejap, Pakde lari ngambil raket siapa aja. Dikejarlah si Dito, dan lagi-lagi Dito lari sambil ngeledek.
Disitu gue tercengang, sekaligus ketawa. Gue ketawa karena Dito yang kurang ajar banget, tapi tercengang ngeliat Pakde bisa lari segitu cepet.
Gue rasa, waktu malem badan Pakde sakit semua.
Nah tepat hari ini, Fakhri lah yang bikin kami kesel sekaligus ketawa ngakak.
Jadi hari ini jadwalnya fisik, baru drilling. Nah, selesai drilling itu kami harus susun shuttlecock lagi dong, untuk masuk di giliran berikutnya.
Nah Fakhri ini paling malas betul nyusun cock. Ada aja alesannya supaya nggak bikin.
Tapi alesannya hari ini bikin kita kesel, tapi juga ketawa.
Kenapa?
Jadi Fakhri ini paling takut kalau Pakde udah marah. Nah, karena kami-kami nyuruh Fakhri bikin tapi dia nggak mau. Akhirnya Pakde lah turun tangan.
Tapi dia masih ngeles,
"Aku udah buattt, beneran deh."
Gue tanya lah,
"Mana coba buatan ade, mana? Ini punya aku, itu punya ka aliza. Itu punya mas ami sama mas dito. Ditangan pakde punya emo. Punya ade mana?"
"Itu tadi udah dipake."
...
...
...
...
"YA SEMUA JUGA SAMA DE....."
Kami kesal. Tapi nggak bisa memungkiri betapa kepolosan dia itu..............hhhh.
Lelah.
Gimana nggak lelah, setiap hari ketemu temen model begini semua?
Oh ya satu lagi,
suatu hari kami latihan. Baru mulai pemanasan.
Nah pemanasan kami itu, hitungnya ramai-ramai. Setelah pemimpin teriak "satu, dua, tiga, empat." Semua lanjut teriak "satu, dua, tiga, empat."
Nah, Fakhri dengan kekurang-ajaran-nya ini menghitung sambil teriak,
"SATU, DUA, TIGA, OMATTT."
Kami semua ketawa, kecuali Dito yang merasa disisihkan.
Mungkin ada perselisihan diantara kedua orang ini.
Antara Adik kandung dan Adik jadi-jadian.
---
@lcitragustin
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Ngeselin sih, tapi...
Humor...ngangenin. Kata orang, yang spesial itu nyebelin. Kata orang, yang spesial itu ngangenin. Kata orang, yang spesial itu gak terganti. Kalau kata gue, yang spesial itu Nasi Goreng. ........ Katanya, untuk menarik hati seseorang, buatlah ia tertawa...
