Diam-Diam Biang Pervert

43 1 0
                                    

Kalian tahu tidak, banyak cerita-cerita klise yang menceritakan tentang saudara kembar dengan berbagai konflik diantara keduanya.
Tapi bukan saudara kembar yang ingin gue ceritakan, hanya kakak-beradik yang umurnya berjarak 17 bulan.
Tapi percayalah, di Larisa pun ada anak kembar. Akan gue ceritakan di chapter berikutnya.

Dito yang pecicilan dan cerewet, serta kenarsisan yang nggak ada obatnya lagi itu punya seorang abang, yang dimana semua sifat-sifat Dito tersebut adalah cerminan dari abangnya ini.

Lalu gimana parahnya Aby Rafi, atau biasa kami panggil Mamas?
Mamas ini pervert yang diam-diam.

Jadi begini. Untuk memenuhi kriteria tidak waras, maka kebanyakan anak Larisa ini punya fikiran yang sudah ternodai.

Pelopor otak pervert sendiri keseringan Dito, Figo, atau Fahmi. Tapi biang dari segala kenistaan ini ya Mamas, tentu saja.

Berbeda dengan anak-anak lain yang kalau punya fikiran kotor langsung disuarakan, maka Mamas ini akan diam saja.

Tapi nanti tiba-tiba nyamperin gue,

"Cit, kenapa sih si 'anu' suka pake baju ngepress body udah gitu nerawang?"

"Gapaham juga mas, ngapa emang?"

"Ya ngga apa-apa sih. Tapi gue sekarang jadi tau, ukurannya berapa."

Gue langsung menutupi dada gue dengan kedua tangan, dan menatap Mamas horor.

Omong-omong tentang panggilan Mamas, yang ngga ada sangkut paut sama nama aslinya. Nama 'Mamas' sendiri sebenarnya digunakan untuk Dito, karena kalau nggak pakai panggilan 'Mamas' Dito bisa seenak udel manggil abangnya dengan nama doang.

Mungkin itu masih masuk akal, sampai kalian denger bokap nyokapnya manggil dia dengan nama........................Ridwan.

What the hell, dari 4 kata dalam nama panjang Mamas, nggak satupun tertera nama Ridwan.

Gue nggak ngerti maksutnya apa, mungkin sebuah doa untuk Mamas. Who knows?

Bicara tentang Mamas, dia ini senang banget pakai charger hp gue berhubung di Larisa hanya gue yang punya charger samaan dengan hp Mamas.

Ada aja trik nya, mungkin kalau nge-charge di bang Opik dia bisa dengan mudah nyabut hp gue.
Tapi kalau dekat tas? Dia dengan kediam-diamannya mencabut hp gue dan menggantinya dengan hp dia. Kemudian ditumpuk diatas hp gue, ya sekali lagi mohon dibaca, ditumpuk diatas hp gue, supaya gue nggak menyadari kalau hp gue sudah nggak diisi daya listrik lagi.

Ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga. Sudah nggak nge-charge, ditindas hp lagi. Apalagi hp Mamas ini iPhone 4s yang notabene berat juga. Kasihan hp gue.

Pernah suatu hari, gue lagi nyender dekat hp gue yang sedang di-charge tiba-tiba Mamas dengan anehnya nyamperin gue dan duduk sebelah gue.
Aneh, batin gue.

Diam-diam gue perhatiin, matanya ngelirik hp gue.

Bletakkk.

"Sana lu mas, sana! Jauh jauh! Pantesan deket-deketin gue, jauhi hp gue, jauhiiiiii!!!!"

Mamas yang megangin bahunya, selepas gue tampol langsung berdiri menjauhi gue, meringis.

"Sialan ketauan gue, kena tampol kuli lagi."

Iya, gue sering disebut kelebihan kromosom y alias kurang cewek.
Gimana nggak,
waktu nyokap hamil gue, bokap selalu bilang "anak ini pasti laki-laki. Pasti."
Dan yang keluar gue. Dengan kromosom y berlebihan akibat tebakan bokap yang meleset.

---
@lcitragustin

Ngeselin sih, tapi...Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin