Battle

573 29 4
                                    

"Shen, apakah kamu telah mempersiapkan kan pasukan kita? Aku tidak sabar menunggu 'nya'."

"Tuan ku, saya telah mempersiapkan kan pasukan. Kami hanya menunggu titah dari tuan ku."

"Bagus. Kita berangkat malam ini."

****

Di konoha.....

"Ma-maaf ya Ino,  kamu jadi harus jagain aku sampai segini nya." Kata Sakura yang duduk di meja makan di rumah nya sore itu.

"Sudahlah Sakura, biasa saja. Tidak ada salah nya kan aku jaga kamu. Lagi pula, kamu kan sedang hamil. Gak pantes kalo bekerja terlalu keras." Jawab Ino yang masih sibuk dengan peralatan dapur.

"Iya, tapi aku tidak suka di manjakan. " Kata Sakura sambil menyeruput teh hijau buatan Ino.

DEG!

"Eh?"

"Sakura, ada apa?" Tanya Ino yang sadar akan pergerakan Sakura yang aneh.

"Em... apa kamu merasakan nya?" Tanya Sakura.

"Merasakan apa?" Jawab Ino dengan pertanyaan.

"Entahlah. Tapi rasanya aku merasakan hal aneh secara tiba-tiba. Mungkin kah itu sebuah tanda peringatan?" Kata Sakura memejamkan mata nya.

"Apa mungkin Haruki melakukan sesuatu terhadap dirimu? Maksud ku, dia membuat hati mu merasa resah agar kamu jadi khawatir." Kata Ino mencoba menebak apa yang Haruki lakukan terhadap Sakura.

"Mungkin. Dan aku rasa..., dia akan menyerang kita secara tiba-tiba. " Kata Sakura kembali menyeruput teh nya.

"Apakah para pasukan telah siaga?" Tanya Sakura lagi.

"Sudah. Sebenarnya keberadaan ku disini bukan hanya untuk merawat mu, tapi juga siaga di rumah mu. Hal ini di lakukan karena menurut Hokage sama, target dia adalah kamu. Mungkin untuk menghipnotis mu agar memihak pada nya." Jelas Ino panjang lebar dan Sakura yang mendengar itu mangut-mangut mengerti.

"Lalu, di mana letak tim 7 bersiaga?" Tanya Sakura.

"Mereka di tempatkan berada tepat di perbatasan. Kombinasi Naruto, Sasuke, dan Sai sangat bagus. Begitulah menurut Hokage sama." Jawab Ino sambil memberikan sepiring takoyaki ke hadapan Sakura hasil buatan tangan nya sendiri.

"Apa?! Kenapa di letakkan tepat di perbatasan?!" Pekik Sakura kaget.

"Seperti tadi yang ku katakan. Pendapat hokage sama tentang mereka bertiga. Kamu tenang saja. Para ninja medis juga sudah di tempat kan pada tempat nya. Jadi tenang saja." Kata Ino menenangkan Sakura.

"Iya. Tapi, tetap saja aku tidak bisa tenang. Ino~ aku takut." Kata Sakura dengan badan yang bergetar.

"Aku ada di sini untuk menjaga mu Sakura."

****

Malam hari....

*di perbatasan...

"Oi, Sasuke! Apa kamu menemukan  tanda-tanda kemunculan....."

"Haruki?" Potong Sai.

"Tidak. Tapi aku merasakan chakra Kakashi 30 meter dari tempat ini." Jawab Sasuke masih mengawasi pohon-pohon yang berada di depannya dengan sharinggan milik nya.

"Soal Kakashi - sensei, sudah berhari-hari aku tidak melihat sosok nya. Bahkan dia tidak menunjukkan batang hidung nya sama sekali." Kata Naruto mengingat kapan terakhir kali dirinya bertemu dengan guru nya itu yang sudah menikah dengan teman dekat nya. Sakura.

"Mungkin kah dia mendapat tugas dari hokage sama untuk memata-matai orang yang bernama Haruki?" Timpal Sai meladeni Naruto yang mengalihkan topik yang sedang mereka bahas.

"Tidak kah kalian mengamati gelagat Sakura, Ino,  dan Tsunade akhir-akhir ini? Aku berfirasat bahwa mereka sedang menyembunyikan sesuatu." Kata Sasuke ikut-ikutan mereka berdua.

TAP!

"Siapapun yang mendekat ke perbatasan ini, bunuh orang itu."

Tiba-tiba saja, Tsunade berdiri didepan mereka bertiga dengan tegap.

"Eh? Kenapa---"

"Sasuke, kamu bilang kamu merasakan chakra milik Kakashi? Jika kamu benar-benar merasakan nya, aku akan membunuh orang yang bernama Kakashi itu!!" Kata Tsunade tegas membuat Naruto, Sasuke, dan Sai tersentak.

"Tapi kenapa hokage sama melakukan itu?! Kakashi adalah salah satu bagian kita dan ia adalah----"

"Haruki!!" Kata Tsunade memotong kata-kata Naruto dengan tegas.

"Apa?!!" Teriak mereka bertiga secara bersamaan.

"Ya, yang kali ini mengkhianati desa adalah dia!" Kata Tsunade penuh penekanan.

"Yang benar saja?! Seharusnya sekarang dia mendampingi Sakura yang sedang mengandung!! Kenapa malah sebalik nya?!" Protes Sasuke.

"Aku tidak tahu apa yang berada dipikiran nya. Tapi tidak kah kalian mengamati Sakura saat kalian membahas tentang Kakashi di hadapan nya? Kakashi menyakiti hati Sakura."

"Pertengkaran rumah tangga ya? Tapi kenapa sampai mengkhianati desa?" Timpal Sai.

"Diamlah!! Yang sekarang terpenting adalah---"

"Menemukan Sakura dan membunuh nya bersama kandungan nya."

"Kakashi!! Jaga ucapan mu itu!! Dia adalah istri mu sendiri!!" Bentak Tsunade saat melihat Kakashi berdiri di depannya dan dibelakangnya di buntuti oleh seorang pria berjubah hitam.

"Hahaha!!! Istri apanya?! Jangan membuat ku tertawa!!" Kata Kakashi dilanjutkan dengan suara tawa nya yang menyeram kan.

"Berhentilah tertawa!! Kamu tidak pantas mempermainkan hati Sakura seenak nya!!" Bentak Naruto yang amarah nya tiba-tiba memuncak.

"Apakah Sakura tidak menyampaikan pesan dari ku? 'Tidak ada gunanya berperang dengan ku. Pada akhirnya, kalian semua akan mati seperti dirinya.' Serahkan Sakura pada ku, maka kalian tidak perlu buang-buang kekuatan. Jika tidak, kalian benar-benar akan menyesal!!" Ancam Kakashi.

"Ancaman mu itu tidak akan menggoyahkan pendirian kami!" Balas Tsunade tegas.

"Jika itu keputusan kalian maka...., selamat tinggal."

Tiba-tiba saja, Kakashi menghilang bersama orang yang berada di belakang nya lalu.....,

































































BLAR!!!




























🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀

Love you readers!!!

Maaf klo lagi seru-serunya baca harus ending sementara....

Gpp. Biar tambah penasaran aja. 😁

See ya! ✌😉




Battle II

UNIQUE: The LOVER PEOPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang