Flashback
Beberapa puluh tahun yang lalu di Konoha terdapat seorang pandai besi terkenal bernama Yanji. Dia merupakan seorang pendatang yang tidak diketahui darimana asalnya. Karena sebuah perjanjian yang disetujui oleh Hokage pertama, ia diperbolehkan hidup dan tinggal di Konoha dan hidup selayaknya rakyat Konoha.
Suatu hari, Hashirama Senju sang Hokage pertama Konoha memanggil Yanji untuk ke kantornya. Hashirama mengutus Ruu, salah satu chunin yang dipercayai oleh Hashirama untuk menjemput Yanji dirumahnya. Ruu berangkat memenuhi perintah itu.
Sesampainya dirumah Yanji, Ruu mendapti Yanji berada di halaman rumahnya bersama anak laki-laki nya sedang bermain. Ruu langsung saja memberitahukan maksud kedatangannya kepada Yanji.
"Benarkah? Kalau begitu saya akan segera bersiap. Tunggulah beberapa saat." Yanji masuk kedalam rumah diikuti anak laki-laki nya yang masih berumur 5 tahun.
Benerapa saat kemudian, Yanji keluar dari rumahnya dengan pakaian yang sudah rapih dari sebelumnya. Sementara itu, anaknya yang mengetahui ayahnya benda pergi, dia memegang kain celana Yanji.
Yanji menoleh dan menemukan anaknya memegang kain celananya.
"Ayah tidak akan lama. Tunggulah sebentar didalam rumah." Ujar Yanji dan diikuti anggukan kepala oleh anaknya. Segera saja sang anak masuk kedalam rumah.
Yanji dan Ruu berangkat bersama menuju kantor Hokage dengan Ruu yang memimpin jalannya. Dalam perjalanan, hanya ada beberapa percakapan kecil yang mereka bicarakan. Selebihnya tidak ada.
"Sampai ditempat ini saja saya mengantarnya. Selanjutnya anda bisa masuk." Ruu membungkukan badannya sebelum ia meninggalkan Yanji di depan pintu ruangan Hokage.
Yanji mengetuk pintu sebelum masuk kedalam ruangan. Beberapa saat kemudian, terdengar suara Hashirama mengijinkan masuk dan Yanji masuk kedalam ruangan.
"Saya ada disini, Hokage-Sama.." Yanji membungkukkan badan memberi salam kepada Hashirama.
"Biasa saja Yanji. Lagi pula kita ini seumuran. Hanya kedudukan saja yang membedakan. Akan tetapi, saya tetap menganggap anda sebagai teman." Ujar Hashirama mengayun telapak tangan nya kedepan dan kebelakang.
"Baiklah. Jadi, ada masalah apa?" Tanya Yanji menetralkan suasana.
"Oh tentang itu.. kita tidak bisa berbicara ditempat seperti ini. Ikut saya." Hashirama berdiri dari kursinya dan beranjak keluar ruangan diikuti oleh Yanji yang ada dibelakang nya.
Hashirama berjalan jauh kedalam kantor itu hingga bertemu sebuah pintu kecil dikanan jalan dan memasuki ruangan itu. Yanji juga mengikutinya. Didalam ruangan itu, terpadat sebuah meja bundar kecil dan alas untuk duduk dua orang. Hashirama duduk di salah satu alas dusu itu.
"Duduklah. Di tempat ini lebih aman." Hashirama mempersilahkan Yanji duduk.
Yanji mengangguk dan Hashirama mulai membuka pembicaraan.
"Saya ingin tahu bagaimana dengan pekerjaan mu." Ujar Hashirama memulai dengan pembicaraaan ringan.
"Sejauh ini saya telah menyelesaikan lebih dari 40 senjata besi dengan model baru. Saya juga menambahkan beberapa mekanik baru yang saya temukan di berbagai wilayah sebelum saya kemari." Jawab Yanji antusias karena Yanji sangat menyukai pertanyaan seperti itu.
"Saya sangat menyukainya. Kau sangat pandai membuat sesuatu yabg baru rupanya." Hashirama kini memberikan sebuah pujian kepada Yanji.
Pembicaraan itu hening sementara hingga Hashirama mengatakan poin yang paling penting dari maksud perkataannya.
"Saya sebenarnya ingin meminta tolong dengan anda." Wajah Hashirama kin menjadi sangat serius manatap Yanji.
"Tentang?"
"Saya ingin anda mengikuti peperangan." Ujar Hashirama penuh dengan penekanan.
Yanji membelalakkan matanya terkejut.
"Kenapa begitu Hokage? Bukankah saya pernah mengatakan bahwa saya tidak menguasai ninjutsu apapun?" Bantah Yanji yang tidak suka dengan keputusan Hashirama.
"Kau memang benar. Tapi, bukankah kau bisa menggunakan persenjataan mu di medan perang? Kali ini, keberadaan Konoha ternacam karena perang dunia. Ini sangat membahayakan bagi seluruh warga Konoha bila kita kalah dalam peperangan. Seluruh ninja telah dikerahkan akan tetapi, itu pun masih saja kurang. Anbu Konoha terpaksa dikeluarkan dan kini tinggal 38 yang tersisa untuk menjaga desa dari 150 yang ada. Saya harap anda mengerti." Hashirama membungkukkan badannya.
"Anda tidak harus membungkukkan badan." Yanji menjadi merasa bersalah kepada Hashirama.
Yanji tidak memiliki pilihan lain. Dia menyetujui permintaan Hashirama. Dalam benaknya, Yanji tidak ingin terlibat dalam perang. Akan tetapi bila dia tidak ikut berperang Konoha bisa jadi hancur dan kemana dia bisa mencari kediaman jika bukan di Konoha?
Yanji pulang kerumahnya dan menemui anaknya yang masih berumur 5 tahun itu. Terlihat anaknya sedang bermain dengan boneka beruangnya ditemani Ruu yang entah sejak kapan berada dirumahnya.
"Apakah Hokage mengirimmu?" Tanya Yanji pada Ruu.
Ruu berdiri dari duduknya, "Beliau meminta saya untuk menjaganya ketika and sedang pergi." Ujar Ruu membukkukan badannya dan mengangkatnya beberapa saat kemudian.
"Terimakasih telah menjaganya. Saya dapat tenang selama tidak bersamanya." Ujar Yanji kemudian langsung pergi menuju kamarnya.
Di dalam kamar, Yanji terdiam dan memikirkan anaknya yang akan dia tinggalkan di rumah. Dia hanya bisa menghela nafas panjang dan terlelap.
Tengah malam, Yanji terbangun dari tidurnya. Ia tahu bahwa saatnya dia bersiap da n berangkat bergabung dengan tim lainnya. Dengan penuh hati-hati agar anaknya tidak terbangun dari tidurnya, dia menyiapkan pakaian dan perbekalan di dalam kamarnya. Setelah semuanya telah ia siapkan, Yanji mendapati anaknya yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya dan menatap Yanji dengan sesama.
"Kemana ayah akan pergi?" Tanya sang anak memegang telinga boneka.
"Ayah harus pergi untuk jangka waktu yang cukup lama. Kau akan tinggal bersama Paman Ruu untuk sementara." Ujar Yanji lalu berlalu tanpa menatap anaknya.
"Kemana? Apakah aku tidak boleh ikut bersama ayah?" Tanya sang anak memelas kepada Yanji.
"Tidak. Berdiamlah dirumah hingga ayah pulang."
Yanji pun akhirnya meninggalkan anaknya dirumah bersama dengan Ruu, suruhan Hashirama untuk menjaganya. Sementara itu sang anak tidak tahu alasan kepergian ayahnya.
Flashback off...
Di suatu tempat dimana terdapat sosok Sakura dan Shen sedang bertarung, tempat itu berantakan. Terlihat Shen mengamuk dengan sekuat tenaga ke Sakura. Amukan itu syukurnya dapat dihindari oleh Sakura.
"Apakah kau tahu apa yang selanjutnya terjadi?!" Pekik Shen melancarkan serangan kepada Sakura.
"Apa pun yang terjadi, apakah ini yang seharusnya kau lakukan?" Tanya Sakura kembali menghindar.
"Dasar sialan!"
Shen melemparkan sebatang pohon besar kearah Sakura hingga Sakura terlempar jauh dari area dan kayu itu menindih tubuhnya.
"Ukh.." Rintih Sakura kesakitan dan berusaha menyingkirkan kayu pohon dari tubuhnya.
"Kau hanyalah sekumpulan manusia yang serakah dan kalian pantas mati.. enyahlah!!"
Bzzzttt!! Bzzzttt...!!
Duar!!.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.(Tak mampu berkata-kata.... just happy reading and enjoy)
Btw, sebentar lagi akan ending mungkin tinggal satu chapter lagi jadi.. lanjutannya tinggal di tunggu aja...
Thory, Dj.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIQUE: The LOVER PEOPLE
Fanfiction"JIka memang benar mencintai seseorang dengan tulus, maka tidak akan pernah ada yang namanya perselisihan." -Sakura A/N : Revisi.