8 : m a t e

11K 876 3
                                    

Jackson menurunkan Summer, membiarkan gadis itu berlari masuk ke dalam rumah nya. Rumah sederhana berbahan dasar kayu, berhiaskan macam - macam jenis bunga petunia di sepanjang halaman.

Jackson melangkah masuk, retina nya menangkap sosok Summer yang duduk terisak. Bulir bening terus menetes dari kelopak mata sang gadis.

"Dia tidak ada"

🔰

Setelah kembali nya dari rumah lama Summer, gadis itu memutuskan untuk menerima ajakan Jackson agar tinggal di tempat nya sementara waktu.

Mustahil Summer akan menolak, terlebih hal - hal yang sudah Jackson lakukan pada gadis itu selama ini.

Menolong nya dari werewolf.

Merawat luka - luka nya.

Serta menjadi tempat sandaran Summer kala menangis.

Bukan kah sudah cukup alasan ia tidak dapat menolak permintaan Jackson?

"Aku akan tinggal, bukan karena aku mengingkan nya. Aku hanya ingin membalas budi selama aku tinggal di rumah ini" itu lah jawaban yang di lontarkan Summer kala mensetujui ajakan Jackson.

Summer tersenyum tipis ketika lima orang anak kecil berlarian dan melambaikan tangan ke arah nya.

Ia ikut melambai, kemudian kembali melamun. Summer benar - benar nyaris gila memikirkan bagaimana keadaan kakak nya saat ini.

Matahari senja mulai bergulir turun, langit mulai menghitam dan beberapa menit kemudian Summer baru bangkit dari duduk nya. Ia melangkah memasuki rumah Jackson, ah- bahkan terlalu mewah jika di sebut sebuah rumah.

Tempat ini mirip seperti istana.

Terlalu besar,

Terlalu banyak lorong,

Dan

Terlalu banyak anggota keluarga.

Bibir Summer tidak berhenti menyunggingkan senyum kala berpapasan dengan orang - orang yang ia lalui. Gadis itu menaiki tangga perlahan, berusaha mengingat denah yang sudah Jackson tunjukkan pada nya.

Summer mematung, memandang pintu bercat hitam di depan nya. Terdapat ukiran dengan huruf 'M' dengan model tulisan papyrus. Ia menarik gagang pintu dengan amat hati - hati.

Iris Summer terpana, ruangan tersebut berwarna hitam dan keemasan, disatu sisi sangat indah namun menakutkan di sisi lain nya.

Tempat tidur berukuran king size , membentang indah di depan mata. Mata Summer melihat seisi ruangan, bingkai foto dua anak lelaki tersenyum menghadap kamera, miniatur kecil menara eiffel , dan sebuah jendela berukuran besar yang menampakkan bulan sabit raksasa.

Summer kembali memandang seisi ruangan, tatapan nya jatuh pada jam dinding berbentuk kotak. Di sana baru tertera pukul tujuh malam, mungkin terlalu dini untuk tidur. Namun Summer benar - benar lelah baik secara fisik maupun mental, lantas dengan langkah terseok ia menuju kasur. Mengistirahatkan diri nya, barang sejenak.

Tangan Summer dengan cekatan memotong wortel membentuk kotak kecil, memasukkan dengan cepat ke dalam blender

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Summer dengan cekatan memotong wortel membentuk kotak kecil, memasukkan dengan cepat ke dalam blender. Ia gelapan, padahal gadis itu berencana untuk tidur antara satu sampai dua jam. Dan ternyata? Summer bahkan baru bangun saat jam menunjukkan pukul setengah satu malam.

Kala itu cacing di perut Summer lah yang berhasil membuat nya terbangun dari mimpi indah, lekas saja dengan nyawa masih separuh tertinggal. Summer pergi ke kamar mandi sembari membawa kemeja milik Jackson yang ia temukan di lemari pakaian.

Tap!

Summer memekik kaget kala sebuah tangan kekar tertangkap oleh ekor mata nya. Gadis itu berbalik sembari mengacungkan sebilah pisau, iris mata nya berkilat terkejut sama terkejut nya dengan orang yang berada di hadapan nya saat ini.

Jackson,

Pemuda itu meringsut mundur, menaikan kedua tangan nya di atas kepala. Dan memaki Summer dengan kalimat sarkastik.

Gadis itu mendelik saat dengan santai Jackson meminta makan, ia lantas memasukkan wortel yang sudah di blender ke dalam panci.

"Dari pada werewolf, aku lebih ingin membunuh orang ini"

🔰

"Pftt... Kau tidak suka sayur ya?" Tanya Summer, menatap Jackson yang sedari tadi hanya mengaduk - aduk sup buatan nya tanpa berniat memakan.

"Menurut mu bagaimana? apa aku terlihat seperti seorang vegetarian? Aku seorang Karnivora, asal kau tahu"

"Kenapa? Padahal sup buatan ku selalu juara. Bahkan Rellena saja makan dengan lahap" Tunjuk Summer pada Rellena, tak mau kalah dengan jawaban menyebalkan Jackson.

Jackson mendelik "Bocah ini memang dari keluarga vegetarian, aku bahkan tidak mengerti bagaimana cara mereka bertahan hidup hanya dengan memakan sayur-hmph"

"Makan lah" Summer menyendok sup wortel milik nya, menjejalkan dengan paksa selagi Jackson berbicara.

Jackson terbatuk, ia bergegas mengambil air mineral. Meneguk air mineral tersebut hingga habis.

"Ini membuat ku mual, Hei! Lain kali buat lah makanan dengan bahan dasar daging, kau bisa membuat osso bucco, beef bourguignon, atau steak?"

Summer kembali menjejalkan sesendok sup ke mulut Jackson "Kau fikir aku seorang koki?"

"Aku kenyang" Jackson berdiri menuju washtub meletakkan mangkuk bekas sup nya di dalam bak.

"Biar aku saja" ucap Summer menyela kala Jackson berniat mencuci piring.

"Tidak perlu" jawab Jackson sarkastik.

"Hei hei! Kita kan sudah sepakat? Aku tinggal disini untuk membalas budi, jadi biar aku melakukan nya. Oke?"

Jackson mengetukkan jari telunjuk nya kedagu, berusaha menimbang tawaran Summer.

"Oke. Cepat selesaikan, kita harus pergi ke suatu tempat setelah itu" [].

MATE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang