12 : m a t e

9.3K 719 17
                                    

Semenjak kejadian tempo hari, Jackson telah membuat tembok pembatas antara diri nya dan Summer. Selalu menghindar di acara apapun, bahkan untuk sekedar bertatap muka.

Summer benci di abaikan, ia sangat benci malahan. Jackson sebenar nya tidak perlu menghindar, karena tanpa di paksa pun. Summer akan mencoba melupakan Jackson, menahan mati-matian agar rasa suka nya tidak semakin membuncah.

Lantas mengapa pemuda itu memutuskan semua nya secara sepihak?

Summer menendang batu kerikil, menatap rembulan kala sinar nya berhasil menerpa wajah sang gadis. Ia menaikan kerah sweater turtleneck putih yang dibelikan Jackson. Berjalan gontai mengikuti kemana kaki nya melangkah.

Sendirian dan tanpa tujuan.

Langkah Summer terhenti saat menangkap siluet Jackson yang tengah menikmati angin malam di hadapan sungai kecil. Untuk kesekian kali Summer terpana, namun kali ini jauh lebih berbeda.

Gadis itu terpana sekaligus jatuh hati kepada Jackson. Jatuh terlalu dalam hingga rasa nya tidak dapat bangkit lagi.

🔰

Jackson berbalik kala aroma vanilla mulai mengisi indra penciuman, mata nya berkilat emas. Sedang berdebat dengan sirius karena berusaha ingin menandai Summer.

"Pulang lah"

"Tidak. Kita perlu bicara"

Jackson mengerutkan dahi mendengar penolakan Summer, gadis itu menunduk sedari tadi. Tidak menatap, dan tetap bergeming pada posisi nya. Keras kepala.

"Oke, aku yang pulang"

Jackson melangkah meninggalkan Summer lebih dulu, namun sepasang tangan menginterupsi pergerakan nya. Tangan mungil itu memeluk Jackson semakin erat.

"Jangan pergi-"

"Kumohon" suara Summer semakin mengecil.

Jackson menghela napas, menghentak tangan sang gadis dengan kasar. Ia kembali melanjut kan langkah. Menulikan hal apapun yang berhubungan dengan Summer, termasuk suara sang gadis yang memanggil nya hampir puluhan kali.

Satu langkah

Dua langkah

Tiga langkah

Byur!

Jackson mematung pada langkah kedua puluh. Tidak ada suara, tidak ada panggilan. Yang ada hanyalah suara kecipak air, Jackson berdecak. Ia ingin mengabaikan tapi nyata nya pemuda itu berbalik, berlari secepat mungkin dan berakhir melompat pada sungai.

🔰

Sesak. Nafas Summer tercekat, bukan dalam sekedar kiasan. Melainkan pada makna yang sebenar nya.

Summer fikir, mati itu mudah. Bunuh diri itu mudah. Tapi nyata nya tidak semudah yang di bayangkan, merasa kesakitan di menit-menit terakhir menghembuskan napas adalah salah satu hal yang tidak pernah Summer kira.

Penglihatan Summer memburam, paru-paru nya serasa penuh terisi air. Gadis itu menyerah, berhenti mencoba berenang. Itu lebih baik. Ia akan menemukan ajal nya sebentar lagi.

MATE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang