"Kau harus makan, kakak" Tangan kanan Ethan menyodorkan sepotong daging sapi panggang ke arah mulut Jackson. Membujuk lembut agar sang kakak mau melahap potongan daging tersebut, barang sedikit.
Pemuda acak -acak an itu menggeleng lemah, tidak berniat membuka mulut apalagi bersuara. Mata kelabu itu terlihat kosong saat memandang lurus ke arah jendela kamar, di mana sinar nya menerpa kulit putih yang kian memucat.
Ethan meringis sesaat, ia kembali menyodorkan segelas air mineral ke hadapan Jackson.
"Kau tidak mau makan kan? Oke, aku tidak memaksa. Tapi minum lah barang seteguk" paksa Ethan.
"Kumohon, berhenti memikirkan gadis sialan itu" Lanjut Ethan.
Untuk yang kedua kali Jackson menggeleng kemudian membuka suara dengan terbata-bata.
"Aku tidak ingin, pergilah"
Ethan berdecak, memaksa keras Jackson untuk membuka mulut nya.
PRANG!
Ethan terkesiap tatkala Jackson menepis gelas yang ada di tangan nya, gelas itu pecah berkeping-keping di bawah kaki sang adik.
"PERGI!!"
"Jacks-"
Mata kelabu Jackson samar-samar berubah keemasan, pertanda Sirius tengah mencoba mengambil alih tubuh nya. Jika dalam kondisi tidak stabil, wolf ditubuh kita akan lebih mudah mengambil alih. Itu pertanda buruk, karna jiwa liar nya akan kambuh. Pemuda itu menatap Ethan dengan pandangan membunuh.
"Keluar! ARGH-"
Jackson menerjang Ethan, menyudutkan nya kedinding dan mengangkat sembari mencekik pemuda itu tanpa ampun.
Tangan bebas Ethan memegang tangan Jackson dengan lemas, meminta agar cekikan itu di lepaskan.
"Kak..."
BRAK!
"Pisahkan mereka!" Derap langkah terdengar kala Christopher memberi arahan pada para anggota pack.
Saat cengkraman di leher Ethan melonggar, otomatis ia jatuh tersungkur kelantai di sertai terbatuk-batuk. Berusaha mengambil oksigen sebanyak mungkin.
"Bawa Alpha, ke ruang bawah tanah. Sekarang!" Pinta Christopher lagi dan bergegas saja para anggota pack menyeret Jackson keluar dari kamar.
Christopher mendekat ke arah Ethan, tangan kekar nya membantu Ethan untuk duduk dengan benar. Ia menyodorkan sebotol air mineral yang langsung di sambut baik oleh si penerima.
"Bagaimana keadaan mu?" Tanya Christopher.
Ethan terkekeh sejenak, memijit leher nya yang baru saja di cekik Jackson "Hampir mati, terima kasih"
Christopher menepuk pundak kanan Ethan "Kuharap kau dapat memaklumi nya, oke?"
"Ngomong-ngomong, mau ikut keruang bawah tanah?" Ujar Christopher melanjutkan.
Ethan mengibaskan tangan di depan wajah Christopher, ia berdiri dan menepuk-nepuk debu pada celana.
"Aku harus menemui Summer"
Christopher menangguk dan tersenyum sekilas "Baiklah, Semoga beruntung"
Ethan berdiri di ambang pintu sebuah rumah yang hampir reyot. Ia nengedarkan pandangan, seakan tidak yakin jika rumah ini benar-benar rumah milik Summer. Semua nya hanya bermodalkan insting werewolf yang Ethan miliki.
Ethan mengetuk pintu, menunggu seseorang yang akan membukakan pintu dari dalam.
Ceklek!
Pintu terbuka, ia mendongak. Menemukan sepasang iris coklat yang menatap nya penuh keterkejutan. Gadis bergaun motif mawar itu menggigiti bibir nya terlihat takut berdekatan dengan Ethan.
"A-ada perlu apa?"
"Kita perlu bicara" jawab Ethan cepat
"Maaf, aku sedang sibuk" Summer menutup pintu perlahan, namun sebelum berhasil kegiatan nya sudah di interupsi oleh Ethan.
Pemuda itu menarik Summer, hingga wajah mereka sangat berdekatan. Mata coklat nya menatap iris si pemuda yang mulai berpendar merah, kemudian diikuti dengan menatap leher putih yang tercetak jelas bekas jari jemari.
"Ini soal Jack, aku perlu bantuan" [].
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE ✔
WerewolfAndai bisa menentukan belahan jiwa, Jackson jelas tidak akan menulis Summer dalam list gadis incaran nya. Finished : 31 Desember 2016 @kakpiya