Alunan gitar klasik milik Francis Goya mengalun merdu dari radio mobil yang Jackson nyalakan.
Jackson melirik sekilas pada kursi penumpang, menarik seulas senyuman saat menyaksikan gadis nya tengah tertidur lelap sembari memeluk boneka teddy bear.
Jemari pemuda itu terulur, mengacak pelan rambut Summer hingga sang empu menggeliat.
Summer bergumam, mengeratkan pelukan nya pada boneka dan kembali mendengkur. Sedangkan Jackson terkekeh geli menyaksikan tingkah lucu gadis nya, matanya sekali lagi melirik kearah kaca spion menyaksikan Ferrari J50 yang mengekor dari belakang.
Mobil milik Darren.
Tulisan Gramercy Tavern, terlihat dari kejauhan. Jackson memelankan kecepatan nya, kemudian memarkirkan mobil pada lahan yang sudah di sediakan.
Ia menepuk pelan pipi Summer "Hei, bangun" ucap Jackson lembut, sampai akhir nya Summer mengerang dan membuka mata perlahan.
"Sudah sampai?" Tanya Summer
Jackson melepaskan sabuk pengaman yang melingkari tubuh Summer, mengecup lama kening sang gadis sebelum membuka pintu mobil "Belum, kita makan malam dulu sebelum pulang ya?"
🔰
Bola mata Summer bergerak mengikuti langkah Jackson yang sedari tadi sedang mengurus pembayaran di kasir.
Ia kembali menyendok Stilton Cheese Ice Cream terakhir nya, beralih memperhatikan bagaimana tingkah malu-malu Emily saat menyambut sesendok Citrus Gelato sodoran Darren.
Sangat manis, kakak nya yang terbilang ganas dapat jinak saat berada di samping Darren.
"Sudah selesai?" Jackson datang menghampiri sembari memasukkan dompet nya ke saku celana.
Summer lantas mengangguk dan tersenyum, ia berdiri. Mengamit lengan Jackson keluar dari restoran.
"Apa kita akan berpisah di sini? Tidak mau mampir ke rumah dulu?" Summer bertanya saat Emily tiba di samping nya, Emily menarik lengkungan senyum.
"Tidak, Summer. Darren seperti nya sedang mendapat tugas. Kita bisa bertemu lagi besok" Emily memeluk Summer, berjalan mundur dan melambaikan tangan sembari melangkah ke arah mobil.
"Dah!" Summer ikut melambaikan tangan, saat mobil yang di tumpangi Emily semakin menjauh. Ia berbalik, menatap Jackson yang tengah memperhatikan nya.
"Masih jam delapan malam, ayo ke suatu tempat ada hal yang ingin ku tunjukkan pada mu"
🔰
Summer menatap sekeliling, mengamati kumpulan bunga mawar putih berjejer di sepanjang jalan yang ia lalui. Lampu-lampu kecil melilit pada batang pohon, berkelip-kelip menambah keindahan nya pada malam hari.
"Ini dimana?"
Jackson bungkam tidak berniat memberi jawaban, ia memakirkan mobil. Turun dan membukakan pintu untuk Summer, pemuda itu mengulurkan tangan nya dan langsung di sambut oleh sang gadis.
Summer kebingungan namun ia tetap mengikuti langkah Jackson, sedangkan Jackson terlihat gugup. Ini waktu nya, waktu yang tepat untuk menyatakan perasaan nya pada Summer.
Namun lidah nya benar-benar kelu, ia tidak pernah melakukan hal seperti ini.
Jackson kemudian berhenti, ia berbalik. Memandang Summer yang masih menatap nya dengan raut wajah bingung.
"Kau ingat? Ini tempat kita pertama kali bertemu" ucap Jackson.
Tangan nya menunjuk ke arah kanan, "Di sana, k-"
"Maksud mu, aku disana. Dengan wajah penuh luka, bercak tanah, dan rambut acak-acakan? Kau ingin bilang saat itu aku jelek dan menyedihkan?" Potong Summer, ia tersenyum dalam hati saat menyaksikan keterkejutan Jackson.
Pemuda itu bergegas mengibaskan telapak tangan nya di wajah Summer "H-hei! Bukan begitu! Maksud ku, A-"
Cup
Jackson bungkam, ia mengerjap-ngerjap bingung sedangkan Summer terkekeh geli.
"Katakan, apa yang ini kau katakan Jacks"
Pipi Jackson memanas, rasanya benar-benar ingin mengumpat. Bagaimana bisa diri nya sangat bodoh dalam hal menyatakan perasaan,
"Aku sudah mempersiapkan hal ini sejak lama, tolong jangan membuatku terlihat konyol" cemberut Jackson dan Summer tertawa cekikikan. Akhir nya, kapan lagi ia bisa membalas kelakuan Jackson selama ini.
Summer mengangguk, kembali mengecup Jackson dan memasang pose manis "Baiklah, maafkan aku"
Jackson tersenyum, merogoh sesuatu di kantong celana nya. Ia bersimpuh, membuka kotak kecil beludru tersebut, kemudian menyodorkan kan nya pada Summer. Sinar rembulan membuat batu ruby itu berkilau cantik.
"Summer, terima kasih sudah menerima ku hingga saat ini. Aku tahu, kau memiliki kenangan buruk terhadap kaum kami. Tapi aku harap persepsi buruk mu itu menjadi pengecualian untuk ku.
Aku ingin memiliki mu seutuh nya, aku ingin kita hidup bersama. Berdampingan dan menjadi seorang ibu bagi anak dan seorang nenek bagi cucu kita kelak.
Aku ingin menjadi satu-satu nya orang yang bisa melindungi mu, memeluk mu kapan pun kau ingin, dan melakukan hal - hal sederhana namun berarti hingga kita menua nanti.
Kau dunia ku, Summer. Kau galaksi ku, sederhana nya kau adalah seseorang yang sangat berarti bagi ku "
Jackson menjeda kalimat nya, jemari nya menggenggam tangan Summer. Menyaksikan gadis itu membeku, dengan wajah yang merah padam.
Benar-benar di luar dugaan, Jackson fikir Summer akan mentertawakan nya. Ia lantas tersenyum dan menarik nafas panjang kemudian menghembuskan nya secara perlahan.
"So will you marry me? " [].
Fin
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE ✔
WerewolfAndai bisa menentukan belahan jiwa, Jackson jelas tidak akan menulis Summer dalam list gadis incaran nya. Finished : 31 Desember 2016 @kakpiya