18 : m a t e

9.3K 739 39
                                    

"Sudah mendapatkan benda yang ku inginkan?"

Ethan mengangguk, menyamakan langkah nya dengan Jackson. Sembari mengeluarkan kotak beludru kecil berwarna hitam.

"Batu Ruby, di percaya melambangkan cinta, hasrat, kesehatan dan kebijaksanaan. Bukan kah sangat sesuai dengan perjalanan cinta mu selama ini?" Ethan terkekeh, mengabaikan Jackson yang tengah mendelik tajam kearah nya.

Iris kelabu itu beralih pada kotak beludru yang ia genggam, menampakan sebuah cincin silver dengan batu permata kecil berwarna merah.

"Dari mana kau mendapatkan nya?"

Ethan menjentikkan jari "Asal kau tahu kakak, batu Ruby ini bukan seperti jenis nya kebanyakan. Aku mendapatkan nya dari salah satu kolektor di kota New York, dengan harga yang melambung tinggi" Ethan terlihat bangga dengan keberhasilan nya membeli batu permata tersebut.

Jackson mengernyit tidak paham "Kau membeli benda seperti ini dengan harga selangit?"

Ethan menggeleng "Benda seperti ini? No, no, no. Kau tidak mengerti batu permata ya? Ini barang mewah! The Sunrise Ruby adalah batu termahal dan paling langka di dunia. Bukankah Summer seperti The Sunrise Ruby, istimewa dan satu-satu nya di dunia?"

Jackson menangguk-angguk, ia tidak salah jika memilih Ethan untuk mencari benda seperti ini. Adik nya itu memiliki wawasan luas terhadap berbagai macam batu permata.

"Baiklah, terima kasih adik kecil" Jackson mengusak gemas surai Ethan, bergegas menarik diri secepat mungkin saat sang adik ingin memberikan pukulan telak nya.

Jackson memeletkan lidah, berlari menuju ruang rapat. Mengabaikan Ethan yang tengah mengucapkan sumpah serapah di belakang.

"Astaga, Berhenti memanggil ku adik kecil. Sialan! Jackson kembali kau!"

🔰

Summer mengusap lembut bulu-bulu Maple, si kucing mendengkur pelan saat gadis itu membelai kepala nya. Beruntung Summer bertemu Christopher pagi ini, jika tidak gadis itu mungkin sudah lupa pada hewan peliharaan nya.

"Aku hampir melupakan mu" Ucap Summer terkekeh, sembari menyandarkan punggung pada kursi taman. Menikmati setiap jengkal pemandangan yang di suguhkan, selagi menunggu Jackson rapat.

"Lunaaa~"

Summer berpaling ke sumber suara, sebuah senyuman melengkung sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Summer berpaling ke sumber suara, sebuah senyuman melengkung sempurna. Ia melambaikan tangan, pada gadis kecil yang berlari menghampiri nya.

"Hai, apa yang kau lakukan disini Ellena?"

Ellena menggeleng, rambut nya yang di ikat pony tail  bergerak seirama.

"Tidak ada"

Ellena duduk di samping Summer, mata nya bercahaya. Memandang lekat kucing yang sedang mendengkur pelan.

"Apa dia bisa menggigit, Luna?"

Summer terkekeh geli "Tentu saja, maka dari itu kau harus baik padanya"

Ellena mengulurkan tangan, mengusap perlahan bulu-bulu kucing tersebut dengan ujung jari. Takut jika kucing itu akan melompat dan melahap habis wajah nya.

"Nama nya Maple, kau ingin memiliki nya?" Tawar Summer dan Ellena mengangguk bimbang.

"Aku mau, tapi bagaimana jika dia tiba-tiba melompat dan memakan ku? Astaga, lihat giginya Luna!" Ellena berteriak heboh, menjauhkan diri saat kucing itu menguap lebar. Ia menatap ngeri, sedangkan Summer tertawa kencang tanpa bisa mengecilkan volume suara.

Summer mengangkat Maple, memaksa Ellena untuk menggendong kucing tersebut. Walaupun awalnya gadis kecil itu menolak mati-matian, namun pada akhir nya ia menggendong Maple dengan wajah tegang serta mata yang melebar sempurna.

Summer kembali tertawa, bagaimana bisa si werewolf takut hanya pada seekor kucing yang kurang dari ukuran tubuh nya sendiri.

"Lihat, dia tidak melukai mu kan?"

Summer tersenyum, mengacak gemas rambut Ellena. Kala gadis kecil itu melantunkan nada riang sembari mengusap kepala Maple.

"Ayo perkenalkan dia pada teman-teman mu" Ellena mengangguk antusias, melambaikan tangan sebelum pergi menuju kumpulan manusia yang tengah bermain ular naga.

Summer memandang punggung Ellena yang semakin menjauh, menarik napas panjang dan berdiri. Mereganggkan tubuh nya karna duduk terlalu lama.

"Siapa kau?"

Summer terlonjak kaget, dan spontan berbalik. "Maaf?"

Pemuda itu menggeleng "Feromon mu-" ia berhenti berkata, berjalan mendekat ke arah Summer.

"Feromon mu berbeda dengan, Ellie. Tapi, kenapa wajah mu mirip dengan nya?" Sambung pemuda itu.

Summer berjalan mundur, meneguk ludah dengan susah payah "Ellie siapa?"

Bruk!

"Jack!"

Summer lekas bersembunyi di belakang Jackson, sesaat setelah gadis itu menabrak dada bidang nya.

Pemuda di hadapan mereka berdua terkejut, sedetik kemudian menunduk hormat pada Jackson.

"Saya Darren, Beta dari Orinus Pack. Senang bertemu dengan mu, Alpha Jackson" Pemuda itu memperkenalkan diri, melangkah mundur saat melihat Summer memeluk erat Jackson.

"Baiklah, Darren. Jadi apa yang sudah kau lakukan pada Mate ku?" Tanya Jackson berusaha tetap terlihat tenang, walaupun pada kenyataan nya pemuda itu tengah mati-matian menahan emosi.

"Hanya bertanya, bagaimana bisa ia memiliki wajah seperti Mate ku" Jawab Darren santai, tidak peduli pada geraman Jackson.

"Darren!"

Suara perempuan membuyarkan atmosfir di antara mereka, indra pendengaran hingga kepingan memori di otak Summer sontak tersambung mencerna suara yang baru saja ia dengar.

Ia pernah mendengar suara ini.

Tapi di mana?

Darren terlonjak kaget, pemuda itu lekas berbalik. Di ikuti dengan Summer yang menatap penasaran seseorang di depan nya. Ia terkejut, namun perempuan di sana tidak kalah terkejut dari diri nya sendiri.

"D-dia" [].

MATE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang