17 : m a t e

8.9K 718 28
                                    

Summer tidak menyangka jika memandang Jackson saat tengah tertidur, adalah suatu hal yang mulai ia gemari saat ini.

Netra coklat itu berkedip, menikmati setiap inchi hasil pahatan yang telah Tuhan ciptakan. Jari lentik Summer terulur, mengusap tulang hidung Jackson yang tinggi. Tempat dimana kacamata sering bertengger kala Jackson sedang membaca buku dan bekerja.

Jari lentik itu kembali berpindah pada pipi, mata, hingga terakhir berhenti pada bibir Jackson. Rona kemerahan semakin nampak pada kedua pipi Summer, mengingat-ingat bagaimana bibir tersebut sudah mencium nya beberapa kali.

Alis Summer bertaut saat mendapati mulut Jackson membentuk segaris seringaian. Ia lantas bergegas menarik tangan nya, namun secepat kilat pula Jackson menahan pergerakan Summer. Mengecup punggung tangan sang gadis berkali-kali.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Summer kikuk.

"Apa yang ku lakukan? Bagaimana dengan mu? Apa yang baru saja kau lakukan pada ku? Kau sangat mirip dengan pria mesum di luar sana, menyentuh-nyentuh tubuh seseorang saat ia sedang tertidur" Jawab Jackson.

"APA?! A-aku tidak-"

"Tidak apa?" Jackson memutus perkataan Summer, membuat gadis itu mendelik marah ke arah nya.

Summer mendorong Jackson menjauh, bergegas berdiri dan melangkah menuju kamar mandi. Ia tidak ingin berdebat, lebih lama bersama Jackson pada situasi sekarang hanya akan membuat nya semakin cepat menuju ketidak warasan.

Gadis itu berdiri di depan cermin wastafel, memandang tulang selangka nya yang berhiaskan dua titik bintang bekas taring gigitan Jackson. Ia meringis, kala tangan nya menyentuh bekas luka yang belum mengering.

"Darling! Christopher baru saja memberitahuku, jika ada rapat pagi ini. Apa kau masih lama?"

Summer sontak terperanjat, menatap jengah pada pintu. Ia menanggalkan baju nya dan menenggelamkan diri pada Bath up.

"Darl-"

"Oh yaampun! Enyahlah Jacks, aku tidak akan keluar dari tempat ini hingga aku puas" potong Summer, ia menuangkan sabun cair beraroma Stroberi kedalam bak. Membiarkan aroma tersebut terserap oleh kulit nya.

Hening

Jackson tidak menjawab, apalagi membantah. Gadis itu mengerutkan kening, mendengar ketukan di balik pintu yang terdengar berirama dan di ulang- ulang.

"Ah, bagaimana jika pintu ini ku dobrak dan kita mandi bersama?"

Summer sontak membulatkan mata, bergegas keluar dari Bath up dan berlari kearah pintu.

"10 menit! Beri aku sepuluh menit!"

"10 menit! Beri aku sepuluh menit!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jacks?"

Kepala Summer menyembul dari balik pintu kamar mandi, meneliti kesemua sisi ruangan. Takut-takut Jackson mengejutkan nya seperti tempo lalu.

"Jackson?" Panggil Summer lagi, dan tetap tidak ada sahutan. Merasa aman, gadis itu keluar mengendap-endap menuju lemari bersama bathrobe. Memilah baju kebesaran Jackson yang bisa ia gunakan hari ini.

Sweater, Terlalu gerah.

Piyama, yang benar saja.

Oh ini celana dalam Jackson, batin Summer menatap tumpukan benda berbentuk segitiga di sisi kiri.

"Hentikan berfantasi liar dengan barang pribadi ku. Gadis mesum"   Ucapan telak Jackson membuat gadis itu menundukan wajah nya dalam dan tidak berniat berbalik.

"Aku tidak berfantasi, bodoh! Aku tidak sengaja melihat nya. Lagipula kenapa kau meletakkan benda itu di tempat yang bisa di lihat orang lain?" Jawab Summer sarkastik, berjingkit berusaha menggapai kaos hitam polos pada posisi atas.

"Tentu saja karna ini kamar ku" Jackson mendekat, mengambil kemeja biru muda pada sisi sebelah Summer.

"Pakai ini"

Summer mengerutkan kening, enggan menerima kemeja pilihan Jackson. Yang benar saja, kemeja itu berukuran lebih besar dari ukuran tubuh Summer. Apa manusia serigala ini mencoba membuat nya jadi bahan lelucon?

"Kau sengaja ingin membuatku seperti orang gila?" Tanya Summer lirih.

Jackson menjentikan jari di wajah Summer, terkekeh pelan sebelum berkata "Ah, tentu saja. Kau memang gila, tapi cantik" kedip Jackson yang di balas jitakan telak oleh Summer.

"Mulutmu, Jackson! Aku tidak mau memakai nya" Summer bersungut, membuang kemeja tersebut ke dada Jackson.  Menyaksikan bagaimana pemuda itu tertawa keras bagai irama nada dari lira yang di petik  Apollo.

Terlampau senang memandang Jackson, gadis itu terpana berkedip-kedip dengan mulut terbuka.  Jackson menghentikan tawa, menutup kedua belah bibir Summer dengan tangan nya "Jangan menggoda ku, darling"

Belum sempat gadis itu membantah, Jackson segera mendarat kan kecupan di kening. Teramat lama hingga rasanya jantung Summer bakal meledak sebentar lagi jika Jackson tidak cepat menarik diri.

Jari-jari panjang Jackson memilin rambut basah Summer, menatap tubuh gadis yang dibalut bathrobe tersebut kemudian lengkungan seringai tercipta dengan laknat nya.

"Kau tahu? Betapa sulit nya menahan diri, melihat mu seperti ini"  ucap Jackson.

Summer telak membeku, matanya melebar sebesar kacang kenari. Serta Terlampau susah hanya untuk menelan saliva.

Melihat tingkah takut sang calon Luna, Jackson terkekeh geli. Mendaratkan tangan nya ke puncak kepala Summer, mengacak pelan hingga poni si iris coklat itu berantakan.

"Cepat ganti bajumu, aku perlu bathrobe untuk mandi" [].

MATE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang