17

240 13 0
                                    

"Keiii, lo harus tauuu." Teriak Alin saat aku dan Dira berada dikoridor depan.

"Kemaren tuh, Bevan lari tau gakk!!" Sambung Alin bersemangat.

"Lari doang mah biasa kali." Ucapku.

"Ihhh gak gitu. Gini nih, kemaren pas gue mau balik lagi ke GOR, gue ketemu Bevan dijalan, dia tuh lagi lari gitu, trus dia nanyain lo kemana, trus dia kayak khawatir gituu Keiii." Jelas Alin.

"Sisain gue satu yang kayak Bevann." Seru Dira.

Bevan mencariku? Kebetulan orangnya lewat.

"Ekhem." Seru Dira.

"Kemaren kenapa Van?" Tanyaku iseng.

"Hah? Apan?" Ujarnya balik bertanya.

"Kemaren loh Vannn." Seru Alin.

"Lo khawatir sama gue?" Tanyaku polos.

"Ya iyalah gue khawatir, gue takut lo kenapa – napa Keikoo, panik gue kemaren nyariin lo. Kan kalau lo kenapa – napa gimana?" Ujar Bevan sambil menatap kedua mataku. Dia jujur.

"Duh sisain gue yang kayak Bevannn." Rengek Dira.

"Lo mau sama gue Dir?" Tanya Bevan iseng.

"Dih ogah, maksud gue yang sifatnya aja, orangnya jangan lo lah. Amit – amit gue." Balas Dira. Aku tertawa geli.

Makasih ya Van, sekali lagi lo udah bikin gue bahagia.

***

Apa ini yang namanya jatuh hati? Kalau iya, ternyata rasanya menyenangkan sekali. Aku ingin terus – menerus merasakan hal ini. Setiap dia berada didekatku, jantungku selalu berdegup kencang. Pipiku memanas dan menimbulkan warna merah. Dan satu lagi banyak kupu – kupu yang berterbangan diperutku.

Aku menyukai hal itu. Namun, aku takut untuk kehilangan. Aku takut dia akan pergi dari hidupku.

Namun, aku percaya, jika nanti dia akan bersamaku pada akhirnya, dia akan kembali padaku.

***

"Kei, cobain ini deh, enak bangett sumpah." Ujar Dira saat kami berada di kantin.

"Yaampun Dira, gua udah makan banyak banget nih." Ucapku.

"Kei, Bevan dateng nih." Seru Alin.

Aku menengok ke arah yang ditunjukan Alin. Bevan datang bersama Fallen dan Nicka. Ya, semenjak bermain futsal waktu itu mereka menjadi akrab dan itu pun membuat aku, Dira, dan Alin menjadi sering kumpul bersama.

Bevan datang bersama Fallen dan Nicka. Membuat ketampanannya bertambah. 3 anak visual berkumpul. Mereka mengundang banyak tatapan dari berbagai siswi dikantin.

"Keikooooo." Sapa Bevan padaku membuat banyak siswi berbisik.

"Nanti pulangnya bareng gue ya? Mau ajakin ke suatu tempat." Ajak Bevan terlihat seperti permohonan.

"Hmmm gimana yah?" Ucapku.

"Dih lama, iyain aja kaliii." Seru Nicka yang membuat seisi kantin menatap kami. Aku mengangguk mengiyakan ajakan Bevan membuat meja kami gaduh.

***

"Ini tempatnya." Seru Bevan saat kami tiba ditaman biasa. Aku mengangkat kedua alisku.

"Iya ini, pasti lo bingung." Ucapnya lagi. aku mengangguk.

Bevan berjalan menuju ayunan berwarna biru dan duduk diatasnya. Aku mengikuti langkahnya dan duduk diayunan hijau kesayanganku.

"Ini tempat favorite gua Kei, jujur gua gak nyangka kalau ternyata kita punya tempat favorite yang sama."

"Dulu, gua sering banget kesini. Kadang kalau gua ada ditempat ini gua bisa banget tenang. Kalau ada masalah, kalau ada hal yang bikin gua emosi, sedih, gua selalu kesini dan ceritain masalah gua sama angin."

"Kei, lu tau gak kalau cerita sama angin tuh bisa bikin lega. Angin menurut gua adalah salah satu sahabat terbaik sepanjang masa. Walaupun sekarang gua punya lo untuk berbagi hari gua." Ucap Bevan.

"Kenapa lo gak cerita sama Bang Arka aja Van? Kadang walaupun cerita sama angin enak tapi, dia gak bisa kasih lo solusi." Jawabku.

"Dia jarang ada waktu Kei." Jawab Bevan.

Kami terdiam cukup lama.

"Van, kalau menurut lo apa hal yang paling ajaib didunia ini?" Tanyaku. Bevan hanya mengangkat kedua alisnya heran.

"Oh gua tau. Jawabnya itu lo." Jawab Bevan tegas.

"Kok gue? Jangan ngaco." Ucapku.

"Soalnya lo bisa bikin gue seneng dan sedih sekaligus. Bahkan lo bisa bikin gue takut. Seneng karena lo selalu ada buat gue, sedih karena gue belom jadi cowok yang baik buat lo dan takut kalau gue kehilangan lo."

"Gak usah gombal Van." Ucapku walau sekarang kupu – kupu sedang berterbangan diperutku.
"Menurut gue hal yang paling ajaib itu cahaya. Soalnya karena cahaya pelangi bisa muncul. Kilat juga termasuk cahaya yang indah. Oiya aurora, cahaya yang juga indah."

"Sama langit, kata mama langit tuh sedih mulu makannya warnanya biru. Tapi, setelah aku baca banyakkk buku, sebenernya langit tuh terdiri dari banyak warna cahaya. Tapi, cahaya biru itu cahaya yang warnanya paling pekat dan terang. Makannya, langit didominasi warna biru." Jelasku kepada Bevan.

"Iniyang buat gue sayang lo Kei." Ujar Bevan. Aku menfokuskan pandanganku kepadanya.
"Sikap lo yang sok tau, yang iseng, yang pinter, dan kayak kata gue tadi, loajaib Kei." Sambungnya.

Desiran aneh itu kembali lagi serta kupu - kupu itu. Aku rasa kupu - kupu itu kembali beterbangan diperutku dan membuat efek merah padam pada wajahku.

Something Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang