30

265 12 0
                                    

Bevan Adriano: Temuin gue ditaman sekarang Kei.

Aku membaca pesan yang baru saja masuk diponselku. Mungkin ini pun saatnya aku mengatakan kepada Bevan. Tanpa berpikir panjang aku berjalan ke arah taman.

Nampak lelaki berjaket kotak – kotak sedang duduk diayunan berwarna biru. Aku menghampirinya dan duduk diayunan hijau.

"Ada yang mau gua omongin juga." Ucapku memulai percakapan.

"Lo dulu." Seru Bevan.

"Gua bakal lanjut sekolah di London." Ucapku tanpa basa – basi.

"Kok gue gak tau?" Tanyanya.

"Gua juga gak tau kalau bakal diterima." Jawabku. "Lo baik – baik ya Van." Sambungku.

"Lo yang baik – baik." Balasnya sambil tersenyum miris.

"Lo mau ngomong apa?" Tanyaku.

"Gue mau jujur sama lo Kei, tentang apa yang gue rasain ke lo. Jujur gue sayang sama lo. Gue gak bisa terus bohongin perasaan gue Kei." Jelas lelaki itu.

"Terus cewe lo?" Tanyaku.

"Gak ada cewe lain selain lo Kei. Gua udah selalu berusaha buat cari orang lain yang bisa buat gua nyaman tapi apa? Gak ada yang kayak lo. Gak ada yang buat gua nyaman senyaman gua dideket lo Kei."

Tanpa sadar bulir kristal bening jatuh dari mataku. Entah perasaan senang atau sedih. Seketika ketakutanku kembali muncul, mengingat kami tidak sepantasnya bersama.

"Gak Van. Ini salah, Kita salah. Gak seharusnya kita gini. Gak seharusnya lo jatuh cinta sama gue dan gue gak seharusnya jatuh cinta sama lo." Balasku.

"Apa yang salah sih Kei? Perasaan gak ada yang tau Kei."

"Kita. Kita yang salah Van. Kita itu beda gak mungkin kita bersatu." Ujarku sambil berkaca – kaca.

"Tuhan nyiptain perbedaan buat dipersatukan. Apa iya Istiqlal gak akan jatuh cinta bila ia bertemu dengan Katedral?" Tanya Bevan. Matanya menyimpan kesedihan.

"Van, gak mungkin kalau satu kapal ada dua nahkoda. Bakal berantakan Van ujungnya." Ucapku. "Gue sayang sama lo. Sayang banget Van. Dan gue... gue selalu berharap lo bakal nemuin yang sama kayak gue dan berhasil buat lo nyaman senyaman lo sama gue." Sambungku.

Bevan mendekatiku dan mendekap erat tubuhku. Lelaki itu mencium keningku lalu menempelkan dagunya pada puncak kepalaku. Aroma tubuhnya tercium jelas olehku. Kenyamanan dan kehangatannya masih sama seperti dulu.

Van, ketahuilah aku sayang kamu dan tidak ada niatan didalam hatiku sedetik pun untuk pergi darimu.

"Jangan dilepas dulu Kei, biarin gini dulu." Pinta Bevan.

"Kalau lo nemuin yang pas nantinya, gue harap lo ga akan lupain gue. Simpen selalu gue didalam hati lo ya? Jadiin gue kenangan aja Kei. Kenangan yang akan selalu lo ingat pada akhirnya." Sambung Bevan.




Yhaaaa.. Ini sudah mau ending guys!! Tinggal adpet epilog kok hehe.

Maafin yah aku apdetnya lama bgtbgtbgt, bahkan kalian mungkin udah gak dapet feel ceritanya ya:( huhu maafkan akuu.

Yah jadi hal yang pengen aku kasih tau itu, kalau cerita ini memang ada unsur truenya hehe. Yah udahlah aku bingung mau ngomong apa lagi. Intinya sih makasih ya buat kalian yang tetep baca, vote bahkan komen hehe.

Love and hugs,

Cattydrew14

Something Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang