WS #7

20.6K 937 48
                                    

Setelah semalaman hujan deras pagi ini cuaca begitu menyegarkan, hangatnya sang mentari menambah keceriaan burung2 pagi bernyanyi.

Kukerjapkan mataku berulang kali kala sinar mentari menerpa wajahku, kurasakan beban berat melingkar di pinggangku, ya siapa lagi kalau bukan tangan digo yg sedang memelukku,

Jujur, digo sangat hebat dalam permainan ranjang, tidak di pungkiri al juga hebat, tapi digo jauh lebih hebat. Bagaimana jemarinya ciumannya cumbuannya begitu membuatku terbang, entah berapa kali digo membuatku menaiki puncak tadi malam.

Suara deringan iphoneku menyadarkanku dari lamunan, ku geser pelan tangan digo dari pinggangku, kuraih Iphoneku di atas nakas di samping ranjang, sebuah panggilan masuk dari al, astaga bagaimana ini?

Tak lama deringan itu berhenti, sebaiknya aku harus menyelesaikan masalahku dan al. Ku lirik digo sekilas, ia masih dengan posisi tidurnya, aku turun perlahan dari atas ranjang, aku berlari ke kamar mandi untuk membasuh badanku, setelah selesai aku keluar dari kamar mandi, astaga? Pakaianku kan semalam basah, kulihat lemari pakaian digo, mudah2an di lemari itu ada baju yg bisa ku pakai. Ku pakai saja kaos digo berwarna hitam yg kebesaran di tubuhku, panjangnya saja bisa menutupi separuh pahaku.

Setelah selesai berpakaian, ku ambil note kecil di dalam laci nakas, lalu kutulis catatan kecil untuk digo, lalu ku tempelkan catatan itu di atas kepala ranjang, "semoga digo membacanya",batinku.

# # # # #

Sudah satu bulan aku kembali ke jakarta, tapi aku tak ingin kembali ke apartment, aku memilih menginap di apartment nita, nita sepupuku.

Sudah berulang kali pula al dan digo menghubungiku, tapi tak satupun ku jawab, aku hanya memandang gelapnya malam dari balkon apartment nita, apartement nita memang tak seluas punyaku, disini hanya ada satu kamar tidur jadi aku harus satu kamar dengan nita.

Sekarang apa yg harus ku lakukan? Sudah sangat jelas aku ini perempuan hina, dua saudara kembar itu sama2 telah menikmati tubuhku, betapa murahnya tubuhku, dan anehnya aku begitu menikmatinya.

"Sisi.."suara nita membuyarkan lamunanku, ku alihkan pandanganku menatap nita yg sudah berdiri di belakangku,

"Ada apa nit?",tanyaku penasaran, nita sepertinya sedang gugup,

"Ada...ada al di depan",ucapnya.

"Astaga, aku lupa jika al mempunyai banyak mata2, al pasti mengetahui keberadaanku dari mata2 nya itu",batinku

"Maaf",ucap nita lirih

"Untuk??",

"Memberitahu al jika kau memang ada disini",

"Tidak apa2"ucapku tersenyum, lalu berjalan meninggalkannya,

# # # #

Gugup, saat mata ini kembali menatap mata hazel itu, mata yg kurindukan saat aku belum bertemu mata hitam nan tajam.

Aku mundur selangkah saat alghazali ingin memelukku, ntah kenapa tubuhku enggan untuk di sentuh olehnya, biasanya aku sangat menyukai sentuhan2 nya,

"Apa kabar sisi?",ucapnya yg sudah duduk di sofa, sedangkan aku masih diam berdiri,

"Kemarilah..",ucapnya lagi sambil menepuk2 tempat disebelahnya, dan aku pun menurut,

"Apa yg kau lakukan di villa bersama saudara ku?"ucapnya menatapku tajam, jujur aku sangat takut, al tak pernah menatapku seperti ini, aku hanya diam menunduk menatap kedua tanganku, kemudisn al menarik daguku untuk menatapnya,

"Dasar gadis bodoh, aku mencarimu selama ini, nomer hp mu selalu tidak aktif, jangan pergi lagi dariku",ucap al yg kini tengah memandangku, lalu memelukku dengan erat,

WANITA SIMPANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang