WS #3

24.5K 1K 5
                                    

"Jika ini awal, aku ingin tetap seperti ini, tak ada kesedihan dan tak ada air mata"

Entah sudah keberapa kalinya ombak menyapu kakiku, sejak tadi pagi aku hanya duduk diam disini, menghadap indahnya laut, rasanya kakiku enggan beranjak dari duduk cantikku,

"Tuhan,aku ingin bahagia, berikanlah aku jalan"

Kulupakan sejenak beban hidupku, biarlah angin membawanya pergi, angin sepoi-sepoi menerpa rambut hitam panjangku yg ku biarkan tegerai, menyapu wajahku yg sedari tadi mataku tertutup rapat,

Bagiku tadi malam hingga pagi aku merasa seperti mimpi, saat aku terbangun dari tidurku, al masih ada di sampingku, memeluk tubuhku erat. Bukankah itu yg aku inginkan selama ini saat aku tebangun dari tidurku al masih memelukku.

Tetapi ntah mengapa kebahagiaan sesaat itu harus digantikan dengan kekecewaan lagi. Setelah semalam al mengatakan ia tidak ingin kehilangan gina, dan tadi pagi ia mengatakan "gina sudah datang, gina membutuhkanku", tidakkah kau tahu al, aku sakit karenamu, aku terluka karena mencintaimu.

"Hari sudah semakin panas, nanti kulitmu bisa terbakar", suara bariton seorang laki-laki membuyarkan lamunanku, ku buka mataku perlahan lalu kotolehkan pandanganku ke samping, ok kesan pertama yg bisa aku ucapkan adalah tampan, tapi tunggu... Aah aku tahu siapa dia, dia.. Laki2 yg menabrakku di bandara.

"Hai.. Masih mengingatku??"tanyanya padaku, ku lirik ia sekilas lalu ku alihkan pandanganku ku kembali menatap laut,

"Kau org yg menabrakku di bandara",jawabku santai, maksudnya sesantai mungkin, karena jantungku..berdetak dengan cepat, mengapa setiap dekat dengan lelaki ini jantungku seperti ini? Sebaiknya harus aku periksakan jantungku ke dokter,

"Iya kau benar, aku minta maaf", ucapnya dan duduk di sampingku,

"Ah sudahlah, bukan masalah"

"Boleh berkenalan? Namaku fredrigo panggil saja digo", ucapnya mengulurkan tangan kanannya,

"Tentu kau tahu namaku bukan? Stacy panggil saja sisi",ku jabat tangannya dan tersenyum,

"Mau jalan2..??",ya mungkin dengan jalan2 aku bisa meringankan fikiranku,

"Baiklah",

* * * * *

Ntah sudah keberapa kalinya aku tertawa karena ulah digo, digo lelaki yg baik dan menyenangkan. Sepanjang perjalanan digo selalu membuatku tertawa terkadang tak sungkan2 ia menjahiliku, aku heran dengannya kenapa ia mempunyai sikap ajaib seperti ini, padahal ia seorang dokter, ralat lebih tepat nya seorang dokter spesialis bedah.

Digo seorang dokter muda, di usia mudanya ia sudah menjadi dokter spesialis bedah di salah satu rumah sakit ternama di jakarta, aku juga heran mengapa otak jeniusnya berbanding terbalik dengan kelakuan ajaibnya.

Kami juga banyak bertukar cerita, tentang perjalan hidup kami masing2, tentu saja kenyataan bahwa aku seorang wanita simpanan sengaja aku rahasiakan, yg digo tahu aku hanyalah seorang pelayan kafe biasa, bisa pergi kebali karena dapat hadiah dari bos tempatku bekerja,

"Si.. Sisi.. Dengar gk sih dari tadi aku bilang apa?", ucapnya yg mengagetkanku, ah ternyata aku dari tadi melamun,

"Apa?"

"Astaga sisi...",ia menepuk jidatnya,

"Aku bertanya, mau tidak nanti malam menemaniku?"tambahnya lagi

"Aku..? Kemana?",ucapku tak mengerti,

"Ke sebuah acara, acara kakakku",

"Acara apa?",

WANITA SIMPANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang