2. Shield

1.5K 138 11
                                    

Langit-langit Kementerian seolah ingin runtuh. Sepanjang lorong menuju beberapa lift di setiap sudut lobby bergetar tidak tahu alam. Peringatan terus terdengar di seluruh penjuru Departemen agar para karyawan keluar menyelamatkan diri dan mempersiapkan tongkat mereka. Harry sudah siap mengomando para Auror yang lain agar mengamankan seluruh area Kementerian.

"Tim dua, lakukan pengaman di kawasan Hogwarts dan sekitarnya. Tim tiga menyebar area pemukiman Muggle, untuk tim empat dan lima jaga seluruh akses masuk Kementerian dan masing-masing Departemen. Tim satu dan saya segerak bergerak ke pusat kekacauan. Kerjakan!"

"Siap!!"

Pembagian tugas selesai, Harry dibantu beberapa Auror inti masuk ke wilayah paling parah.

Sejak siang, sistem sihir yang berfungsi menjaga keamanan Kementerian tidak beres. Beberapa memo-memo penting tidak terkirim ke tujuan dengan benar. Hasil-hasil kerja para karyawan tidak ada satupun yang selesai seolah pikiran mereka sedang dimanipulasi. Kementrian disabotase seseorang tak dikenal.

Kingsley memerintahkan tim Auror untuk mencari tahu apa penyebab terjadinya kekacauan di sana. Tidak butuh waktu lama bagi Harry dan timnya untuk menemukan bukti-bukti otentik bahwa.. seseorang tanpa identitas yang jelas telah masuk dan mengacaukan semua pekerjaan Departemen.

Tidak ada yang tenang sesampainya para Auror di lobby Kementerian. Bayangan-bayangan hitam besar muncul dan hilang tiba-tiba sambil menyerang para karyawan yang berlarian masuk ke perapian. Tidak jelas makhluk apa itu. Hanya berwujud seperti asap dan muncul di sudut-sudut keramaian para karyawan. Seperti bayangan itu sudah tahu, area mana saja ia harus muncul dan menyerang mereka semua.

Harry menaksir tinggi makhluk itu hanya sebatas manusia dewasa. Jika diperhatikan jelas, asap itu seperti bentuk siluet manusia yang mengacungkan tongkat ingin menyerang.

Suara teriakan wanita memekik keras terdengar tak jauh di dekat Harry berdiri. "Dia di sini! Tolong aku!" teriaknya.

Seluruh pusat perhatian lantas tertuju pada sumber suara. Dibantu oleh sekitar lima orang berseragam Auror yang sama, Harry mendekat dan apa yang ia lihat seolah mengembalikan dirinya ke masa lalu.

"Oh.. hai, Potter! Kau sudah besar sekarang, anak ingusan! Betapa bangganya Tuanku jika masih hidup dan melihatku bertemu lagi dengan musuh bebuyutannya!"

Harry diam, mengingat apa yang bisa diingat saat melihat wajah pria itu. Jubah hitam serta bahasa tubuh yang tak asing lagi bagi Harry. Seperti kaum yang pernah menyerangnya puluhan tahun lalu. "Kau bagian dari mereka? Tak sadarkah jika Tuanmu sudah mati, pria brengsek?" tantang Harry.

Cukup baginya untuk tidak berbuat lebih dari sebatasa menyerang dengan kata-kata. Ada wanita berseragam Departemen Hukum berada di dekapan pria itu. Siap di cekik jika Harry gegabah mengambil tindakan.

"Lepaskan wanita itu!" pinta Harry sama sekali tidak ada etika meminta yang baik. Masalah seperti ini, status musuh tetaplah musuh.

Pria itu tertawa dan makin mengkencangkan tangannya di sekitar leher. "Targetku dan kawan-kawanku bukan dia, tapi kau dan Kementerian ini!" dusss.. dan ia menghilang. Wanita yang dicekiknya langsung lemas terduduk.

"Menyebar, pria itu tak sendiri. Perketat pengamanan dan perintahkan semua karyawan untuk mempersiapkan tongkat mereka sebagai senjata perlindungan!"

Dan ternyata, pria misterius itu tidak sendirian. Muncul wajah-wajah lain dengan serangan mantera bertubi-tubi ke suluruh Kementerian. Tidak lagi berwujud asap, tapi mereka menunjukkan wujud mereka.

Ron berlari mendekati Harry dengan napas terengah-engah, "ada yang terbunuh di Departemen transportasi, Harry. Ini keterlaluan, siapa mereka?"

"Mereka pengikut Voldemort yang berhasil melarikan diri dulu. Mereka menuntut balas atas kematian Tuan mereka, Ron," kata Harry.

Would You Still Love Me the Same? (a Harmony fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang