"Bagaimana dengan Vigor?"
"Vigor?"
Harry mengernyit menimbang lagi usulan Hermione. Usulan kelima setelah Gale, Fane, Gavyn, dan Deriel. Mereka harus saling berteriak mengingat Harry sedang sibuk membersihkan jenggotnya di kamar mandi sementara Hermione duduk bersandar di ranjang kamar mereka.
"Ah ha, terdengar hebat, bukan?" kata Hermione sambil melanjutkan membaca lembar buku berjudul Nama-Nama Indah dan Hebat untuk Buah Hati Tercinta, yang baru ia beli. Di lembar selanjutnya mulai masuk ke bagian nama-nama berawalan huruf W.
Suara air kran memancar deras semakin menyamarkan suara Harry dari kamar mandi. Hermione memilih membaca nama-nama lain sebelum Harry kembali masuk ke kamar dengan wajah lebih fresh. "Atau kau ingin memberi nama mereka dengan nama orang-orang yang kita kenal lagi?" Hermione menutup bukunya. Harry masuk.
"Ahh aku rasa tidak. Kali ini aku ingin lebih kreatif untuk menamai anak-anakku," Harry mengecup perut Hermione cepat, mengucapkan selamat pagi kemudian duduk di sisi Hermione dengan senyuman terindahnya.
Mereka sampai tertawa. Untuk urusan nama, Harry memang tidak kreatf. "Sebenarnya aku sudah memikirkan nama-nama untuk mereka berdua. Kita butuh stok banyak untuk nama laki-laki dan perempuan. Paling tidak dua untuk laki-laki dan dua untuk perempuan,"
Sejak diketahui mengandung janin kembar, sampai di beberapa pemeriksaan selanjutnya, jenis kelamin kedua calon Potter kecil itu belum juga diketahui. Meski posisi keduanya di dalam rahim Hermione sangat bagus, kedunya seperti malu-malu untuk menunjukkan apa yang bisa dikenali dr. Sophia untuk menebak gender mereka.
Lelah karena tidak pernah berhasil mengetahuinya, Harry dan Hermione sepakat untuk tidak mencari tahu lagi dan memilih menjadikan kejutan saat keduanya lahir. "Aku sempat berpikir untuk memilihkan nama yang berawalan dengan huruf H. Ya, H," tutur Harry kini membuka buku yang sudah Hermione letakkan di sisi bantal.
"Kenapa huruf H?"
"Karena namaku dan namamu sama-sama berawalan dengan huruf H." Harry menutup lagi buku di tanganya, "kita bisa menamai mereka Hamish atau Halbert untuk laki-laki, atau Hailey atau Hilda untuk perempuan. Terdengar kuat juga, bukan?" mata Harry berbinar. Puas.
"Or Hedwig?" usul seseorang dari balik pintu kamar. "Tapi kalau perempuan aku ingin namanya dari nama bunga, sama sepertiku," Lily memajukan kursi rodanya.
"Lily? Kok bisa di atas? Kau bi—"
"Aku yang membawanya naik, Uncle.. Hi, semua, morning!!"
Teddy menyusul Lily masuk dari belakang. Saat melihat sang anak baptis datang, Harry bangkit dari atas ranjang langsung memeluknya. Sepagi ini Teddy sudah mampir. "My boy, kenapa kau datang, bukannya—"
"Bagaimana sih, Uncle? Tak suka, ya, aku mampir?" Teddy cemberut. Rambutnya berubah kelabu. Hermione dan Lily sampai terbahak, bahkan Hermione merasa kembali 'basah' karena terlalu kuat tertawa. Semakin tua usia kehamilannya, semakin sering pula ia kencing di celana tanpa bisa ditahan lagi.
"Bukan begitu, Ted. Tumben pagi-pagi kau sudah datang. Sekalian ikut sarapan bersama, yuk," Hermione pelan-pelan bangkit. Ia meringis merasakan tendangan di perutnya.
Teddy mengangguk, "itu dia yang aku cari, Aunty!" serunya bahagia.
Di dapur, Hermione sibuk dengan berbagai macam bahan untuk membuat omelatte. Memasukkan telur, susu, serta bumbu-bumbu dalam satu bowl berukuran sedang dan mengocoknya. Sementara di sisinya sudah siap berbagai potongan daging asap, paprika, jamur, dan parutan keju. Saat ia memarut keju di meja dekat bak cuci piring, tiba-tiba sesuatu yang menekannya dari dalam terasa menghentak dan menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Still Love Me the Same? (a Harmony fanfiction)
Fanfiction"Anak yang akan lahir itu akan menanggung kecerobohanmu!" Hermone membuat 'kesalahan besar' yang mengantarkannya bersatu dengan cinta sejatinya, Harry Potter. Mengantikan posisi Ginny di hati Harry dan ketiga anaknya. Dan kesalahan itu, Li...