15. Contraction

1K 87 2
                                    

Untuk ketiga kalinya, Lavender menepuk pipi Ron untuk membangunkan suaminya. Tidak ada respon hingga lima menit. Lavender tak patah arang, ia mengeluarkan mainan dari laci berbentuk laba-laba lucu dan meletakkannya di pipi Ron. Cara paling ampuh yang ia dapatan dari toko George.

Syuttt!! Tangan Ron refleks memegang benda asing yang menempel di pipinya. Dan..

"Bloody hell!! Apa-apaan kau, Lav?" Ron memekik ketakutan.

"Won-Won sayangku, kau benar-benar tukang tidur. Ayo, kita ke rumah Harry sekarang!"

Lavender membuka lemari pakaiannya dan mengeluarkan beberapa potong pakaiannya dan pakaian Ron. Menjatuhkannya ke atas ranjang dan bergegas mencari sesuatu yang sekiranya dibutuhkan. "Ada apa ke rumah Harry? Sudah pagi, ya?" Ron melirik ke arah jam di dinding kamarnya. "Gila, ini masih jam 2. Mau apa kita ke sana. Aku tak mau menganggu urusan kamar Harry— ouch!" tepat di mukanya mendarat celana panjang hasil lemparan Lavender.

"Jaga mulutmu! Kita harus melihat Lily," kata Lavender mulai garang.

"Lily? Di sana, kan, ada Harry dan Hermione. Lily kumat lagi?"

Lavender langsung berbalik dan duduk di sisi Ron, membelai pipi Ron lembut sambil berkata, "Lily masih tidur, dan sebelum dia bangun kita harus ke sana segera. Harry dan Hermione tidak ada di rumahnya."

"Tidak ada? Darimana kau—"

Plakk.. Lavender menampar pipi Ron, namun tidak terlalu keras. "Kau benar-benar tak mendengar pesan potranus Harry tadi? Demi celana Merlin, ketuban Hermione pecah, dan Harry membawanya ke rumah sakit Muggle. Mereka tidak sempat membawa Lily juga. Dia masih tertidur. Jadi kita diminta untuk menemani Lily sementara sampai pagi nanti kita mengajaknya ke sana. Jelas?"

Ron hanya bisa memanggut-manggut paham dan langsung bergegas mengambil pakaian gantinya.

***

"Kau pucat sekali, sayang?"

Suara lembut itu membangunkan Lily dari tidurnya. Kepalanya tiba-tiba sakit. Berat sekali untuk berdiri. Matanya terbuka dan mendapati Lavender sudah berada di sisi ranjangnya. "Aunty Lavender? Selamat pagi," sapa Lily serak.

"Selamat pagi, sayang. Kau mau sarapan dulu atau mandi dulu?" Lavender menawarkan pada Lily dengan menunjukkan pakaiannya dari dalam lemari dan menunjuk ke arah pintu.

"Ahh.. tapi maaf sebelumnya, kenapa Aunty ada di sini? Mom dan Dad?"

"Ow, begini, sayang. Semalam Dad membawa Mom ke rumah sakit—"

"Rumah sakit? Mom kenapa?" tanya Lily panik.

Bukannya menenangkan, Lavender tertawa.

"Mom merasa akan segera melahirkan, sayang. Karena panik, Dad tidak sempat mengajakmu juga karena semalam kamu masih tidur. Jadi Dad berpesan untuk menemanimu sampai bangun. Setelah kau siap, Aunty akan hubungi Uncle Ron di rumah sakit untuk menjemput kita di sini untuk melihat keadaan Mom," ujar Lavender menenangkan Lily. Ia membenarkan rambut Lily yang acak-acakan dengan jarinya.

Badan Lily panas. Dahi Lavender mengkerut, "badanmu panas, Lils. Kau tak enak badan?" tanya Lavender panik.

"Ahh tidak, Aunty. Ini biasa tiap aku bangun tidur."

"Tapi wajahmu pucat, sayang!"

Lavender membantu Lily duduk. "Hanya pusing, sebentar lagi juga hilang. Jangan khawatir. Aku akan mandi dulu," kata Lily. Ia tersenyum mencoba membuat Lavender tidak khawatir.

"Aunty bantu?"

Lily menggeleng, "aku biasa sendiri. Mungkin tolong siapkan bajuku saja, aku tak bisa mengambilnya sendiri," ujarnya dengan mata berair. Rasa sakit itu semakin menyiksa.

Would You Still Love Me the Same? (a Harmony fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang