15. Lembaran kelima

871 47 2
                                    



"Aku tidak ingin dan Aku.." jawabnya singkat masih menatapku, namun padangannya seperti orang melamun.

"Tapi kau butuh, sepertinya mulai belajar mencintai sekarang tidak buruk?" jawabku memotong ucapanya. Aku merasa seperti motivator cinta *EAAKK...

"Belajar mencintai?" tanyanya lirih.

"Belajar mencintaiku"

.

.

.

.

.

.

.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dear diary,

Cinta? Lagi?

Kenapa harus ada cinta jika hanya membenci?

Kenapa membutuhkan cinta jika tidak ingin?

Kenapa mengharap cinta jika akhirnya dihilangkan?

Mei 2016

Kau bahkan tak mengenalku, tapi tertarik padaku.

Belajar mencintaimu? Mungkin kau sudah gila.

Memangnya apa yang kau harapkan dari orang yang cenderung benci cinta sepertiku.

Jika kau mengenalku mungkin kau malahan menjauhiku.

Aku, Hyuuga Hinata.

Boneka ayahnya yang mendekatimu karena ayahku,

Gadis dengan pengalaman cinta pertama yang buruk,

Dan selalu dalam bayangan masa lalunya.

'srek' gesekan terakhir bolpoin dengan taman setiaku, buku harian.

'bukankah begini harusnya?, misiku menjadi lebih muda? Tapi entah kenapa saat aku akan menjawab iya aku berpikir itu salah. Apa yang salah jawabanku atau alasanku?' batinku setelah percakapan saat disekolah. Sedankan sekarang aku sedang di perusahaan, menyelesaikan berkas-berkas membosankan 'cenderung' mengerikan bagi gadis seumurannya dengan melamun.

SASUKE POV

"Hah... kenapa rencana Aniki (kakak) tidak ada yang berhasil" tanyaku di depan kakakku, Uchiha Itachi yang asik menonton televisi dengan memakan cemilan.

'Dasar' tambahku kesal.

"Rencana yang mana?"

'Shit.' Umpatku dalam hati.

"Hyuuga Hinata"

"Oh... kenapa? Semua mantan pacarku yang sifatnya cuek berhasilku dapatkan"

"Di.a. ber.be.da. Ba.ka. Ani.ki harus berapa kali kubilang" kataku dengan menekan suku kata tiap katanya di Dia berbeda.

"Langkah pertama buka percakapan yang to the point, bagianmananya yang gagal"

"Lanjutkan"

"Langkah kedua kalau kau ingin mendapatkan cintanya, kau harus tau sudut pandangnya tentang cinta"

"Gagal"

"Hah? Memangnya apa opininya?"

"Cinta seperti kotak Pandora" jawabku menatap Itachi datar.

"WHAT THE ..." ucap Itachi dengan ekspresifnya a.k.a lebay.

"Mengerikan sekali opininya, kalau seperti itu memangnya kau mau mendekatinya menggunakan boneka chaki sebagai pengganti teddy bear?! Baiklah lewati langkah kedua" Lanjut Itachi.

"tch, bertanya sendiri dijawab sendiri" gumamku pelan.

"Langkah ketiga lansung ungkapkan cinta, karena pasti tidak mempan kalau digombali" kata Itachi menghiraukan sindiranku.

"Dia diam saja."

"APA?????! Seharusnya dia menjawab walaupun hanya untuk memarahi, sepertinya kau tidak punya harapan Sasuke" kata Itachi dengan nada dibuat prihatin padahal kelihatan sekali kalau dia ingin tertawa.

Langsung saja kutinggalkan pergi dia menuju kamar.

Memang seharusnya aku tidak meminta sarannya.

.

.

.

.

FLASHBACK

Tiba-tiba Itachi duduk ditepi meja belajar adiknya, padahal jelas-jelas adiknya sedang meletakkan kepalanya di atas meja tersebut.

"Sepertinya kau ada masalah"tanyanya melihat wajah aneh adiknya.

"Hn" jawab Sasuke tidak jelas.

"Kalau kau ada masalah kau bisa cerita padaku" lanjutnya.

�-z��k�

.

.

.

.

.

TBC

NB: Maraton dalam versiku itu mungkin 1 minggu sekali lo.. dan voment mempengaruhi

Mohon Voment

Arigatou.

Jaa ne.

Maaf typo bertebaran, tolong dikoreksi di comnt typo biar direvisi :-D.

Bagian selanjutnya mungkin di private, saran dari temanku ada *sesuatu* jangan nethink.

Maaf ya... gak diteruskan baca juga gak papa.

Buku HariankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang