Seminggu.
Setelah aku mengungkapkan untuk mencoba mencintainya.
Aku sudah mengira hidupku akan berubah. Tapi tidak sedrastis ini...
Ah ...
Aku tidak mengira dia akan seposesif ini. Bahkan dengan lantang ia mengumumkan bahwa Hyuga Hinata sekarang not available. Dikira aku apa.
Bagaimana dia bisa berubah cerewet?
Bukannya dia irit bicara?
Tapi masalah sebebarnya bukan itu. Masalahnya gara-gara kelakuannya yang selalu berdekatan denganku aku jadi selalu memikir kannya. Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan.
Aku memang kesal dengan dia. Tapi entah mengapa aku tidak membencinya. Ini bahaya, sepertinya ada yang salah denganku.
Sudah biarkan sajalah si-Sasuke ini. Sekarang aku harus fokus dengan dokumen-dokumen yang entah kenapa semakin kubaca sepertinya semakin banyak bukannya berkurang?.
Saat aku sedang fokus membaca tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu ruanganku.
Awas saja kalau yang mengetuk pintu ruanganku tidak ada urusan penting, akan ku marahi habis habisan dia.
Kulihat jam tanganku. Ini jam makan siang, mungkin sekertarisku mengingatkan makan.
"Masuk" ucapku datar.
"Kenapa tidak makan, ini jam makan siangkan" ucap seorang pria, dengan suara bassnya melangkah mendekatiku.
"Panjang umur"gumamku pelan melihat orang yang baru saja kupikirkan ternyata datang ke kantorku.
"Apa?" ucap Sasuke. Yang sepertinya mendengar gumamanku.
"Tidak ada" ucapku senormal mungkin. Bisa kegeeran dia.
"Kau memikirkanku ya..." ucapnya dengan menyeringai. Dan duduk di depan mejaku.
Uh.. Bagaimana dia bisa mendengarnya. Lebih baik kualihkan saja.
"Bagaimana kau bisa masuk ke kantorku?" ucap Hinata.
"Itu mudah. Sebutkan saja namaku. Lagipula Hyuuga Uchiha kan mitra kerja." jawabnya dengan nada bangga.
"Sekarang ayo makan siang. Hari ini kan sekolah diliburkan. Kamu masih sibuk? Setelah ini" tanyanya dengan memandangi ruanganku.
"Kenapa?" tanyaku melihat sifatnya yang ganjal.
"Apanya?" tanyanya menatapku heran.
"Kau tidak seperti biasanya?" jawabku.
Ah, aku salah. Kenapa juga kujawab begitu, secara tidak langsung aku mengatakan kalau aku sering memperhatikannya.
"Kamu tahu kita sudah pacaran berapa lama?" tanyanya tiba-tiba menatapku intens.
"Baru seminggukan?"
"Bagaimana kalau kita merayakan anniversery?" tanyanya pelan.
Mungkin dia takut kalau aku menolaknya mengingat sifatku sebelum dan sesudah pacaran tidak berubah. Hanya sekarang aku jadi sering memperhatikannya. Ia sadari atu tidak.
"Oke, setelah aku menyelesaikan sedikit dokumen di depanku, kemudian makan siang, kita bisa pergi" ucapku panjang lebar. Melihat Sasuke yang sekarang menatapku tidak percaya aku hanya tersenyum tipis dan kembali datar.
Tiba-tiba Sasuke mengedipkan matanya beberapa kali. Dan fokus menatapku.
"Rahasia, semoga saja kau suka. Baiklah mau kubantu?" tawarnya menatap dokumen didepanku.
"Tidak perlu ini kurang sedikit. Minum?" tanyaku bersiap mengangkat telepon memesankan minum.
"Tidak perlu" ucapnya menopang kepalanya dengan sebelah tangan dan menatapku.
Sebenarnya aku risih merasakan dia yang terus melihatku. Pikiranku jadi tidak fokus, sudahlah lagipula tinggal sedikit biarkan saja dia sebentar.
.
Sret...
Goresan tinta terakhirku akhirnya selesai.
"Ayo makan" ajakku berdiri di depannya, hanya dibatasi meja.
Ia ikut berdiri.
"Ayo" secara alami ia menggenggm tanganku. Dan sekarang pipiku tiba-tiba memanas. Memang aku sudah sering bergandengan dengannya sejak pacaran. Tapi tetap saja memalukan.
Merasakan tangannya yang lebih besar dari tanganku, aku jadi merasa mungil. Anehnya, Aku merasa terlindungi.
"Hinata"
Aku baru sadar, aku melamun sejak tadi.
"Kenapa ke basement?" ucapku melihat mobil-mobil terparkir rapi. Bukannya tadi mengajakku makan, kenapa tidak ke kantin?
"Makan di luar saja ya?" tanyanya menunggu persetujuanku.
"Baiklah" jawabku singkat mengingat aku tidak ada janji hari ini.
Kutarik tangannya lebih dulu, melihat mobil berwarna hitamnya sudah dekat.
Tiba-tiba tangan sasuke mengeratkan genggamannya.
"Ada apa? Itu mobilmu kan" tanyaku heran. Mana mungkin aku salah kan? Ditaruh dimana mukaku nanti.
.
.
.
.
"I..iya hanya saja... Ah lupakan"
Jawabnya gugup dan buru-buru masuk ke kursi kemudi setelah melepaskan tangan kami.
Aku juga segera membuka kursi di sampingnya dan duduk.
Baru beberapa meter dari kantor, aku sudah mengatuk.
Mengingat aku susah tidur beberapa hari ini, jadi sekarang aku sangat lelah. 'Tapi inikan di mobil sasuke.' ingatku mencoba tidak tidur.
Beberapa saat kemudian kesadaranku menghilang.
"Hinata, kita sudah sampai"
Kudengar, suaranya pelan. Sebenarnya dia niat membangunkan, atau meninabobokan ku lagi. Tapi karena terbiasa bangun mendengar suara sekecil apapun, aku terbangun.
Sedikit mengedipkan mata membiasakan mataku dari cahaya.
"Dimana?" gumamku. Melihat sekeliling.
"HAh?"
.
.
.
.
Oke segini dulu ekstra partnya.
Akhirnya begitu, Karena saya buruk membuat romance *aduhmaafkansayaketahuandeh
Jadi kalian bisa membayangkan dulu, tapi kalau mau ada extra 2 sudut pandang Sasuke... Updatenya lammmmmaaaaa...
Maafkan jika tidak memuaskan
Arigatou
Jaa ne
Nb : tanggal update ke 2 tidak tentu. Berhubung saya disibukkan persiapan ujian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harianku
أدب الهواةHanya kehidupan yang kutuliskan dalam buku harianku Sasuhina