Part 5: Saver

7.2K 362 2
                                    

***

Pria itu perlahan-lahan mendekatkan kepalanya dengan wajah Alice yang jatuh tertidur di atas kasur Jason. Gadis itu masih saja tertawa sampai akhirnya Jason bersikap serius dan gadis itu pun berhenti tertawa melihat wajah Jason yang begitu dekat dengannya. Mata coklatnya dan hidungnya yang mancung bisa dilihatnya dengan jelas. Hanya beberapa senti saja hidung Jason bisa menyentuh hidung Alice. Tangan Jason berada di wajah Alice sekarang. Ibu jarinya mengusap kulit wajah Alice yang halus dan putih dengan lembut.

Pria itu memiringkan kepalanya dan mendekat, semakin dekat, keduanya memejamkan matanya dan beberapa detik kemudian bibir Jason mendarat di atas bibir Alice. Melumatnya dengan penuh nafsu. Lama kelamaan ciuman mereka bertambah panas dan bibir Jason sudah sampai ke leher Alice. Menciumnya dan bahkan menggigitnya. Alice tertawa keras menahan geli di lehernya akibat sentuhan bibir Jason.

BRUK! Tiba-tiba saja pintu kamar Jason terbuka lebar. Reflek Jason langsung melepaskan ciumannya dan melihat ke arah belakang. Dan yang berdiri di depan pintunya adalah kakaknya yang sudah menahan marah.

Justin. Pria itu berjalan ke arah Jason dan sudah siap memukul wajah adiknya yang berbuat tidak baik dengan seorang perempuan yang wajahnya terlihat tidak asing bagi Justin. Kepalan tangannya -Justin- siap meninju Jason yang setengah mabuk. Dalam hitungan detik, tangan Justin berhasil melayang ke arah muka Jason dan memukulinya habis-habisan sambil mengeluarkan kata-kata kotor.

Mendengar keributan itu, seorang laki-laki bertubuh lebih pendek sedikit dari Jason dengan rambut berponi datang dengan wajah yang sangat khawatir. Alice yang sudah sangat lelah tidak peduli dengan perkelahian di antara Justin dan Jason.

"Justin! Stop it! Itu nggak akan menyelesaikan masalah! Jason sedang mabuk!" seru adik kembar dari Justin dan Jason yang bernama Drew.

"Sudahlah diam! Sekarang kamu bawa aja gadis itu ke kamarku!" balas Justin masih mengurusi Jason yang belum juga sadar. Mereka berdua masih tinju meninju satu sama lain.

"Ugh!" Drew menuntun Alice menuju kamar Justin yang ada di bagian pojok berada tepat di depan kamar Derek -adik ke tiganya-.

-SKIP-

***

Keesokan harinya. Minggu.

Alice membuka matanya perlahan dan merasakan ada yang berbeda dengan ruangan yang di tempatinya saat ini. Bukan, ini bukan kamarnya. Dan dia masih menggunakan selimut tebal itu. Dingin. Kasurnya sangat enak dan nyaman ditiduri. Jendela besar yang ada di pojok kiri ruangan memancarkan sinar matahari yang membuat suhu ruangan sedikit hangat. Alice masih mengingat-ingat kejadian yang ia alami semalam. Sangat sedikit yang bisa ia ingat. Hanya saat Jason dan Brittany mulai minum dengannya dengan tidak sadarkan diri. Kepalanya sangat pusing sehingga dia tidak bisa berpikir jernih. Ia bahkan masih memakai pakaiannya semalam yang sudah berbau alkohol bercampur parfum dan keringatnya. Ew menjijikkan.

Gadis itu merubah posisi tidurnya menghadap ke arah yang berlawanan. Dia hampir saja berteriak saat melihat pria tanpa baju di sebelahnya sedang tertidur dengan tenang. Ya, sama sekali tidak memakai baju. Memperlihatkan ke enam pack-nya dan dadanya yang bidang. Alice merasa tidak asing dengan pria itu.

"AAAAAAA!!!!" Alice berteriak sekencang-kencangnya walaupun suaranya masih serak dan kepalanya masih pusing. Pria itu terbangun dengam wajah yang kesal.

"What happen?" tanyanya sambil duduk. Alice pun ikut duduk sambil memegangi kepalanya.

"No no no. Kamu harus istirahat," kata pria itu sambil menidurkan Alice kembali.

"Justin! Kenapa aku bisa ada di sini?! Apa yang kamu lakukan padaku?!" tanya Alice curiga. Justin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menceritakan kejadian semalam yang membuat Alice tidak percaya. Gadis itu menutup mulutnya dengan tangannya. Tapi dia masih bersyukur karena Jason belum mengambil keperawanannya.

"And i'm sorry i was late tonight. Seharusnya aku lebih dulu menyelamatkanmu sebelum Jason melepas pakaiannya. Ugh shit!" ucap Justin.

"It's okay Justin. Seharusnya aku yang berterimakasih padamu. Thank you so much Justin. Aku nggak tau apa yang akan terjadi selanjunya kalau kamu nggak menyelamatkanku," ucap Alice sambil memegang lengan Justin yang ada di sebelahnya. Justin hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Dan..bajumu...,"

"Ya, i know. Sangat bau. Menjijikkan," kata Alice menyadarinya sendiri.

"Maaf aku nggak menggantinya tadi malam. Karena ya...aku nggak--"

"Nggak, nggak apa-apa. Memang seharusnya kamu nggak menggantinya," potong Alice yang lalu ingin berdiri menjauh dari Justin. Gadis itu mengambil ponselnya yang ada di atas meja kecil sedang ter-charge. Dia ingat dengan Alex kakaknya. Pasti sangat khawatir.

Alice menyalakan ponselnya lalu mencari kontak Alex dan menelponnya. Gadis itu menunggu jawaban dari kakaknya sedangkan Justin hanya melihat tubuh gadis itu yang terlihat belum bisa berdiri tegak.

"Alice!" seru kakaknya dari seberang sana, terdengar antara marah dan khawatir. Tubuh Alice bergetar takut jika kakaknya itu memarahinya apalagi kalau dia mengadu dengan orang tuanya. Rasanya ingin menangis saat mengingat orang tuanya -Alice- yang sedang susah payah mencari uang jauh di luar sana.

"Hey Alex,"

"Where have you been, huh?" tanya Alex.

"Aku ada di rumah temanku. Maaf nggak mengabarimu. Kami punya pesta tidur semalam," kata Alice berbohong. Bukan apa-apa. Dia hanya tidak mau mengecewakan kakaknya.

"Really? Kamu harus pulang sekarang, karena kamu mempunyai banyak urusan denganku," kata Alex lalu menutup teleponnya begitu saja. Alice masih mematung di depan meja kecil itu lalu melangkah ke arah Justin.

"Kamu punya baju seukuranku nggak?" tanya Alice menyadari bajunya yang sudah berbau alkohol. Dia tidak mungkin pulang dengan keadaan seperti itu.

"I don't know. Ku pikir aku punya baju perempuan," ucap Justin lalu berjalan ke arah lemarinya mencari-cari sebuah kotak yang berisi baju. Alice juga tidak tau asal usul kotak berwarna ungu yang dikeluarkannya itu.

-To Be Continued-

----------------

Makasih banyak buat yg udah baca.

Maaf kalau banyak typo di dalam ceritaku.

Dan pervy beliebers, i see you all =))

Hope you like it! Dan jangan lupa vote ya ;) thanksss

Much love, alifa <3

Lovers (Justin Bieber Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang