Part 29: Final Rule

4.6K 288 4
                                    

***

28 Desember 2013

"Aku turut berduka atas kematian Rachel kemarin," ucap Drew. Mereka -Justin dan Drew- juga sudah pulang dari Paris karena mendengar kejadian kecelakaan yang dialami oleh Rachel.

"Aku nggak menyangka," gumam Justin.

"Aku juga nggak menyangka bisa secepat ini. Dia masih punya umur yang panjang," balas Drew. Mereka sedang bersantai di sofa.

"Seharusnya, kalau takdir mengatakan begitu," kata Justin sambil menunduk, Drew mengelus-elus punggung kakaknya itu.

"Oh ya Just, sepertinya aku harus pergi sebentar,"

"Ke mana?"

"Menemui Caroline!" seru Drew yang sudah sampai di ambang pintu. Justin hanya memutar bola matanya. Sedetik kemudian, Alice sudah muncul dipikirannya lagi.

"Aku ikut!" seru Justin dan langsung menyusul Drew.

--

Sedari tadi gadis itu hanya duduk di pinggir kasurnya dan menatap ke luar balkon sambil melamun. Ia masih terus menyalahkan dirinya atas kejadian kemarin. Membayangkannya saja sudah membuatnya frustasi.

Dia hanya bisa menjambak rambutnya untuk melampiaskan kekesalannya. Pada saat-saat terakhirnya, Rachel malah disuguhi dengan sakit hati melihat pesan singkat antara pacarnya dan Alice. Sebenarnya Rachel tahu Justin mencintai gadis itu, tapi dia malah melanggar janji yang sudah dibuatnya. Dia hanya menginginkan cinta Justin.

Tak lama kemudian, seseorang mengetuk pintu kamarnya beberapa kali dan langsung masuk tanpa ijin. Dia duduk di sebelah Alice yang terlihat kacau dan langsung memeluknya.

"Alice, hentikan semua ini. Bisakah kamu tidak menyalahkan dirimu terus menerus? Ini adalah takdir Tuhan," ucap Justin, masih memeluk gadis itu.

"Lepaskan aku. Aku sedang ingin sendiri," balasnya dengan nada yang datar.

"Aku nggak akan melepaskanmu sebelum kamu menerima kenyataan ini," kata Justin. Alice malah menangis di pundaknya.

"Apa kamu yakin kalau Rachel dan Tuhan udah memaafkanku?" tanya Alice yang masih terisak.

"Tentu Al, tentu," jawab Justin lalu melepaskan pelukannya. "Dengar, kejadian kemarin adalah takdir. Tuhan yang menginginkannya dan kamu nggak bisa memungkirinya. Rachel udah tenang di sana, jangan tangisi dia lagi."

"Oh ya, aku mau mengajakmu ke suatu tempat. Ayo," kata Justin sambil menarik tangan gadis itu.

--

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di tempat yang menjadi tujuan mereka. Alice terlihat bingung karena belum pernah memasuki kawasan yang dituju Justin. Tapi dia tetap diam dan mengikuti langkah Justin dari belakang walaupun tangan mereka masih berpegangan.

"Justin, kita di mana?" tanya Alice begitu Justin mengajaknya duduk di bawah pohon rindang berjenis akasia tersebut. Di depannya terdapat sebuah danau yang airnya sangat jernih.

"Indah bukan?" Justin balik bertanya. Gadis itu hanya mengangguk kecil.

"Aku menemukan tempat tersembunyi ini sejak aku masih SMA. Saat aku dan teman-temanku sedang bermain sepak bola," lanjutnya sambil menyenderkan kepala Alice di pundaknya.

"Apa Rachel pernah ke sini juga?" tanya Alice sambil menatap Justin.

"Enggak, dia belum pernah," jawabnya sambil menggeleng. "Aku rasa dia lebih suka mall atau semacamnya daripada tempat ini," komentar Justin sambil menatap ke arah danau, Alice terkekeh.

Lovers (Justin Bieber Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang