Part 6: Drew Bieber

7.7K 360 9
                                    

***

Alice menuruni tangga rumah Justin yang sangat besar dengan baju yang diberikan Justin. Pria itu terpana melihat Alice dari ruang televisi. Rambut coklatnya yang ikal sepunggung dipadukan dengan dress putih selutut dan flat shoes coklatnya membuat gadis itu terlihat lebih segar dan anggun.

Alice hany tersenyum melihat pria itu yang terus memperhatikannya berjalan sampai duduk di sebelahnya. Mengetahui itu, Alice menepuk-nepuk paha Justin yang hanya dilapisi dengan celana pendek jeans dan masih saja belum memakai bajunya.

"Justin, hey," panggil gadis itu membuat Justin menggelengkan kepalanya sebentar untuk memperjelas pandangannya dan pikirannya yang entah melayang ke mana.

"Ya?"

"Kamu...nggak memakai baju?" tanya Alice. Suasana menjadi agak sedikit awkward. Justin menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Uh, pagi ini memang sedikit panas," kata Justin sambil mengerutkan dahinya. Gadis itu hanya bisa mengangguk-angguk tidak mengerti karena ia merasa sama sekali tidak kepanasan pagi itu. Alice mengerutkan dahinya saat melihat beberapa memar yang baru disadari Alice ditubuh dan wajah Justin.

"Are you okay Just? Kenapa wajahmu memar-memar?" tanya Alice sambil memegang pipi -dekat dengan bibir Justin-. Pria itu hanya meringis kesakitan.

"Ini...umm, cuma sekedar memar biasa kok. Besok juga sembuh," kata Justin. Alice menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tau bahwa itu adalah memar bekas tinjuan.

"Aku tau kamu berkelahi. Jangan bilang dengan Jason semalam?" tebak Alice lalu diikuti dengan dengusan kerasnya. Gadis itu berdiri lalu menuju dapur rumah Justin.

Alice melihat ada seorang laki-laki dengan kaos hitam polos dan celana pendek coklatnya sedang memasak sesuatu. Gadis itu tetap melanjutkan mencari sebuah baskom dan sapu tangan. Pria itu menengok ke arah Alice yang kebingungan karena memang baru sekali itu dia memasuki dapur mewah Justin. Ia hanya berdehem lalu berjalan mendekati Alice dan meninggalkan sementara masakannya.

"Alice kan?" tanyanya. Gadis itu mengangguk agak bingung. "Aku Drew, Drew Bieber. Adik ke dua dari Justin," sambungnya membuat Alice berpikir semakin rumit ada berapa sebenarnya adik Justin. Dan bahkan dia tidak tau Justin mempunyai beberapa adik.

"Jadi, Justin sebenarnya punya berapa adik?" tanya Alice sambil berdiri di sebelah Drew yang sedang memanggang daging.

"Tiga," jawab Drew santai membuat Alice memelototkan matanya. Gadis itu nggak menyangka kalau seorang Justin mempunyai tiga adik dan...yang belum ia ketahui bahwa ketiganya memiliki wajah yang mirip dengan Justin alias kembar.

"Bisa kah aku mendapatkan sebuah baskom dan sapu tangan?" tanya Alice sopan dan laki-laki di sebelahnya itu hanya mengangguk sambil tersenyum lalu meninggalkan Alice sebentar setelah mematikan kompornya. Tak lama kemudian, Drew datang membawakan apa yang dibutuhkan Alice.

"Thanks," ucap Alice yang sudah setengah jalan akan keluar dark dapur.

"Alice!" panggil Drew. Gadis itu langsung menghentikan langkahnya dan berbalik. "Umm, mungkin lain kali kita bisa mengobrol lebih banyak? Karena aku tau kamu sibuk hari ini dan...yah, mungkin keluargamu mengkhawatirkanmu," kata Drew agak sedikit malu mengatakannya. Tentu saja, karena dia baru mengenal Alice dan gadis itu juga terlihat menarik dimatanya. Drew tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu.

"Uh, haha, okay," balas Alice singkat. Gadis itu merasa canggung ketika melihat Drew mengatakannya dengan salah tingkah.

Alice segera berjalan menuju ke arah Justin yang masih duduk sambil menonton televisi di sofa yang tadi. Gadis itu meletakkan baskom yang berisi air dingin di atas meja di depannya yang membuat Justin menaikkan sebelah alisnya.

Gadis itu lalu memasukkan sebuah sapu tangan ke dalam baskom itu lalu memerasnya dan mengusapkannya pada Justin. Di bawah dekat bibirnya. Justin sedikit kaget melihat apa yang dilakukan Alice. Bahkan Rachel tidak pernah melakukannya saat Justin terluka.

Pria itu beberapa kali menggigit bibir bawahnya karena sakit. Tapi saat melihat wajah Alice yang begitu polos otot-otot pipinya tertarik ke belakang membentuk sebuah senyuman dan lesung pipi di kanan dan kiri pipinya yang samar-samar terlihat.

"Alice," panggil Justin yang sebenarnya grogi. Gadis itu mendongkakkan kepalanya, sangat dekat dengan Justin. "Thank you," sambung Justin.

"No problem," balas Alice lalu melanjutkan mengobati Justin. Tapi tiba-tiba saja pria itu menjauh saat ia mengingat sesuatu.

"Ada apa?" tanya Alice sambil mengerutkan dahinya. Beberapa detik kemudian bel rumah Justin berbunyi beberapa kali menggema di seluruh ruangan.

"Aku..akan membukakan pintu dulu," kata Justin lalu berjalan meninggalkan Alice di situ. Sementara Justin pergi, Alice memberesi barang-barang yang diambilnya dari dapur tadi yang dipakainya untuk mengobati Justin.

Justin melangkah menuju pintu masuk yang sangat besar itu. Gadis berambut coklat lurus sepunggung dan mata coklat pekat itu berdiri di depan Justin dengan senyuman manisnya. Kemeja hitam dan hot pants membalut tubuhnya. Sangat serasi dengan kutek kukunya yang berwarna hitam.

"Hi baby!" ucap Rachel langsung memberi pelukan pada Justin yang masih telanjang dada lalu mencium bibirnya sedetik.

"Hey. Um, kamu ke sini kok nggak bilang-bilang?" tanya Justin yang sedikit kaget dengan kedatangan Rachel.

"Aku hanya ingin memberimu sedikit kejutan," jawab Rachel dengan senyuman manjanya lalu bergelayutan ditangan Justin. Gadis itu langsung masuk tanpa permisi melewati Justin yang masih berdiri di depan pintu dan........

-To Be Continued-

---------------------

Thank you soooo much for the votes guys.

Maaf kalau ceritanya kurang bagus, i need your comments

Kalau kalian suka part ini tolong vote ya :)

Much love, alifa <3

Lovers (Justin Bieber Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang