"Den, ada telephone."
"Dari siapa bik?" tanya Vicky malas.
"Dari Amanda, Den."
"Bilang aja, Vicky sakit!" ujar Vicky.
Hari ini Vicky tidak masuk sekolah. Karena dia tidak tega meninggalkan ibunya. Kemarin, setelah ibunya berganti pakaian. Tiba-tiba ibunya pingsan. Dia pingsan karena terlalu lelah. Ibunya tidak bisa terlalu lelah, karena ibunya hanya mempunyai satu ginjal. Vicky juga tidak tahu mengapa begitu.
"Vicky." panggil Yuli lirih.
"Mama." Vicky langsung menyodorkan air putih
"Maaf 'kan mama nak, sudah menyusahkanmu!"
"Ini udah kewajiban Vicky ma." ucap Vicky lirih.
"Oh, ya papamu mana? Hm, apa dia sedang ada pekerjaan?"
"Enggak lama mama pergi dari rumah ini. Papa meninggal. Mungkin itu yang terbaik untuknya!"
"P-papamu meninggal? Itu pasti karena mama. Coba aja, saat itu mama tidak meninggalkanya. Mungkin, dia masih ada hingga sekarang." air mata Yuli pun tak terbendung. Mengingat kejadian itu.
"Gak ada yang bisa melawan takdir ma. Mau mama pergi atau tidak. Hal yang papa alami pasti terjadi. Karena Tuhan yang menentukan! Bukan kita."
Yuli memeluk anak semata wayangnya. "Kamu, anak yang baik nak. Mama udah ninggalin kamu. Tapi, kamu sama sekali tidak membenci mama." air mata Yuli terus mengalir. Hingga membasahi baju Vicky.
"Mana mungkin, Vicky membenci mama. Tanpa mama, Vicky nggak akan bisa menikmati dunia ini!" jelas Vicky "Oh, ya ma. Vicky mau beli obat mama dulu. Gak papa 'kan Vicky tinggal."
Yuli hanya mengangguk sembari tersenyum.
***
Amanda POV
Vicky kemana ya? Kok tadi nggak masuk sih? Padahal 'kan ada yang ingin gue tanyain! Gue telephone aja deh.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkaun. Cobalah beberapa saat lagi!"
Ish, Kok nggak aktif sih! Oh, ya. Gue 'kan punya nomor telephone rumahnya. Gue Coba deh!
"Halo, Vickynya ada?"
"Ini dari siapa?" pasti, ini pembantunya. Karena 'kan Vicky udah nggak punya mama.
"Ini, dari Amanda."
"Oh, Amanda. Vickynya lagi sakit non." hah, dia kenal gue. Apa Vicky sering cerita tentang gue?
"Hm, Vicky sakit ya! Ya udah bik, salam ya buat Vicky."
"Iya, Nanti bibi sampaikan."
Vicky sakit! Dan sampe gue masuk sekolah! Pasti sakitnya parah. Apa gue kesana aja ya? Iya gue kesana aja deh. Hitung-hitung silaturahmi. Tapi gue nggak tau rumahnya dimana. Oh, iya tanya Marcus aja.
*
Rumahnya besar banget! Ini bener 'kan alamatnya?
Ting...Tong
Mana sih lama banget! Satu kali lagi deh.
Ting...Tong...
"Maaf non, cari siapa ya?" tanya pria memakai baju satpam
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice
Teen FictionPilihan! Singkat namun tak berujung. Tuhan selalu memberi kita pilihan, yang membuat kita bingung untuk memilihnya. Begitupun yang dialami seorang gadis yang bernama Amanda Relita Putri. Satu kesalahannya dalam memilih pilihan, membuat hidupnya beru...