Enam Belas

41 3 0
                                    

Author POV

Sudah enam bulan Amanda tidak pulang ke rumah. Dan itu atas hasutan Flinn. Dan Amanda menuruti saja. Mungkin karena ia merasa nyaman jika didekat Flinn.

Flinn melakukan itu, hanya untuk membalas dendamnya kepada Vicky. Dengan cara, membuat orang yang dicintai Vicky menjadi rusak.

Flinn sukses melakukan itu. Ia sukses membuat Amanda rusak. Amanda sudah masuk kedalam jebakannya. Sekarang Amanda mulai terbiasa lagi dengan Alkohol dan diskotik. Dan parahnya Flinn mencekoki Amanda dengan narkoba.

Namun, bukan Amanda saja yang terjebak. Flinn juga begitu, Flinn terjebak pada perasaanya. Ia mulai mencintai Amanda. Ia jadi sulit untuk menyakiti Amanda terus-menerus.

***

Amanda sedang memandang bayanganya di cermin kamar apartement Flinn. Ia melihat dirinya yang sangat berantakan. Kurus, tak terawat, dan banyak luka lebam bekas suntikan obat terlarang.

"Lo adalah gadis yang paling bodoh didunia ini Mand. Paling bodoh. Liat diri lo sekarang. Diri lo rusak. Dan itu karena pilihan lo. Coba kalau lo nggak percaya sama bualan Flinn, lo nggak akan kayak gini Mand." Amanda berbicara dengan bayanganya sendiri. Ia frustasi dengan keadaanya sekarang.

"Flinn, lo udah ngenjauhin gue dari keluarga gue sendiri, dari orang yang gue cintai, lo juga yang bikin gue seperti ini. Dan sekarang apa? Gara-gara lo gue kena HIV." Amanda membanting foto Flinn, yang tegantung di dinding.

"Tapi gue nggak bisa ninggalin Flinn, gue nggak mau dia lahir tanpa ayah. Cukup, ini kesalahan gue. Jangan sampai dia kena imbasnya karena gue. AMANDA LO WANITA BODOH!" Amanda melempar kursi ke depan cermin. Hingga cermin tersebut pecah, dan pecahanya berserakan dimana-mana.

Amanda terduduk lemas. Ia ingin bebas dari ini, ia ingin pergi dari Flinn. Tapi ia tak bisa. Ada sesuatu yang menuntutnya, agar dia tak pergi dari Flinn.

*

Flinn terpaku melihat Amanda yang sedang menangis dalam diam. Ia tahu Amanda merindukan keluargannya juga Vicky. Namun Ia tidak bisa melepaskan Amanda. Rencananya akan gagal jika Ia melakukan itu.

"Mand!" panggil Flinn lirih.

Amanda membalikan posisinya. Ia menatap Flinn nanar. Flinn kaget melihat wajah Amanda yang begitu pucat.

"Amanda kamu sakit." Amanda hanya diam. Ia sangat sulit mengeluarkan suaranya. Tenggorokannya perih, mungkin karena habis menangis.

"Amanda ada apa dengan kamu." batin Vicky menangis. Melihat gadis yang mulai Ia cintai, berantakan seperti ini. Dan ini karena kesalahanya sendiri.

Brug...

Tiba-tiba Amanda memeluk Flinn dan menangis didalam dekapannya. Amanda menangis sejadi-jadinya. Flinn hanya bisa menenangkannya, dengan mengelus punggung Amanda.

Perlahan-lahan tangisan Amanda berhenti. Flinn merasa Ada yang janggal. Ia menarik wajah Amanda dari pelukannya. Dan benar, Amanda pingsan. Flinn yang panik, langsung menggendong Amanda. Dan membawanya ke rumah sakit terdekat, dengan mobilnya.

***

"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi, tuhan berkehendak lain." jelas dokter tersebut kepada remaja didepannya

Air muka remaja tersebut berubah. Air matanya perlahan-lahan turun. "Gue udah kehilangan papa, Amanda, dan sekarang mama. Ya Tuhan, apa maksud semua ini." Ia menarik rambutnya Frustasi.

Remaja itu adalah Vicky. Ibunya meninggal karena tidak kuat bertahan hidup dengan satu ginjal. Saat ibunya pergi dari rumah Vicky, Ia kehabisan uang. Jadi, Ia terpaksa menjual satu ginjalnya. Itulah alasan mengapa, ibunya Vicky hanya mempunyai satu ginjal.

*

Saat Vicky ingin mengurus administrasi. Ia melihat seseorang yang tak asing baginya.

"Flinn!" gumam Vicky.

"Mba, pasien atas nama Amanda." ujar Flinn.

'Amanda. Amanda sakit? Pasti karena Flinn. Gue harus ketemu Amanda.' batin Vicky.

Setelah Flinn pergi dari meja administrasi. Vicky menghampirinya. Mengurus berkas-berkas ibunya, dan menanyakan dimana ruangan Amanda juga penyakit apa yang diderita Amanda.

Setelah menemukan ruangan Amanda. Ia membuka pintu dengan hati-hati. Beruntung disana tidak ada Flinn. Dan Amanda sedang terbangun.

"Lo mau apa?" ucap Amanda yang menyadari kehadiran Vicky.

"Mand, Aku tahu aku salah. Tapi, aku ngelakuin itu demi kebaikan kamu juga Mand. Aku merubah kamu, Bukan ingin membuat kamu terlihat lemah. Tapi, karena aku ingin kamu bahagia. Sekarang lihat. Apa saat kamu bersama aku, kamu pernah serusak ini? Mand, Flinn itu jahat. Dia gak sebaik yang kamu kira. Dia baik sama kamu, hanya ingin membuat kamu rusak." jelas Vicky.

"Terus, apa mau lo?" Amanda masih saja jutek. Karena Ia belum sepenuhnya percaya denga Vicky.

"Aku ingin, kamu pulang. Kasihan mama kamu. Dia sakit-sakitan karena terus mikirin kamu. Kamu boleh marah sama aku. Tapi nggak sama mama kamu. Karena mama kamu nggak tahu apa-apa." Amanda menitihkan Air mata. Ia rindu dengan ibunya. Tapi, ia tidak akan meninggalkan Flinn.

"Amanda, ayo cepat. Nanti keburu Flinn datang kesini." Vicky cemas, jika Flinn melihat dirinya disini. Flinn akan tambah membenci dirinya.

"Gue, nggak bisa Vick. Kalau gue pergi dari dia. Flinn nggak akan tanggung jawab."

'Tanggung jawab? Apa selain mengidap HIV. Amanda juga hamil karena Flinn.' pikir Vicky.

"Aku akan tanggung jawab. Asal kamu mau pergi dari dirinya." ucap Vicky meyakini Amanda.

Amanda tertegun mendengarnya. "Tapi dia bukan anak lo."

"Demi kamu aku rela melakukan apa aja." ucap Vicky. Vicky berusaha membuka infus Amanda dengan hati-hati.

"Ayok Mand." Vicky menggendong Amanda. Dan keluar rumah sakit melewati pintu belakang.

Tapi, mereka tidak tahu. Bahwa Flinn mengikuti mereka sedari tadi.

"Berlari sampai ujung dunia pun, aku akan tetap mengejar kalian." teriak Flinn.

Brug...

Vicky tersandung. Dan merekapun jatu berdua. Flinn semakin mendekat. Ia mengeluarkan pistol dari sakunya. Vicky berusaha bangun walau kakinya berdarah karena terantuk batu. Amanda membopong Vicky. Mereka pun berjalan semampu mereka, untuk menghindari Flinn.

Duar...

Suara peluru yang lepas.

"Kamu nggak kena tembak 'kan Amanda?" tanya Vicky dengan suara menahan sakit.

"Enggak. Vick, lo nggak kena tembakan 'kan?" tanya Amanda cemas.

Vicky menggeleng lemas.

"Terus siapa yang kena?" tanya Amanda bingung.

Brug...

Mereka berputar posisi, menghadap kebelakang. Kearah dimana suara itu berasal.

"Cathrine." teriak Amanda kaget.

Ternyata yang tertembak adalah Cathrine. Sepertinya Cathrine menolong mereka, saat Flinn ingin menembak mereka.

Beruntung disini, masih daerah rumah sakit. Jadi tidak susah membawa Cathrine.

Flinn, berusaha ingin lari. Namun, semua prilakunya tersimpan dalam CCTV.

●●●

Ini udah sampai Di klimaks. Dan part 17 adalah yang terakhir. Thanks ya, yang udah baca cerita gue dari awal. Bagus atau jeleknya. Itu tergantung kalian. Dan gue akan bikin cerita lagi. Stay tune yups. Sekali lagi makasih.

My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang