Tujuh Belas-End

95 5 0
                                        

Sudah seminggu kejadian itu berlalu. Cathrine juga sudah menjalani operasi pengangkatan peluru, yang bersarang dibawah dadanya. Yang mengakibatkan, Cathrine mengalami kerusakan hati. Dan keluarganya sedang berusaha, mencari pencangkok hati.

"Mand!" panggil Vicky.

"Iya." Amanda menoleh ke sumber suara.
Amanda sedang duduk dikursi taman rumah sakit. Menikmati angin, yang mungkin takkan bisa Ia nikmati beberapa hari lagi.

Vicky menghampiri Amanda dengan kotak makan ditangannya.

"Boleh duduk disini." ucap Vicky.

"Boleh." Amanda terkekeh kecil.

"Kamu kenapa?" tanya Vicky.

"Aku jadi ingat waktu pertama kali kita kenalan. Waktu itu kamu 'kan nyamperin aku terus ngomong kayak tadi."

Vicky juga mengingat itu.

"Itu pertama kali kita kenalan. Dan mungkin Sekarang terakhir kita bertatap mata." ucap Amanda.

"Kamu ngomong apa sih Mand."

"Vicky, kamu nggak takut apa. Tertular HIV."

"Buat apa? Lagipula sebentar lagi kita akan menikah 'kan."

"Menikah?" Amanda tertegun mendengar ucapan Vicky.

"Iya, aku 'kan akan tanggung jawab atas anak kamu."

"Anak? Anak apa?"

"Masa kamu lupa sih. Padahal kejadiannya baru seminggu yang lalu."

"Yang mana sih Vick? Sumpah aku nggak inget."

"Yang waktu itu Mand. Waktu aku pingin ngajak kamu pulang. Terus kamu bilang kamu nggak bisa pulang. Karena kalau kamu pulang Flinn nggak akan tanggung jawab--"

"Stop! Aku inget. Biar aku yang jelasin.
Maksudnya tanggung jawab disitu. Bukan tanggung jawab kehamilan aku. Aku sama Sekali nggak hamil. Flinn juga nggak pernah nyentuh aku. Yang aku maksud itu, tanggung jawab kehamilan Cathrine. Cathrine hamil anak Flinn. Dan Flinn mengancam aku. Kalau aku pergi dari dia, dia akan menggugurkan kehamilan Cathrine." jelas Amanda.

"Tapi Mand. Kamu tertular HIV darimana?" tanya Vicky bingung.

"Dari jarum suntik. Selama bersama Flinn. Aku selalu dicekoki Narkoba. Dari yang Pill sampai suntikan. Parah banget 'kan tuh orang."

"Maafin aku ya Mand. Gara-gara aku, kamu harus ngerasain ini semua."

"Buat apa minta maaf. Kamu nggak salah."

"Jelas aku salah. Flinn ngelakuin ini untuk bales dendam ke aku."

"Bales dendam?"

"Ya, Jadi sebelum papaku nikah sama mama. Papa pernah pacaran sama nyokapnya Flinn. Tapi nenek aku nggak setuju. Jadi papa menghamili nyokapnya Flinn. Papa kira dengan itu nenek jadi setuju. Ternyata enggak. Dengan terpaksa papa ninggalin nyokapnya Flinn. Saat aku berumur 12 tahun, dan Flinn 16 tahun. Flinn nagih haknya sebagai anak papa. Tapi mama nggak biarin itu, Flinn diusir dengan keji sama mama. Flinn merasa harga dirinya diinjak-injak sama mama. Dari situ, Flinn menyimpan dendam dengan keluargaku."

"Tapi kenapa aku, yang jadi sasaran Flinn? Aku 'kan bukan keluarga kamu Vick."

"Ya, Flinn berpikir. Kalau dia nyakitin kamu, sama aja dia nyakitin aku. Karena dia tahu, aku cinta sama kamu Mand."

"Tapi kayaknya kamu, harus melupakan rasa cinta itu deh Vick."

"Kenapa? Apa kamu masih marah sama aku?"

My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang