Author POV
Merekapun keluar dari kamarnya Amanda. Menuruni tangga dan menemui Airin untuk pamitan.
*
"Ma aku berangkat Ya." ujar Cathrine. Dan berlari meninggalkan ibunya.
Namun saat Cathrine berbalik, ia menubrug seseorang dan mereka pun jatuh bersama.
Ya, seseorang itu ialah Vicky.
Saat mereka bertatapan. Wajah ceria mereka berubah seketika. Entah apa yang mereka Pikirkan. Namun, suasana menjadi tegang karena tatapan mereka.
"Vick, biasa aja kali ngeliat Cathrinenya. Serasa lo mau makan dia aja!" tegur Amanda dengan nada cemburunya
Vicky memalingkan wajahnya dan bangkit dari duduknya. Karena tadi ia tertubrug Cathrine.
"Tante, Vicky bolehkan ajak Amanda keluar? Cuma sebentar kok tan." ujar Vicky mencairkan suasana
"Boleh-boleh aja. Lagipula, kasihan Amanda kalau weekend diam doank dirumah. Tapi pulangnya jangan malam-malam ya!" jelas Airin
"Siap tante." ucap Vicky sambil hormat kepada Airin
"Ya udah Ma. Aku jalan ya ma." ujar Amanda sambil mencium punggung tangan Airin dan diikuti oleh Vicky.
***
Sampai setengah perjalanan, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari Amanda maupun Vicky. Didalam mobil sangatlah sunyi. Hanya ada suara tape yang sangat kecil, bahkan hampir tak terdengar.
"Vick kita mau kemana? Ini bukan jalan ke Taman Anggrek!" tanya Amanda yang sadar bahwa mereka hanya mengitari bundaran HI
"Astaga mand, untung lo ngingetin!"
"Lo kenapa sih Vick? Semenjak lo tertubrug Cathrine, lo jadi Lola. Apa otak lo ketinggalan dirumah gue?"
Vicky hanya terdiam. Tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Amanda. Pikiranya melayang kemana-mana. Sehingga ia tidak fokus dengan apapun.
"Vick, lo lagi ngebayangin kejadian tadi ya?"
"Vicky, apa lo lagi bayangin wajahnya Cathrine?"
"Gue tau Vick, wajahnya Cathrine cantik, kulitnya sehalus porselin, senyumnya menawan, hidungnya mancung, badanya perfectionist, Sempurna banget deh. Untuk ukuran wanita seumur dia. Tapi, asal lo tau ya Vick. Dia itu murahan. Dia aja berani ngeseks, di rumah gue. Parah bangetkan. Lo itu cowok baik-baik Vick. Seharusnya, lo suka sama cewek yang sebanding sama lo. Yang beretika, sopan, cantik, taat sama agamannya, dan belum pernah disentuh orang. Itu baru cocok buat lo Vick!" jelas Amanda
"Vick, Vick, VICKY!" teriak Amanda tepat di depan gendang telinga Vicky
"Amanda... Apaan sih? Lo liatkan gue lagi nyetir, kalau gue nabrak gimana?"
"Vick lo setuju gak, sama apa yang gue omongin?"
"Setuju? Sama yang lo omongin? Emang lo ngomong apa?"
"VICKY... Jadi dari tadi gue ngomong panjang kali lebar, lo gak dengerin?"
Vicky hanya menggeleng bingung

KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice
JugendliteraturPilihan! Singkat namun tak berujung. Tuhan selalu memberi kita pilihan, yang membuat kita bingung untuk memilihnya. Begitupun yang dialami seorang gadis yang bernama Amanda Relita Putri. Satu kesalahannya dalam memilih pilihan, membuat hidupnya beru...