14 - Changed

66 14 2
                                        

"Gue sayang banget sama lo deh hari ini pokoknya!"

Kata-kata ini terus terngiang-ngiang di benak Firman.

Kata-kata yang diucapkan Alsya kemarin masih tersimpan jelas dalam kepalanya.

Siapa laki-laki itu sebenarnya? Pacar nya Alsya? Padahal, setau gue Alsya single. Kakaknya? Masa sampe sayang-sayangan gitu ya? Pake meluk-meluk segala?

Ia terus bertanya pada dirinya sendiri, tanpa mencari tahu kebenarannya.

"Woy, Man," Dimas menepuk pundak Firman. "Ngelamun aja ih kaya abg!"

"Emang gue masih abg kan? Cogan gue, mah." Firman mengedikkan bahunya dengan gaya percaya diri.

"Pede banget lo, setan." Aji menoyor kepala Firman.

"Ih, Aji ngomongnya kasar, ih! Aku gaksuka!" Firman pura-pura ngambek ala-ala remaja perempuan yang lagi berantem sama pacarnya.
Tampang nya bikin ilfeel!

"Bangsat, apaan?!?!? Jijik gue! Gue masih normal, gila." Aji menggeser tubuhnya menjauh dari Firman.

Dimas dan Andre tertawa puas melihat tingkah Firman dan Aji pagi ini. Sangat menghibur!

****
Kini, Firman tengah duduk bersama para sahabatnya di kantin.

Dimas yang duduk berhadapan dengan Firman, menyadari bahwa sepasang mata di balik punggung Firman sedari tadi melihat ke arahnya.

"Man, kayaknya si Alsya ngeliatin lo terus, deh?"

Firman mengangkat sendok yang dipegangnya, "gue langsung noleh jangan?"

"Jangan. Nanti doi tau kalo kita lagi ngomongin."

"Tumben pinter lo, Ndre!"

"Iya lah. Kan abis shalat tadi."

"Anjrit! Gue masih ngakak banget pas tadi di masjid, hahahaha!"
Aji memegang perutnya karena tertawa puas sekali.

"Bacott ih si Aji." Andre melemparkan garpu ke arah kepala Aji.

Headshot!

"Awwww! Sakit, bego!"

"Abis lo berisik banget kaya cewek."

"Kalian berdua berisik banget dah. Ganggu pangeran lagi makan, aja."

"Pangeran kodok mah iya itu lo, Dim."

Firman tertawa melihat pertengkaran gak jelas temannya ini. Dan diam-diam ia membalikkan badannya untuk melihat apa yang tadi Dimas katakan.

Alsya masih menatap Firman ketika laki-laki itu membalikkan badannya. Dan langsung membuang muka ketika tatapan mereka bertemu.

Gue harus gimana, nih? Ya Tuhan, tolong baim Ya Tuhan.

****

Kurang dari 2 minggu lagi semua murid SMA Bakti Taruna akan ujian tengah semester.

Tapi, Firman, Dimas, Aji, Adrian, dan Andre malah sibuk masing-masing tanpa mengindahkan suara guru Biologi di depan kelas.

Firman yang dari tadi pikirannya penuh dengan satu nama seorang gadis, hanya melamun melihat ke luar kelas dari jendela.

Dimas lagi asyik tidur siang di hotel bintang lima--kelas.

Andre di sebelah Aji pun sama dengan Dimas.

Adrian yang duduk dengan Mike terlihat santai. Ia menyukai Biologi.

Dan Aji terlihat fokus dengan hp nya yang ditutupi oleh buku paket. Ia malah main Get Rich di ponselnya.

Kring.... kring...

"Alhamdulillah. Sebentar lagi UTS kalian harus belajar ya anak-anak! Saya pamit dulu, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh!"

Semua aktifitas di kelas berubah yang semula hening menjadi sericuh pasar.

Firman masih diam dengan posisinya.

Dimas, Andre, dan Aji sudah membereskan barangnya bersiap untuk pulang.

Andre menjitak kepala Firman, membuat lelaki itu mengaduh.

"Apaaan?! Ganggu aja!"
Firman langsung buru-buru membereskan barangnya.

"Pulang gak?"

"Pulang lah, masa nginep."

"Sewot terus ih, kenapa sih lo?"

"Gakpapa. Ayo, pulang."

Mereka langsung keluar pintu kelas.
Firman jalan di belakang mereka yang langsung dihampiri Adrian.

"Lo kenapa sih, Man?"
Adrian merangkul bahu Firman.

"Gakpapa."

"Hahahah, lo pikir gue gak tahu apa? Kita udah temenan dari SMP! Bukan waktu yang sebentar untuk bisa kenal sama lo."

"Emang iya, ya?"

"Ih! Pea lo emang! Gue mau ke kelas Nadya, lo ikut gak?"

"Gak ah."

Untuk sementara ini, Firman sedang tidak ingin bertemu Alsya. Ia bingung harus apa jika mereka bertemu.

"Kenapa? Biasanya mau modusin Alsya hahah."

"Gue duluan aja. Kalo lo mau kesana, yaudah. Bye."

Tapi, takdir berkata lain. Ternyata Firman bertemu dengan gadis yang ia hindari seharian ini di tikungan koridor. Bersama Nadya dan Dinda.

Ia menatapnya sebentar lalu beralih pandang ke Dinda.

"Pulang sama gue gak, Din?"

Dinda tampak heran dengan situasi canggung ini.

"Iya, ayo."

"Ah, gue udah dijemput nih. Duluan yaa!" Alsya pamit karena Alvan sudah menunggu di luar.

Pandangan Firman terus mengikuti kemana Alsya pergi.

Ternyata cowok itu lagi.

Sepertinya ia harus memastikan siapa cowok itu sebenarnya.

"Guys, gue sama Nadya duluan, yaaa! Daaaah!"

"Yoi."

"Hati-hati, Nad!"

"Duluan ya, Din."

Nadya dan Adrian langsung menuju parkiran sekolah.

"Ayo ah. Ngapain sih lo?"
Dinda menarik tas Firman.

"Gak. Yaudah ayo pulang. Lo jalan lama banget kaya orang kawinan."

"Hah? Dasar!"

****

Hi.

Gabakal banyak bacot kok.

Pokoknya,

Vote, comment and share!

Sorry for typo(s), gak diedit lagi soalnya.

Ohiya, gue mau ngucapin selamat ulang tahun buat yang lagi ulang tahun sekarang, dia yang jadi inspirasi aku nulis cerita ini.

Hahaha.

Dah deh.

See you on next post!

PS: I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang