3 - Perpustakaan

149 34 5
                                        

"Nih. Lo mau ngambil buku ini kan?"
Gue cengo. Asli.
Gimana gue ga cengo, ini depan gue, Ka Firman. Ngasih gue buku. Ganteng banget lagi.
Sedangkan gue, masih jongkok. Ancur imej gue depan gebetan. Mana gue gabisa begerak lagi ditatap sama doi.

"Hah?" bego lu, Al.

"Ini," Firman ketawa sedikit denger respon gue, "lo tadi mau ngambil buku ini kan? Gue tadi liat lo lagi loncat-loncat terus yaudah karena gue baik hati gue ambilin nih buat lo" tercetak senyum tipis di wajahnya.

Melting saya, Mas.

"Eh? Hehehe iya," gue ngusap tengkuk leher gue, kalo salah tingkah ini yang biasa gue lakuin. "Makasih, Kak." Gue senyum dan masih di posisi jongkok. Gue ambil buku yang ada di tangan Firman

"Sini gue bantu berdiri" dan untuk kedua kalinya gue megang tangan Ka Firman.

Beneran, deh. Gabakal cuci tangan!!!!

Gue berdiri berhadapan dengan sang pujaan hatiku.

Firman terkekeh. Padahal gak ada yang lucu.

Heleh, bisa ga sih dia gausah banyak senyum? Gatau apa jantung gue rasanya mau copot!!

Gue nunduk. Gugup banget, cuy.

Hening. Awkward moment.

"Woy, Man! Ayo dah. Udah nemu nih bukunya" tiba-tiba Firman udah dirangkul sama temannya itu

"Udah? Yaudah. Gue duluan ya"

"Iya ka. Makasih, ya"

"Yoi. Ayo, Dim"

"Yok dah" entah cuma perasaan gue aja atau emang temennya Firman yang dipanggil Dim ini ga berhenti ngeliatin gue sampe mereka menghilang di balik pintu?

*****

"Bagus ya. Pacaran aja terus, gue ilang ga dicariin sibuk pacaran. Sahabat banget ya lo emang"
Alsya langsung mendamprat Nadya karena sibuk pacaran, bahkan ketika ia masuk kelas masih sempat senyum untuk berpamitan dengan Adrian yang mengantarkan Nadya ke kelas.

"Lah? Lo yang kemana, gue tungguin juga ga dateng-dateng." Dengan tidak merasa bersalah, Nadya duduk disebelah Alsya yang kesal namun tetap ingin menceritakan kejadian tadi di perpustakaan.

"Ya tadi pas gue mau balik tau-tau udah ada si Adrian. Gue males jadi kamcong, yaudah gue ke perpus. But, for the first time in forever I thank u and him udah pacaran pas tadi."

"Samasama. Ah, tumben? Kenapa gitu?"

"Gue kan ke perpus ya, terus gue mau ambil buku Geo di rak atas. Gue ga nyampe, yaudah gue jongkok. Terus tiba-tiba someone hand me that book. Tebak siapa?"
Alsya mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Nadya.

"Firman?"

"Gotcha! Anjirrrrrrr, kenapa bisa gitu ya? Ah, Nad!!!! Seneng banget tau gaaaa!!?! Terus dia bantuin gue berdiri, ya walaupun disitu gue tablo abis."
Nadya memperhatikan sahabatnya itu dengan seksama. Ia senang jika melihat sahabatnya senang seperti ini.

"Asli? Parah! Drama banget idup lo haha! Tapi, ih iya ya? Ahhh aku juga ikut senengggg ihhh kalo gituuu"
Nadya mencubit pipi Alsya gemas.

"Aww sakit ih, Nad! Tapi ya, dia tau nama gue ga ya? Gue peng---"

Ucapan Alsya terhenti karena suara KM kelasnya yang sudah memberikan aba-aba untuk menyalami guru Bahasa Inggris.

"Udah bel gitu? Kok ga kedengeran, sih?" Alsya mencolek Nadya dan berbisik kepadanya

"Udah, begs. Makanya jangan mikirin Firman terossss"

"Cot." Alsya berbalik badan menghadap ke depan.

Alsya, Nadya, dan seisi kelasnya berusaha memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru nya. Dan tetap seperti itu sampai bel pulang berdering.

****

Done! Posted!!!!
Akhirnyaaaaa setelah semingguan cuma disave sekarang bisa dipublish juga hhahaha.

Makasih juga udah baca, vote dan comment walaupun banyak orang tertentu yang aku paksa hahaha.

Thannnkiesssss!!!

Maaf cuma dikit, gatahan pengen aku post jadi dipotong hahahha.

See u on next post!!!!

Lots of love,

Putri.

PS: I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang