Hari ini, sekolah tidak ada yang menarik. Murid-murid diberatkan oleh materi yang akan di ujiankan sebentar lagi.
Belum lagi tugas yang menumpuk.Al, gue gabisa jemput lo. Lo pulang sendiri, ya?
-alvan.
Baru Alsya akan bertanya dimana keberadaan Alvan. Ternyata ia tidak bisa menjemputnya.
Terpaksa ia pulang sendiri sekarang.Pasalnya, tadi Nadya sudah menawarkan tetapi ditolak oleh Alsya. Yasudah, apa boleh buat.
Toh, gue udah kelas 11, masa pulang sendiri aja gak bisa?
Tanpa Alsya sadari ada beberapa pasang mata yang mengawasinya dari kelas lantai atas.
"Ohhh itu yang namanya Alsya?"
Salah satu dari mereka membuka tirai ruang musik yang langsung menghadap ke area luar sekolah.
"Iyaaa. Biasanya dia dijemput sama Alvan kakaknya, tapi kayaknya sekarang dia pulang sendiri."
"Udah, deh. Kita kesannya kaya gimana gitu ke dia sampe kita stalking dia gini."
"Iya juga. Bener, tuh. Yuk ah cabut!"
****
Alsya sedang menunggu bus atau angkutan umum lainnya yang lewat di halte dekat sekolahnya.
Ia malas naik ojeg karena sedang dalam penghematan. Ia juga malas naik taksi karena boros.
Ia malas pulang sebenarnya. Jadi, naik angkutan umum itu pilihan paling tepat.
Alsya mengeluarkan headset nya dari tas dan menyambungkannya ke ponsel. Ia menshuffle lagu yang ada di ponselnya.
Ia tidak menyadari bahwa ada seorang lelaki yang menuturinya hingga ke halte ini. Ia pun tidak menyadari bahwa seseorang itu sudah duduk di sebelahnya.
Ia tidak menyadari sampai orang tersebut melepaskan headset yang di telinganya.
"Aaaaah!" Alsya terpekik kaget. Takut-takut kalo orang jahat yang disebelahnya.
"Wey, wey. Gue Firman, santaiiiiiii!"
Firman mengangkat kedua tangannya."Hah? Ka Firman ngapain di sini? Dari kapan?" Alsya terheran-heran. Pasalnya, ia tidak menyadari keberadaan Firman.
"Pengen aja duduk di sini. Eh, taunya ada lo. Kok bisa kebetulan, ya?"
Firman mengalihkan pandangannya ke depan.Aneh deh lo, Firman. Kemaren-kemaren lo ngejauhin gue, sekarang lo tiba-tiba muncul di sini dan bilang kalo semua ini kebetulan? Apaan sih.
"Halte kan emang fasilitas umum. Kebetulan dari mana nya?"
"Yaa kebetulan aja. Kebetulan banget gue lagi pengen ketemu lo. Tau nya, lo udah di sini tanpa gue cari."
Loh? Ngapain lo nyariin gue, Firman? Lo tau gak sih kalo gue udah baper ketulungan gara-gara lo? Tapi, lo malah ngejauh. Gue takut, Firman.
"Ih bengong aja terus. Padahal ada cogan di sebelahnya tapi dicuekin." Firman menjentikkan jarinya di depan wajah Alsya.
"Hah? Apaan?"
"Gak. Lo pulang sendiri? Gak dijemput?"
"Iyaa. Alvan tiba-tiba gak bisa jemput gue."
"Oooh," Firman hanya mengangguk.
"Kalo gue nawarin diri buat nganterin lo, mau gak?"
What did he says?
****
Maaf pendek. Sengaja hihihi.
See you on next post!

KAMU SEDANG MEMBACA
PS: I LOVE YOU
Ficção Adolescente[ ON GOING ] Usaha seorang Alsya yang mencintai seniornya, Firman, secara diam-diam membuahkan hasil. Namun, Bagaimana jadinya ketika pernyataan cinta bukan akhir dari sebuah cerita? Dan, Bagaimana ketika pernyataan cinta membuat seseorang terluka?