Enough

22 2 3
                                    

Sudah dua hari berlin tidak masuk sekolah. Rasanya sepi sekali melewati hari-hari tanpanya. Apa yang membuatnya tidak masuk sekolah. Apakah dia membolos atau dia sakit ?

Brugh...

"Aw, apa sih nih ?" Ujar Davin sambil mengambil benda yg tadi mengenai kepalanya.

"Davin Prasinda Duta. Jangan melamun di pelajaran bapak !" Seru pak Galih dengan tegas dan lantang.

"Iii...iya pak" ujar Davin. "wah alamat nih gua "gumam Davin.

"Sekarang kamu berdiri di luar kelas sampai pelajran bapak selesai." Perintah pak galih .

"Tapi pak...-"

"Gak ada tapi tapian. Sekarang!" Potong pak galih.

Dengan malas Davin berdiri mengikuti perintah guru ter-killer  kedua setelah bu justin.

Kring...kring...

"Rupanya bel sudah berbunyi, cukup sekian materi dari bapak. Jangan lupa belajar untuk ujian minggu depan."ujar Pak Galih. " untuk kamu Davin, kamu tidak jadi bapak hukum. Tapi kalau lain kali kamu berbuat kesalahan lagi di pelajaran bapak, bapak tidak segan untuk menghukum kamu. Mengerti !!"lanjutnya lalu berjalan meninggalkan kelas.

☀☀☀

"Berlin barang-barang kamu sudah dikemasin semua belum ?"

"Udah mah. Tenang aja, berlin udah beresin semua kok"

"Oh ya sudah."

♥♥♥

Kala bel berbunyi semua murid mulai berhamburan keluar kelas. Tak ketinggalan dengan davin salah satu cowok yang bisa dibilang tampan tapi ga begitu se-populer Yoga.

Ia keluar kelas dengan tergesa-gesa. Entah apa yang membuatnya menjadi seperti itu. Sepertinya Davin sedang mencari seseorang.

Setelah sampai disebuah kelas ia tak meliahat adanya kehidupan di kelas tersebut. Kemudian Davin mengeluarkan hp dari saku celananya.

From  : Davin
Lu pada dimna ?

From  : Shellyn
Gue sama uci ada depan gerbang sekolah. Kenapa emng ?

From  : Davin
Tunggu!! Jangan kemna-mana gue kesana sekarang.

Secepat mungkin Davin berlari menuju shellyn dan uci. Ya bisa dibilang sahabatnya semenjak ia pindah sekolah di SMA Jaya Bangsa.

"Woy" Kejut Davin.

"Astagfirullah..."ujar shellyn refleks.

" lu kira gua setan. Gua manusia kali."

"Siapa suruh ngagetin orang . Ada apaan sih lu nyariin kita, tumben amat ."

"Engga ada apa-apa. Gue cuma mau nanya aja. Kok si berlin ga ada kabar ya ?"

"Emng dia ga ngirim surat ? Lu udah tanya si icha belum ?" Ujar uci.

"Mana gua tau. Gua udah nanya ke icha tapi dia juga gatau."ujar davin.

"Kita juga gatau. Tumben banget berlin ga ngasih kabar ke kita."Ujar uci.

~♡♡♡~

Hembusan angin sore yang kencang membuat rambut seorang gadis melambai-lambai tergurai panjang bagaikan bidadari yang jatuh dari surga.

Gadis tersebut berjalan mengunakan kaos berwarna putih dan celana hotpans . Tak lupa ia mengikat satu rambutnya ke belakang. Dia adalah Berlin .

Berlin POV

Rasanya ingin sekali menikmati  hari-hari terakhir bersama seseorang yang kita sayangi, apalagi bersama seseorang yang kita sukai. Oh tidak, lebih tepatnya orang yang kita cintai.

aku tidak tau apa yang membuatku sampai berada di tempat ini. Kalau bokeh jujur akhir -akhir ini aku lebih nyaman berada disini. Mungkin karena tempatnya yang asri dan aku bisa melihat banyak orang yang berlalu lalang.

Butterfly park  itulah tempat yang membuatku nyaman akhir-akhir ini. Aku juga baru tau kalau Yoga juga sering datang kesini. Tapi aku tidak pernah menampakkan diriku di depannya .

Rupanya Yoga ke tempat ini untuk mengajar anak-anak jalanan .

Mungkin adanya yoga yang secara kebetulan di tempat ini adalah bonus untukku. Aku tak menyangka cowok se-keren  Yoga mau mengajar anak jalanan tanpa pamrih.

Aku jadi makin suka padanya . Tapi itu hanya cinta yang bertepuk sebelah tangan.

◾◾◾

Keesokan paginya seperti biasa. Aku pergi ke sekolah dengan menggunakan bus.

Saat aku berjalan di koridor sekolah. Aku tidak sengaja mendengar berita yang tidak ingin aku dengar sejak jauh-jauh hari. Aku langsung lemas seketika.

"Woy, kalian tau ga yoga mau nyatain cinta ke cewek jam istirahat nanti." Ujar seorang cewek yang berlari  melewatiku.

"Iya gua juga denger." Ujar yang lain.

"Dimana ? Dimana ?"sahut yang lain.

"Kalau ga salah sih di halaman belakang sekolah."

" katanya anak sekelasnya ya. Sumpah gue ga percaya."

Dan blablabla.... masih banyak lagi.

Aku tidak kuat dengan berita itu. Kemudian aku menutup kedua telingaku dan langsung berlari secepat mungkin menghindari berita yang tidak terdengar menyenangkan untukku dan mungkin untuk fans nya Yoga lainnya.

***
Author POV

Kini Yoga sedang memandangi wanita yg selama ini membuat hatinya terperangkap dalam sebuah sangkar yang dinamakan cinta.

Sesekali ia melihat jam yang dikenakannya. Menantikan hal yang paling ia tunggu-tunggu.

Kring...kring...

****
Berlin POV

Bel istirahat pun berbunyi. Ini adalah hari yang sial untukku. Kenapa harus hari ini. Apa tidak ada hari yang lain apa. Baru saja aku masuk sekoalah lagi.

Sejak pelajaran tadi aku terus memikirkan hal itu. hal yang membuatku gelisah karena cemburu.

Aku masih berada di kelas. Aku tidak berniat melihat kejadian itu. Pengakuannya malam itu sudah cukup membuat hatiku sakit, apalagi meliahatnya secara langsung. Mungkin itu akan membuatku pingsan di tempat. Ditambah lagi datangnya masalah ke keluarga ku.

"Dasar bodoh."

"Berlin lu harus ikut gua  ?"

-
-
-

Haii..hai... balik lagii , maaf ga sesuai rencana nge-upload nya semoga cerita kali ini menarik ya 😊

Impossible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang