1 Bulan kemudian...
Berlin POV
Sudah hampir sebulan Davin bersekolah di sekolah yang sama denganku. Aku merasa risih sih tapi mau gimana lagi. Toh dia berhak bersekolah dimana saja yang dia mau.
seperti biasa davin selalu menggangguku . tapi untung saja ada shellyn yang melindungiku ku. tapi ujung ujungnya mereka yang berantem jadi aku yang harus melerai mereka. Tapi aku senang. semenjak ada Davin disini. aku merasa ada bagian dari jiwaku yang terisi kembali.
"kupikir dia lucu juga ."
***
"Lin ntar lu pulang bareng gua ya?" Ajak davin sambil merangkul bahu Berlin.
"Ga ah."balasku cuek sambil menepis tangan Davin yang merangkulku tadi. Aku terus saja berjalan di koridor sekolah. Aku tidak mau waktu istirahatku di buang sia sia.
Aku berjalan seorang diri menuju halaman belakang sekolah meninggalkan davin yang terus meneriaki namaku. hanya tempat itu yang membuatku nyaman. karena jauh dari kebisingan di sekolah. Tempatnya yang sepi, pohon yang rindang dan udaranya yang segar.
Tak sengaja aku melihat seseorang disana. ku beranikan diri melihat orang tersebut.
"Siapa dia?" cibirku. jarang memang ada murid yang datang kesini. mungkin karena tempatnya yang jauh dari keramaian.
"Astaga dia kan ."umpatku di belakang pohon setelah melihat orang tersebut. ya saat ini aku sedang bersembunyi.Kress.... suara kayu terinjak.
"siapa disana ?"
"meowww....." dustaku.
"keluarlah aku sudah tau kau bukan kucing. jadi keluarlah." perintah yoga cuek masih tetap setia membaca buku yang sedang dipegangnya.
"mampus lo ketahuan lin"batinku.
" kau tau.hehehe maaf."cibirku."sedang apa kau disana?"tanyanya cuek.
"ah tidak. maaf kalau mengganggu . yasudah aku akan pergi."ucapku sambil menundukan kepalaku berulang kali menandakan aku meminta maaf karena telah mengganggu waktunya.
"tunggu"
Seketika aku berhenti. tapi ku hiraukan saja. mungkin dia sedang memangil seseorang bukannya aku.
"Eh lu, gue bilang tunggu kenapa terus jalan. lu ga punya telinga ya ?" teriak yoga.
seketika aku berhenti.
"A...Aku ?" balasku setelah membalikan badan sambil menunjuk diriku sendiri."Iya elu. lu Berlin kan? anak kelas XI IPA 1?" tanyanya cuek.
"kok dia tau namaku."bantinku senang.
"I...iya.kok kamu tau namaku?" Balasku.terukir senyuman di bibirku."ga penting gua tau nama lu dari mana. nih buku lu bukan ?" sambil memperlihatkan buku yang dipegangnya.
"kok bisa ad...--"
" tadi gua ga sengaja nemu tuh buku di bawah pohon trus ada nama lu di sana." seakan dia mengerti apa yang akan ku tanyakan padanya."
"makasih ya. untung saja ditemukan kalau tidak. mati aku."umpatku.Buku itu emang novel biasa. tapi disana ada tanda tangan asli pengarangnya.
"kenapa ?"
"ah tidak. Terima kasih banyak ya telah menemukan novelku." kataku sambil tersenyum ke arahnya.
"sama-sama. makanya jadi orang tuh jangan ceroboh. dasar ceroboh." balasnya lalu pergi meninggalkan ku.
"Apa tadi dia bilang aku ceroboh? awas saja. tapi tidak mengapa. mungkin ini awal yang bagus untuk aku mendekatinya."cibirku setelah ia pergi.
~♥♥♥~
kring....kringgg....
" Asikkk."kataku setelah mendengar bunyil bel pulang.
segera ku keluar kelas.berlari kecil menuju kelas shellin dan uci. Oh my god! apa yang ku lihat. Uci dan Yoga ? mereka bercanda di depanku.
"Hai ?" sapaku ke mereka (Shellyn dan uci) sambil berlari kecil ke arah mereka. kutahan air mata ku agar tidak menetes.
"Hai. lin." sapa balik uci dan shellyn.
"pulang bareng yuuk!" ajakku.
"woyyy ?" teriak seseorang.bisa di tebakkan dia siapa. siapa lagi kalau bukan davin si toak berjalan.
"tunggu gua woy. gua mau ikut." ucapnya sambil berlari ke arah kami bertiga."lin lu jadikan pulang bareng gua ?" ajak davin.
"ga bisa. pokoknya lu dav hari ini harus temenin gua dulu beli buku.!" pangkas shellyn cepat.
"Apa ? ogah banget gua nganter lu kesana kemari. emng gua ojek lu apa ?balas davin sengit.
"bodo gua ga peduli. buru ah!" balas shellyn tak kalah sengit sambil menarik tangan davin menjauh dari kami berempat.
"ta..tapi berlin?" teriak davin.
"gapapa kok dav, gua bisa bareng sama uci kok. jaga baik baik si bawel shellyn ya " teriak ku ke davin.
"ayoo ci kita pulang."ajakku.
"ehmm...."gumam uci.
"lu jadi pulang bareng gua kn ci ?"
tiba tiba terdengar suara yoga yang membuat ku kaget karena pertanyaannya. Aku hampir lupa kalau dari tadi yoga berdiri di samping uci. mungkin karena aku terlalu asik melihat tingkah lucu davin dan shellyn kali yak."Tapi yog Berlin gimana? Boleh ga kalau dia bareng sama kita?" Ucap Uci ke yoga. Apa ? mereka udah janjian pulang bareng.
"yaudah, boleh kok." balas yoga msih dengan muka datarnya.
"eh, ga...gaus..--"
"udah gapapa.lagian si yoga ngijininkan. dia bawa mobil kok."potongnya.
"sebenarnya aku bukannya ga mau ikut kalian. tapi aku ga mau merasakan sakit yang berlebih karena melihat kalian bersama."
***
kami pun sudah sampai di parkiran. terlihat mobil sport warna merah marun terparkir disana. kami pun segera masuk. aku duduk di belakang, sedangkan uci ia duduk di samping yoga yang mengendarai mobil ini.Selama di perjalanan tidak ada yang berbicara sedikit pun. tiba tiba.
"Uci besok lu gua jemput ya."
"jlebbb...Apa? yoga nawarin diri buat jemput uci?apa dia tidak tahu kalau ada yang suka dengannya di sini." umpatku.
"terserah lu aja deh."balas uci ragu ragu sedikit melirik ke arahku.mungkin dia tidak enak denganku.
Akhir akhir ini aku memang sering melihat yoga sama uci bersama. Aku tidak menyangka hubungan mereka sedekat ini.
sesungguhnya aku benci berada disini. tapi apa boleh buat. aku tidak mungkin mengecewakan sahabatku. aku bukan tipe orang yang tega terhadap sahabat sendiri. lebih baik aku yang sakit dari pada pada aku harus kehilangan sahabt yang sangat berarti untukku.
"kenapa bukan gue yang lo tanya tadi?"cibirku.
-
-
-
-tambah ribet ya. tambh ga jelas . maklum penulis amatir nih. please kasih saran dong .bingung nih kenlanjutannya mau kayak gmna.
jangan lupa vote &comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible Love
Fiksi RemajaMungkin aku terlalu bertindak kejauhan padamu.Mungkin aku terlalu obsesi padamu. Mungkin aku terlalu menyukaimu atau mencintaimu. Tapi hal itu tidak mungkin terjadi. Because it is "IMPOSSIBLE LOVE"