Epilog

39 4 2
                                        

2 Tahun Kemudian....

Dekorasi yang  indah dengan warna biru & putih berhasil menghiasi sebuah ruang kelas di SMAN Jaya Bangsa. Balon-balon pun tak ketinggalan dipajang di setiap sudut ruangan. Beberapa orang sudah bersiap-siap menyambut kedatangan sang-empunya pesta.
***
Seorang gadis yang mengenakan gaun hitam pas lutut dengan rambut yang dibiarkan terurai panjang dan make up yang natural, sedang duduk di dalam mobil yang terbilang cukup mewah berwarna putih bersama dengan seorang pria.

"Kita mau kemana sih bang? " tanya Berlin.
"Udah diem aja, abang mau ngajak kamu ke suatu tempat. Oh iya,  jangan lupa pake penutup matanya. " Berlin selalu saja dibuat bingung oleh kakak laki-laki tersayangnya yang ia punya.  Ada saja rencana di otak kakanya itu dan semua itu berjalan sesuai rencana.

" Pasang sabuk pengamannya dulu. Siap.... Berangkat! "

Tidak lebih dari satu jam mereka sudah tiba di tempat yang dituju.

"Dek, udah sampe nih. " Ujar bang Vernon setelah memarkirkan mobilnya. "Tunggu sebentar. " lanjutnya, kemudian membuka pintu mobil dan keluar.

Bang Vernon membukakan pintu untuk Berlin dan meraih tangan Berlin.

Mereka melewati koridor sekolah yang sepinya bukan main. Setelah melewati beberapa kelas,  mereka sampai di depan ruang kelas yang penuh dengan hiasan. Di depan pintu kelas itu terdapat sebuah tulisan dari balon yang bertuliskan "Welcome Berlin".

"sekarang kamu boleh buka penutup matamu, tapi setelah hitungan ke tiga ya"ujar bang vernon. Berlin mengangguk.
"1...2...3..."
Berlin membuka penutup matanya,  betapa terkejut nya ia setelah melihat apa yang ada di depannya. Berlin pun hanya berdiam diri dengan tatapan yang sulit diartikan. Antara senang, bingung atau terharu.

" Buka pintunya, dek" titah bang Vernon.

Ngik... Ngik... (suara pintu terbuka)

****
"disini aja."
"Jangan, jelek tau. "
"Ih,kalian berdua ya berisik banget sih.
"Shttt...bentar...bentar... Kalian denger ga? "
"Apaan? "
"Ada suara langkah kaki. Jangan-jangan... "

Mereka pun bergegas merapikan ruangan itu.

"Ini adalah pertama kalinya kita bertemu lagi, Aku harap kamu mengingatku .Di tempat yang sama, di waktu yang sama kita pernah melewati ini bersama-sama.Kau bisa kembali padaku, kembali ke tempatmu bersandar. Tapi akankah kamu tahu perasaanku?

¤¤¤¤
Berlin POV

"buka pintunya, dek" Aku pun membuka pintu itu. Kulangkahkan kakiku satu persatu. Aku tidak bisa melihat apapun disini.  Sangat gelap disini. Aku berhenti setelah kurasa aku berada di tengah ruangan. Aku memejamkan mataku, bernostalgia dengan masa-masa dimana saat ku sekolah dulu.

Tiba-tiba ada sebuah cahaya yang tidak terlalu terang dari arah depan ku. Perlahan-lahan ku buka mataku.

"Happy birthday berlin...
Happy birthday berlin...
Happy birthday... Happy birthday...
Happy birthday berlin... "

"Selamat ulang tahun yang ke- 20 , berlin." seru Uci dan Shellyn sambil membawa kue blackforest dengan strawberry sebagai hiasannya.

Aku hanya bisa bergeming, terharu dengan semua ini. Aku mengusap air mataku yang menetes seraya berkata"Makasih Ci, Shell. " lalu aku tersenyum ke arah bang vernon, dia pun membalas senyumku.

"Kok jadi sedih-sedihan gini, kan kita baru ketemuan lagi. " ujar Shellyn sambil menarikku.
"Berlin cepet tiup lilinnya.tapi sebelum itu make a wish dulu ya"
"..... Iya. "
" Aku berharap dia ada disini. Whooft..."batinku.
"sekarang tinggal kadonya. Mana kadonya?"
"kado? pengen banget apa di kasih kado"ledek uci. Aku mengerucutkan bibirku kesal.
"iya deh iya,  tuh kadonya ada di belakang lu"
"Serius. Mana? " setelah ku berbalik aku melihat seorang pria memakai topeng dengan membawa sebuah kotak kado warna biru bermotif bear.
"Selamat ulang tahun, lin"ujarnya sambil memberikan kadonya kepada ku.
"Yoga ?" Aku menerima uluran kado itu. Kemudian pria itu membuka topengnya.
"lu cantik lin hari ini. Ini gue D A V I N. "
"eumm... Maaf gue ga maksud."aku menundukkan kepalaku. Aku malu sekaligus tidak enak karena telah salah menyebut nama orang.
"Iya gapapa. "
"HaHaHa,, udah selesaikan acara ngasih kadonya sekarang ayo potong kuenya. Gue udah laper nih. " ujar shellyn berusaha mencairkan suasana.
"eumm,, tapi yoga dimana ya kok gue ga ngeliat dia. " Tanyaku sambil melihat ke segala arah disetiap sudut ruangan ini.
"Dia lagi ada di suatu tempat jadi dia ga bisa dateng" ujar bang Vernon seraya menarik tanganku."Cepet potong kuenya. " lanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Impossible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang