Terima...Terima...Terima
Kata kata itu terus terlontar dari mulut anak-anak sekolahku yang menyaksikan pengakuan cinta Yoga ke salah satu cewek yang sekelas dengannya di taman belakang sekolah yg merupakan tempat favoritku di sekolah ini.
~~~
Two days later...Tak dapat kukalahkan kesedihan hatiku lagi, kupikul derita dari malam yang gelap dan melelahkan tanpa memandang keputus-asaanku. Pagi yang acuh tak acuh membangunkanku. Luka ini membakarku, lebih dari yang kukira. Sakit ini menusukku jauh ke dalam, lebih dari yang kukira. Malam-malam yang tak terhitung kuhabiskan untuk membencimu, terasa bagai neraka.
Akhir-akhir ini aku merasa jiwaku kosong setelah hari itu. Hampir tidak ada kehidupan yang menghiasi hidupku seperti biasanya melainkan kejenuhan dan kekosongan.
Bunda yang melihatku selalu murung khawatir akan keadaanku. Aku kasihan melihat bunda, tapi aku seakan sudah pasrah akan hidup ini.
"Bun, maafin Berlin ya kalau udah bikin bunda khawatir. "ucap ku setelah menceritakan semuanya.
"bunda tau kok apa yang kamu rasain, tapi jangan biarkan kegelapan terus menghidupimu. Jadilah berlin yang periang yang hidupnya selalu berwarna dan penuh kebahagiaan. Mengerti!?" Ucap bunda seraya memegang tangan ku lembut agar membuatku lebih tenang.¤¤¤
Pagi semuanya...
....
"Kok pada diem sih kan ank perempuan yang paling cantik di rumah ini menyapa kalian."seraya menuju meja makan.
"Berlin? Bener nih berlin? "ujar bang vernon sambil memegang kedua pipiku.
"Nah gitu dong ceria jangan murung mulu. " ujar bunda tersenyum.
Aku kayak gini juga karena aku inget kata-kata bunda semalem dan aku juga ga mau ngeliat bunda sedih. Lagi pula bentar lagi aku juga akan pindah rumah. Aku akan memulai hidup baru ku di disana.Batinku.
"cieee... Yang habis murung gara-gara broken heart senyum senyum sendiri"
" Apaan sih lu bang gajelas banget. "seraya memukul bang vernon.
****
Author POVKini Berlin berdiri di depan pintu gerbang sekolah. Mungkin orang orang pada ngira Berlin aneh, bukannya langsung masuk ke sekolah tapi malah berdiri di depan gerbang sambil senyum senyum sendiri.
Berlin melakukan itu semua karena ia ingin meyakinkan dirinya kuat menghadapi apapun yang akan terjadi di dalam sana.
"Kamu pasti bisa berlin" Ujar berlin penuh percaya diri.
Di koridor sekolah Berlin berpapasan dengan Shellyn dan Uci. shellyn langsung menyapa berlin dan memeluknya. Tapi berbeda hal dengan uci, dia hanya diam saja. Melihat mata berlin saja tidak. Mungkin Uci masih merasa tidak enak hati karena sudah menerima cinta yoga yg notabene gebetan sahabatnya sendiri.
"Hai ci" sapa berlin.
"Hai."
" Ih kenapa jadi canggung gini sih. Kalian kan sahabat. Sini ci peluk Berlin, gua kangen banget sama Berlin."Ujar Shellyn sambil menarik tangan Uci. Ya, sudah dua hari berlin tidak masuk sekolah tanpa keterangan.
"Oh iya, pulang sekolah kalian jangan pulang dulu ya. Gue mau ngajak kalian jalan-jalan. "Ujar Berlin.
"Sipp dah pokoknya. Ajak Davin ya. "
"iya... Tunggu ada apa ni, wah gua ketinggalan banyak cerita nih"••••
@Depan gerbang"Kita jalan-jalannya pake mobil gua aja. "Ajak Davin.
Tidak butuh waktu banyak mereka sudah sampai di tempat yang mereka tuju. Mereka sampai di Taman Buana, taman yg lokasinya tidak jauh dari sekolah mereka.
Setibanya di sana Davin mengajak Berlin berbicara empat mata. Berlin menurutinya pasti ini ada hubungannya sama Yoga. Sebelum itu davin minta ijin dulu ke shelly dan uci untuk beli minum. Itu cuma sebagai alesan agar davin bisa ngomong berduaan sama berlin.
Mereka berhenti di kursi taman yg posisinya agak sedikit jauh dari penglihatan shellyn dan uci. Davin memulai pembicaraan lebih dahulu.
"lu baik-baik aja kan? Gua khawatir sama lu"
"gua baik kok. Emang lu mau ngomong apa sih buru gua ga enak sama Shellyn sama uci."
"ini tentang Yoga sama uci. Kalau gue liat hubungan persahabatan lu sama uci agak sedikit renggang. Gue ga mau cuma gara-gara cowok persahabatan kalian ancur. Hari itu, hari dimana yoga nembak uci semuanya ga kayak yang lu kira."
"Maksudnya ?"
"Emng bener sih Uci nerima yoga tapi itu ga berlangsung lama. Pulang sekolah Uci mutusin Yoga. Uci udah mikirin mateng-mateng untuk ngelakuin itu. Dia juga ngejelasin alasannya karena dia ga ingin persahabatannya hancur. Dia juga bilang ke Yoga kalau sebenernya lu suka sama yoga."
"Tapi gua kira.. --"
"Iya, dia cerita semuanya ke gue. Trus gua ngasih saran ke dia buat jelasin semuanya ke elu. Tapi lu ga bisa mulu. Dia nelfon ga diangkat-angkat.
"Ya itu karena gua pengen nenangin diri dulu. Kalau masalah nelfon ga diangkat gua udah terlanjur sakit hati dav sama uci. Tapi gua tau kalau semua ini hanya kesalahpahaman karena keegoisan gua. "
"Kalau lu ada waktu mending lu ngobrol berdua sama uci biar masalahnya cepet selesai."
"Iya gue coba dav, makasih ya udah nyeritain semuanya ke gue. Kalau ga ada lu gue ga tau apa jadinya persahabatan gue sama uci."22816
Maaf kalau lama updetnya....
🏃🚄💨💨💨
coming!
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible Love
Teen FictionMungkin aku terlalu bertindak kejauhan padamu.Mungkin aku terlalu obsesi padamu. Mungkin aku terlalu menyukaimu atau mencintaimu. Tapi hal itu tidak mungkin terjadi. Because it is "IMPOSSIBLE LOVE"