Chapter 4. Ternyata Jodoh Itu di Tangan Mak-Mak

563 14 3
                                    

Sebuah pepatah lama yang klasik bilang, Jodoh itu ditangan tuhan. Benar adanya, tuhan yang mengatur pertemuan 2 orang untuk memunculkan rasa saling percaya, saling mencintai dan saling mendukung. Berbeda 3 menit aja, kedua orang itu bisa saja tidak pernah diketemukan. Atau dalam kasusku, jika Lexa tidak resign dari kantornya yang lama, dan aku tidak pindah kerja ke kantorku yang baru, tidak akan ada novel seindah ini. Atau jika, Lexa, ketika pada hari tertentu, dia tidak membuka jobstreet, mungkin lain ceritanya. Dia sudah bahagia dengan orang yang mungkin tidak aku kenal daripada ketemu aku yang bisa saja mempersulit dirinya dikemudian hari.

Tapi Tuhan kemudian mendelegasikan wewenangnya ke Mak-Mak. Doa restu orang tua adalah perwujudan keingingan tuhan dimuka bumi. Namun, Bapak sebenarnya lebih mudah. Logika yang diberikan tuhan adalah anugrah ketika kemudian digunakan untuk memandang sesuatu lebih objektif dan adil. Sementara tidak bagi Mak-mak. Perasaan lebih dominan. Terkadang, yang salah jadi benar. yang penting perasaan senang. Setidaknya itulah yang aku lihat dari Mak-ku. Mak-ku yang spontan dan berpikir dengan perasaan. Jadi menurutku Jodoh itu di tangan Mak-mak. Sun zhu pun pernah bilang untuk menaklukan pertempuran kuncinya adalah menangkan hati Mak-nya. Niscaya seluruh keluarganya akan mencintaimu. Disadur dari buku The Art Of War dalam fantasi saya. Jadi anda, tidak perlu mencari bukunya dan berusaha mencari kutipan itu. Karena memang tidak ada di versi originalnya.

Aneh, Mereka selalu mengaku kalau mereka ada dipihak yang lemah. Namun semua keputusan dirumah dan Jodoh justru berada ditangan Mak-Mak. Apa yang boleh, apa yang tidak boleh ada dirumah tergantung pada hati Mak-Mak ini. Bagi saya mereka bukan pihak yang lemah. Tapi pihak yang Powerfull. Sangat Powefull.

Misalnya saya, di kantor, saya megang area. Saya bisa memerintah orang yang 10 tahun lebih tua dari saya dan bahkan memarahinya. Tapi kalau dirumah, Kalau mama memerintahku untuk mencuci piring, dengan senang hati aku mentaatinya. Atau beberapa temenku yang sudah punya istri. Diluar rumah, dia terkenal galak, kejam pada bawahannya dan pada dunia, tapi jika sudah sampai dirumah, jika istrinya meminta untuk mencuci baju kotor, dia singsingkan lenggannya dan berjalan menuju papan gilasan cuci.

Tidak ada itu yang namanya Suami-suami takut istri. Istilah ISTI, Ikatan Suami-Suami Takut Istri cuma isapan jempol belaka. Yang ada hanyalah Ikatan Suami-Suami Cinta Damai. Malas berperang, malas berdebat, karena logika laki-laki jalan, tidak akan pernah menang melawan istri.

Sebelum aku mendekati Lexa, aku sudah ngomong sama makku.

"Ma, Ken lagi mau serius nih sama seseorang"

"Alhamdulillah, Akhirnya lu punya pacar juga. Ini dah serius mau nikah belum"

"Belum lah ma, orang baru deketin. Dia juga belum tentu mau"

"Nah terus kenapa lu cerita sekarang. Tar aja kalo dah jadi, Ken"

"Haha, iya ma, Ini karena yang Ken mau itu kebetulan Chinese ma, dan Protestan. Jadi harus ngomong sekarang, daripada capek capek ga disetujui"

"Emang ga setuju!!!"

"Nah kan benar, Dia aja belum tentu mau mama aja udah ga setuju. Apalagi kalau mau ya ma. Pasti langsung protes di Mata Najwa"

"Ya iyalah ga setuju, nikah itu sesama agama, ken."

"Loh, siapa yang bilang ma?

"Mamah dedeuh, sama ustad Jeffry, sama Alqur'an"

"Haha, ngarang ah si mama. Mamah emang sudah khatam alqur'an?

"Yee, udah lah, lu juga belum lahir, gw juga udah Khatam Quran kelas 5 SD"

"Tapi emang tahu dan ngerti terjemahannya ma? Atau cuma sekedar baca alqur'an aja ma?"

"Hmmmm....."

Alexa, Sebuah Cinta Beda KeyakinanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang