Chapter 2 : Ketika Pertama Kali

1.2K 15 5
                                    


3 Minggu Sebelumnya

Subuh sekali aku sudah musti bangun dari mimpi yang tidak begitu indah disebuah hotel di kawasan Cirebon Superblok. Pagi ini, aku harus berangkat ke Bandung. Ada janji jam 10 pagi bertemu di kantor klien perusahaanku di daerah Soekarno -Hatta Bandung. Aku tidak terbiasa bangun pagi sebenarnya. Tapi demi Ayam Pop Sederhana dan Dendeng Batokok RM Malah Kadicubo Stasiun Bandung yang harganya mahal, aku paksakan bangun di subuh itu.

Dalam perjalanan yang menjemukan di tol jalan lurus Cipali, aku menelepon renata. Seorang karyawan baru di posisi relationship officer dari HO yang kebetulan akan membantu sebahagian pekerjaanku untuk mengontrol kendala penjualan di klien-klienku yang tersebar di 13 kota di Pantura Jawa Barat. Mulai dari Bogor, Cikarang, Karawang, terus sampai ke Cirebon dan sekitarnya. Aku meneleponnya, karena sejam sebelumnya, ternyata ada Missed Call dari renata dan tidak kedengaran olehku yang sedang asyik memegang kendali mobil sembari mendengarkan lantunan lagu-lagu lama dinyanyikan oleh Sabrina.

"Ta, Ikut ke Bandungkan sama pak Salim dan pak Trisno?"

"Iya pak ken, ini lagi dijalan menuju Bandung, udah hampir sampai, pak Ken dimana?"

"Masih di Tol dekat Subang, Mungkin 2 jam lagi sampai. Kenapa Ta?"

"Tadinya, mau minta jemput di Pasteur, tapi udah pak, Kacabnya Bandung 1 yang jadinya jemput aku, Yang lain juga udah pada sampai?"

"Yang lain, Siapa Ta?"

" Aditya dan Alexandra Michaella?"

"Alexandra Michaella?"

"Iya Alexandra Michaella, yang akan megang Sumbar dan Jambi, pak Ken"

Nah, baru aku inget, ini yang di ceritakan atasan langsungku, Pak Salim seminggu yang lalu. Setelah meminta rekomendasiku mengenai renata, Pak Salim sempat bertanya.

"Kamu udah kenal Lexa Belom?"
"Lexa, siapa pak?"
"RO satu lagi selain renata, waktu kamu ke HO kemaren emang ga lihat?"
"Enggak pak, saya Cuma lihat Bella, dan renata di meja marketing"
"Lah, lu harus lihat ken, Itu yang chinesse itu loh, harusnya lu mah udah tahu"

Si bos ku yang satu ini adalah seorang bos paling baik sepanjang masa. Beliau juga keturunan tionghoa walaupun besar di tanah sunda. Padanya, aku sempat bercerita kalo sebetulnya seleraku adalah wanita Tionghoa. Film-film Mandarin yang aku tonton di RCTI dan SCTV membentuk seleraku. Oriental adalah seleraku dari kecil sampai dewasa walaupun diwaktu remaja sempat di intervensi oleh wanita-wanita Jepang seiring kemunculan Maria Ozawa dkk. Itulah sebabnya keluar pernyataan terakhir dari pak Salim seperti mau mencomblangkan aku dengan Lexa.

"Oke Ta, see you in Bandung 1, then"
"Okey, Pak Ken".

Renata, adalah orang yang enerjik, antusias dan termotivasi. Aku seperti melihat diriku pada dirinya. Sikap spontannya yang luwes membuat orang lupa bahwa dirinya tidak terlalu tinggi. Pendek kata, Renata adalah aku dalam versi cewek, hanya saja dengan tinggi yang berbeda, tapi sama secara sikap dan spontanitas. Harus diakui, Pada awalnya, aku tertarik pada kepribadiannya. Sebagai seorang yang sudah lama single. Aku tertarik pada sikap antuasias dan spontanitasnya.

Kuparkir kendaraanku di depan kantor Bandung 1. Di daerah Buah Batu, di jalan Gajah. Anda yang tahu Bandung dengan gampang mengenali bahwa kantor cabang Bandung tempatku berkerja tidak jauh dari jalan Palasari yang terkenal dengan buku-buku murahnya itu. Berjalan menyurusi koridor menuju lantai 2, untuk menemui yang empunya kantor, Rahmat.

Sempat lama saya bercerita, sampai satu gerombolan orang datang kedalam ruangan Rahmat. Renata memperkenalkanku pada Alexandra Michaella dan Aditya.

Alexa, Sebuah Cinta Beda KeyakinanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang