10

8 1 0
                                    

Elang Pov.

Aku selalu mengagumimu.
Disetiap tingkah lakumu.
Senyummu yang membuatku terpikat.
Menambah kesan yang tak terlupakan diingatanku.

Setiap bayang yang tenggelam dikegelapan malam.
Aku selalu menaruh harap pada cahaya.
Agar aku tak kehilangan bayangmu lagi saat kita bertemu nanti.

Kau istimewa.
Orang yang berarti yang diciptakan Tuhan untuk kusayangi.
Orang yang dikirim Tuhan untuk mengisi kekosongan hati.

Aku merindukanmu.
Sama seperti aku merindukan Nikmat dari Tuhan.
Sama seperti aku merindukan orang tuaku.

Satu harapan yang tak pernah pupus.
Aku ingin bertemu denganmu lagi.

Pelangi.

Aku tak tahu harus sampai kapan merindukan sosok yang membuatku kagum.
Gadis kecil itu. Bagaimana kabarnya??
Apa dia masih less ditempat itu?? Masih harus menunggu ibunya menjemputnya di halte bis?? Bersama siapa dia menunggu di halte bis?? Sendiri?? Atau bersama temannya??

Biasanya aku yang menemaninya, mengajaknya berbicara walau singkat.

"Woy Lang!!" Ryan datang membuyarkan lamunanku.

Aku berdecak kesal.
"Kenapa sih Yan??"

"Sensi amat!! Gimana tadi malam nge-date sama Bella??" Tanya Ryan antusias.

"Gue nggak jadi pergi!!" Jawabku malas.

"Lho!! Kenapa??" Tanyanya kecewa. Tapi aku tidak perduli.

"Kenapa gimana?? Ya nggak kenapa-kenapa!!" Jawab ku kesal.

"Loe jangan gitu dong Lang. Kasih kesempatan dulu sama cewek itu!! Mungkin dia cocok sama loe!!" Ucap Ryan menasehatiku.

"Loe itu nggak tahu apa-apa Yan. Tiga tahun gue satu sekolah sama dia. Dia itu seleranya tinggi. Cowok-cowoknya oke semua. Dan gue nggak tertarik sama dia!!" Jelasku pada Ryan.

"Yah terserah loe aja deh!!"

"Loe masih ada kelas??" Tanyaku Pada Ryan.

"Masih!!" Jawab Ryan mengeluarkan buku essaynya.

"Loe??" Tanyanya balik padaku.

"Nggak!! Gue mau langasung pulang!!" Jawabku memasukkan buku pada tasku.

Tiba-tiba Ryan menghentikan kegiatan menulisnya.
Dan menatapku seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Kenapa??" Tanyaku heran.

"Gue boleh minta tolong sama loe??" Tanyanya was-was.

Aku tertawa mendengarnya
"Loe kayak ngomong sama siapa aja!! Kenapa??"

"Buat sementara, boleh gue nginep di apartemen loe??" Pintanya melas, membuatku enggan untuk menggodanya.

"Emng apartemen loe kenapa??" Tanyaku mulai serius.

"Kakek gue menjualnya sama orang sini. Katanya di terpaksa melakukan itu untuk tambahan dana perusahaan yang dipegang om ku!! Maklum aja, kakek lebih sayang sama om ku dari pada aku!! Gimana. Boleh??"

"Boleh dong!! Justru gue harap kita bisa satu apartemen trus. Biar gue ada temennya!!" Jawabku nyengir.

"Loe nggak perlu ijin orangtua loe dulu??" Tanya Ryan heran.

"Setiap kegiatan yang gue lakukan hari ini dan setiap hari selalu gue ceritain sama mereka. Termasuk loe dan teman-teman yang lain. Kecuali kebebasan gue selama disini. Dan mereka sangat seneng waktu gue bilang ada temen dari Indonesia. Loe tenang aja. Loe gue ijinin tinggal diaptemen gue. Jadi loe nggak perlu ribet cari tempat tinggal lagi."
Ucapku meyakinkannya.

Aku Dan Kau PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang