13

5 1 3
                                    

Bella Pov.

Entah apa yang ada difikiran Elang saat ia meminta nomor telfon Mega. Ya Mega adikku.

Aku sempat menyesal menceritakan tentang Mega dan teman-temannya pada Elang. Elang terlihat sangat tertarik apalagi saat aku menyebutkan sekolah mereka sama dengan skolahku dan Elang dulu.

Elang seolah memaksaku untuk memberikan nomor telfon Mega padanya. Hingga akhirnya aku menyetujui dan memberikan nomornya pada Elang.

Aku heran. Elang terlihat sangat tertarik pada Mega. Tapi bagaimana bisa jika mereka belum pernah bertemu?? Aku yakin sekali. Pasti Mega besar kepala karena sebentar lagi dia pasti akan dihubungi oleh pujaan hatinya.

Mega selalu menanyakan kabar Elang padaku. Mencari-cari informasi pada Elang. Tapi aku selalu menceritakan semua yang buruk pada Elang. Seperti Elang yang memiliki sifat dingin dan mencintai gadis kecil.

Aku sempat dengar kabar bahwa Elang suka gadis SMP saat dulu disekolah teman-temannya selalu mengejeknya seperti itu. Tapi aku tidak tahu kebenarannya karena Elang sendiri tidak memperdulikan hal itu.

Aku sangat mengharap jika Elang suka padaku suatu saat nanti. Bukan Elang jika sulit ditaklukkan. Elang sangat menarik. Bukan tipe cowok yang ribet dan sok keren. Bukan juga cowok yang suka tebar pesona. Kerena memang pesonanya selalu bertebaran tanpa dia ketahui.

Banyak cewek-cewek mengaguminya dulu disekolah. Bahkan dikampus ini juga. Tapi entah sengaja atau tidak. Elang tidak perduli dengan perhatian cewek-cewek itu.

Dan teman-temanku selalu bertanya apa hubunganku dengan Elang saat aku kenal Elang lebih dekat daripada mereka.

Dengan bangga aku akan katakan jika aku pernah satu SMA dengannya. Dan jawaban itu sukses membuat mereka ternganga kaget mendengarnya.

Tapi sayang sekali. Untuk mengenal hatinya, aku rasa itu tugas yang berat. Apalagi sainganku yang jelas terlihat nyata saat ini adalah adikku sendiri.

Yang jelas-jelas Elang tertarik padanya hanya sebuah cerita singkatku tentangnya. Menyebalkan memang tapiya sudahlah. Paling tidak hari ini sikap Elang lebih baik dari biasanya denganku. Tidak sedigin dan secuek biasanya.

Pelangi Pov.

Semalaman aku tidak bisa tidur memikirkan kiriman itu. Jujur aku sangat senang jika kiriman itu benar dari kakak itu. Kakak yang selalu ku rindukan diam-diam.

Puisinya pun mengatakan bahwa ia menginginkan sebuah pertemuan kembali. Dan pada dasarnya aku pun sama.

Saat aku berfikir tak akan pernah bertemu dengannya lagi. Saat itu pula aku merasa kecewa. Namun ternyata harapanku kembali muncul saat mendapat kiriman itu.

Hari ini aku berangkat sekolah lebih awal. Belum banyak siswa yang datang. Tapi dari sudut lapangan, kulihat kak Firman tengah berbincang-bincang dengan Kak Zaki.

Melihat kak Firman membuat dadaku tiba-tiba sesak. Aku seolah telah menghianati kak Firman dengan diam-diam merindukan orang lain yang bahkan tak ku kenal sekalipun.

Aku ragu untuk mendekat saat tangan kak Firman melambai memintaku datang mendekat. Belum sampai aku ditempat kak Firman dan kak Zaki. Kak Zaki lebih dulu pergi mungkin menuju kelasnya.

Kak Firman melangkah ke arahku.
"Kamu sakit??" Tanya kak Firman menyentuh dahiku dan membuatku terkejut sehingga cepat-cepat menepisnya.

"Ya Allah!!" Batinku mengatakan itu tindakan salah. Tidak seharusnya aku menepis tangan kak Firman dengan kasar. Tampak keheranan di wajah kak Firman dan ada kekecewaan disana.

"Aku baik kok kak!!" Jawabku. Aku ini kenapa?? Kak Firman pasti curiga.
Suasana berubah canggung dan tatapan kak Firman membuatku tak berani balik menatapnya.

Aku Dan Kau PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang