15

14 1 2
                                    

Pelangi Pov.

Hari ini seperti biasa aku menunggu mama menjemputku pulang les. Mama memang tidak pernah memberiku ijin untuk berangkat dan pulang les sendiri. Alasannya tidak baik anak cewek keluar sendiri malam-malam.

Laras sudah terlebih dulu pulang karena sudah dijemput dari papanya. Biasanya kakaknya yang akan menjemputnya. Tapi karena hubungannya dengan kakaknya akhir-akhir ini bermasalah. Jadi papanya yang menjemputnya setiap les.

Suasana dijalan raya sangat ramai kendaraan. Setidaknya membuatku tidak terlalu kesepian.

Saat sedang duduk disini sendiri membuatku teringat pada kakak itu. Kakak yang mungkin mempunyai nama sama sepertiku. Pelangi. Begitu nama terang disurat juga puisi yang dibuatnya.

Andaikan kami saling mengetahui nama dari dulu. Pasti menjadi perbincangan yang asik jika nama kita sama.
Hahh.. Hanya berandai-andai.

Dia memberiku nomor ponselnya. Tapi sampai sekarang aku belum menghubunginya. Aku terlalu takut. Dan aku tidak siap dengan semua resikonya. Lebih baik biar saja seperti ini dulu. Tapi jika aku terlalu lama seperti ini akan menyakiti hati kakak itu. Lalu, bagimana dengan kak Firman jika aku menghubungi kakak itu??

"Ngelamun aja!!". Teguran seseorang membuatku terkejut.

"Kak Ilyas!?" Ucapku heran.

"Kamu les disini ternyata?" Tanya Kak Ilyas yang membuatku merasa ganjil dengan pertanyaannya.

"Iya kak. Kakak sendiri ngapain disini?"

"Aku habis disuruh mama nganterin pesanan kue disekitar sini tadi!!" Jawabnya lalu duduk di sampingku setelah memarkir sepedanya di trotoar.

Aku kerasa dejavu. Memoriku mengingat saat-saat aku bersama kakak itu. Kak Pelangi.

"Kamu nggak papa?" Tanya Kak Ilyas khawatir pada kebisuanku yang tiba-tiba.

Aku merindukannya!!

"La!!" Panggil kak Ilyas.

"Oh.. Eh.. nggak papa kak!! Aku nggak papa!!" Jawabku gelagapan.

"Kamu aneh!!" Ucap Kak Ilyas menertawakannku.

Nah!! Aku tahu sekarang. Aku tahu apa yang membuat percakapanku dengan kak Ilyas terlihat ganjil. Tidak seperti biasanya karena kak Ilyas mengunakan aku-kamu denganku. Biasanya loe-gue. Kalau aku memang selalu pakai aku-kamu. Karena mama marah kalau aku pakai loe-gue saat bicara dengan orang lain. Yah meskipun temanku sendiri.

"Kamu melamun lagi? Kenapa sih!!" Tanya kak Ilyas dengan sisa tawanya.

"Aku nggak melamun kok kak. Cuma merasa aneh aja!!"

"Ya emang kamu aneh!!" Jawab kak Ilyas tertawa lagi.

"Kamu nunggu jemputan ya?" Tanya kak Ilyas saat melihatku tak menanggapi ucapannya.

"Iya. Mama selalu terlambat menjemputku!!" Jawabku dengan nada sedikit kesal.

"Mungkin aja mama kamu masih sibuk dirumah!!" Ucap kak Ilyas menenangkanku.

"Mungkin"

Tin.. Tin..

"Itu mama!!!" Ucapku berbinar lalu bangkit berdiri.

Mama turun dari mobil. Menghampiriku dan Kak Ilyas. Kak Ilyas menjabat tangan mama dan mencium punggung tangannya. Sopan.

"Udah lama nggak nemenin Pelangi duduk disini. Bosan ya. Maaf, soalnya tante sibuk dirumah!!" Ucap Mama yang membuatku sukses melongo karena ucapannya pada Kak Ilyas. Ngomong apa sih mama!!

"Ma..!!" Panggilku pada Mama, mencegah agar tidak melanjutkan ucapannya. Tapi Mama tetap saja menghiraukanku. Pasti kak Pelangi yang dimaksud Mama. Bukan kak Ilyas. Kacau semuanya.

"Pelangi dulu seneng banget lho kamu temenin kayak gini. Pulang les mukanya berseri-seri terus. Tapi, kalau kamu nggak nemenin dia. Dia pasti cemberut terus kalau pulang les. Nah. Kalau hari ini, pasti Pelangi seneng banget. Ditemeni sama temennya gini. Makasih ya!!" Ucap Mama dengan senang hati. Sesekali Kak Ilyas hanya membalas senyum kaku dan mengangguk. Sedangkan aku sudah panik setengah sadar. Berusaha menjelaskan pada mama pun rasanya tak mungkin sekarang.

"Ya udah. Tante ajak Pelangi pulang dulu ya. Kamu hati-hati dijalan. Kalau naik sepedah hati-hati ya!!" Ucap Mama menepuk bahu Kak Ilyas dan tersenyum manis pada Kak Ilyas yang tingginya melebihi Mama.

"Iya tante, Tante juga hati-hati bawa mobilnya" Sahut Kak Ilyas tersenyum ramah. Lalu mama menggandengku masuk ke mobil. Sebelum masuk, Aku menatap Kak Ilyas yang tengah tersenyum padaku.

Aku menatap Kak Ilyas sambil mengucapkan "Aku jelaskan besok!!" tanpa suara, hanya gerak mulut dan isyarat tangansaja.

"Ayo Pelangi!!" Tegur Mama karena aku lama masuk ke mobil.

Setelah melihat Kak Ilyas mengangguk padaku ,masih dengan senyum gelinya, aku sedikit lega dan masuk ke dalam mobil setelah melambaikan tangan pada Kak Ilyas.

"Namanya siapa La??" Tanya Mama saat kami berada di dalam mobil.

"Ma, tadi itu salah paham. Bukan kakak itu yang dulu sering nemenin aku nunggu mama di halte bus. Dia itu kak Ilyas, Ma. Baru hari ini nemenin aku!!" Ucapku menjelaskan pada Mama. Mama masih belum mengeluarkan ekspresi apapun. Membuatku semakin penasaran dengan apa yang akan mama katakan padaku.

"Terus, yang dulu sering nemenin kamu itu siapa namanya?"

Pertanyaan mama benar-benar membuat jantungku tiba-tiba berdetak kencang. Detakannya sampai terdengar ditelingaku. Aku hanya berharap agar mama tidak bisa mendengarnya.

Aku bingung harus menjawab apa. Aku ingin menjawab tanpa harus membohongi mama dan tidak ingin mama bertanya lebih lanjut tentang kesamaan namaku dan kak Pelangi.

Pelangi. PE-LA-NGI. PE-LANG-I. PEL-ANGI. PELA-NGI. P-ELANG-I.

"Namanya kak Elang!!" Jawabku setelah mendapat nama panggilan yang cocok untuk kan Pelangi. Huhh.. Lega.

#ADKP

Aku Dan Kau PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang