18

10 0 0
                                    

Author Pov.

Laras datang agak siang hari ini. Karena memang kondisinya belum fit sepenuhnya. Apalagi hari ini pelajaran pertama olahraga. Saat ia memasuki kelas, ia melihat dua sahabatnya yang terkesan aneh. Karena Mega biasanya belum berangkat, juga Pelangi yang biasanya memasang wajah ceria ke sekolah tapi hari ini dia murung.

"Selamat pagi!!" Sapa Laras pada kedua sahabatnya itu.

Pelangi hanya membalasnya dengan senyuman kaku sedangkan Mega membuang muka pada Laras.

"Kalian kenapa sih?" Tanya Laras duduk di bangkunya yang bersebelahan dengan Pelangi.

Tidak ada yang menjawab. Tapi Mega berdiri pergi keluar kelas.

"Kalian ada masalah??" Tanya Laras berbisik pada Pelangi. Pelangi menggeleng dan juga bangkit berdiri.

"Mau kemana??" Tanya Laras.

"Ngumpulin tugas hukuman!!" Jawab Pelangi nyengir. "Kemarin aku dihukum sama Mega!!" Lanjut Pelangi.

Saat bel pelajaran pertama dimulai, semua siswa satu kelas dengan Pelangi berhamburan keluar kelas menuju lapangan. Laras ijin tidak mengikuti pelajaran tapi tetap berada di lapangan.

Sejak pagi Laras tahu ada yang tidak beres dengan kedua sahabatnya itu, dan ia berusaha mencari tahu saat ini. Bahkan saat berbaris di lapangan pun mereka berdiri berjauhan.

"Tidak seperti biasanya!!" Pikir Laras heran.

Pak bambang menyuruh mereka berlari mengelilingi lapangan, dan saat itu Pelangi mencekal tangan Mega.

"Mau sampai kapan kita terus seperti ini!?" Tanya Pelangi menuntut jawaban pada Mega.

"Apa loe pikir setelah loe ngadu sama kak Elang semua masalah kita selesai?? Nggak!! Gue nggak akan semudah itu maafin loe!!" Jawab Mega keras kepala.

"Siapa yang ngadu sama Kak Elang?? Aku nggak ngadu!!" Ucap Pelangi membela diri sendiri.

"Munafik!!" Desis Mega.

"Ga!! Aku hanya menyampaikan apa yang pantas aku sampaikan sama kak Elang!! Emang dia bilang apa sama kamu??"

"Heh!! Cukup bertingkah sok baik sama gue!! Muak tau nggak!!" Mega menepis tangan Pelangi kasar hingga Pelangi tersentak ke belakang.

Mata Pelangi memanas, ia ingin menangis dan marah. Hanya gara-gara laki-laki semua ini terjadi padanya. Membuat hubungan persahabatannya merenggang.

Laras yang mengamati kedua sahabatnya itu mulai paham dengan situasi. Apalagi saat Pelangi dan Mega menyebut nama kak Elang.

"Apa mungkin Pelangi mengenal kak Elang??" Batin Laras.

Jam istirahat sudah berbunyi. Pelangi yang sudah mengganti pakaian olahraganya segera memasuki kelas, ada Laras yang duduk dibangkunya dengan membaca novel.

Pelangi tidak menyapa atau sekedar menegur Laras, sedangkan Laras hanya melirik semua aktivitas Pelangi yang masih berkemas.

Bahkan hingga siswa-siswa yang lain kembali ke kelas pun, Laras dan Pelangi tidak bertegur sapa.

"La??" Panggil Laras pada Pelangi.

"Hmm??" Jawab Pelangi menggumam sambil menatap Laras.

"Kamu ada masalah sama Mega??"

"Eh?? Nggak kok!!" Elak Pelangi.

"Bohong!!" Laras bersikeras.

"Aku nggak bohong. Aku sama Mega nggak ada masalah kok!!"

"Aku nggak percaya!!"

Pelangi berdecak kesal.
"Terus mau kamu, aku sama Mega ada masalah??"

"Ya mungkin aja kan. Sikap kalian itu aneh. Nggak seperti biasanya!!"

"Kita hanya mencoba suasana baru!" Jawab Pelangi acuh.

"Oke!! Berarti bener kalian ada masalah!! Sekarang. Cerita sama aku apa masalah kalian??"

"Kalau kamu nggak tahu apa masalah kita. Kenapa kamu bisa menyimpulkan kalau aku sama Mega punya masalah!??"

"Kok kamu gitu sih!! Aku cuma ingin membantu aja kalau kalian emang punya masalah. Sebagai sahabat kalian, aku nggak mau kalian musuhan. Apa susahnya sih cerita sama aku!! Dan oke, kalau kamu nggak mau cerita, Terserah!!" Ucap Laras bangkit dari tempat duduknya lalu pergi meninggalkan Pelangi.

Pelangi merasa bersalah atas keegoisannya yang tidak ingin memberi tahukan masalahnya pada Laras. Bukan maksudnya membuat Laras marah, tapi karena Pelangi tidak ingin Laras ikut menanggung masalah ini. Biar hanya dia dan Mega, dan dia berjanji akan memperbaiki semuanya.

"Laras tunggu!!" Teriak Pelangi memanggil Laras.

Pelangi terus berlari mencari Laras, dan dia menemukan Laras tengah duduk dibangku taman sekolah bersama Mega, mereka tampak serius membicarakan sesuatu, membuat Pelangi enggan menemui mereka.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang??" Pikir Pelangi.

Pelangi ingin menghubungi Elang, untuk menanyakan apa yang Elang katakan pada Mega hingga membuat Mega semakin marah padanya.
Tapi, ia ragu karena sekarang dia berada di sekolah.

"Mungkin nanti pulang sekolah aja!!" Ucapnya lalu kembali ke kelas.

****

"Mau pulang bareng??" Ucap Firman mengejutkan Pelangi yang tengah duduk di bangku penonton di lapangan basket.

"Kak Firman bikin kaget aja!!"

Firman hanya tertawa lalu duduk di samping Pelangi.

"Suasana sore bawaannya malas ya!?" Tanya Firman sambil memandang langit sore berwarna jingga disebelah barat.

Pelangi hanya mengagguk.

"Warna jingganya indah!!" Komentar Firman. Pelangi menatapnya heran.

"Tapi aku membencinya!!" Lanjutnya.

"Kenapa??" Tanya Pelangi.

"Soalnya setelah keindahan itu akan ada kegelapan yang menyelimuti bumi" Jawab Firman.

"Ya. Aku juga membenci senja, tapi setelah senja aku sangat menyukainya" Jawab Pelangi.

"Kamu suka malam??" Tanya Firman.
Pelangi mengangguk antusias.

"Kenapa??"

"Saat malam, kita bisa melihat bintang, berbagai bintang yang ada dirasi masing-masing saling beradu cahaya agar terlihat cantik dari bumi. Selain itu, saat malam, tidak akan ada banyak cahaya, dengan begitu, kita bisa menjadi diri sendiri, tanpa dibayangi siapa pun, tanpa ada bayangan yang mengikuti!!" Jawab Pelangi tersenyum manis pada Firman. Membuat Firman merasa jantungnya berdegup kencang.

"Tapikan gelap??"

"Memang, tapi habis gelap terbitlah terang!!" Canda Pelangi membuat keduanya tertawa.

"Bisa aja kamu!!" Ucap Firman. Pelangi hanya tertawa.

"Pulang yuk!!" Ajak Firman menggandeng tangan Pelangi.

"Yuk!! Tapi aku pulang sendiri aja, kak!!"

"Kenapa??"

"Nggak papa!! Ini udah sore, bentar lagi pasti malam, nanti kak Firman dicariin mamanya lho!!"

"Justru itu, bentar lagi'kan malam. Aku nggak bisa kalau pacarku ini pulang sendiri!!"

Pelangi menatapnya membelalak mendengar ucapan Firman.

"Kenapa?? Kamu pacar aku kan!??" Tanya Firman dengan menaikkan sebelah alisnya.

Pelangi seolah terhipnotis lalu mengangguk.

Firman malah tertawa melihat kebingungan Pelangi.
"Yaudah ayo pulang!!" Ucap Firman tertawa sambil menarik tangan Pelangi yang masih terlihat bingung.

#ADKP

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Dan Kau PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang