Part 28

1.9K 75 9
                                    

Ketika kau gantungkan harapanmu kepada manusia, Allah akan mengingatkanmu dengan pahitnya rasa kecewa. Itu semata mata agar kamu tau betapa cemburu-Nya ketika kau bergantung kepada selain-Nya

Dan itu semata mata pula agar kamu kembali berharap pada-Nya

Love ALLAH SWT❤

••••••••••


Saat Annisa duduk mengerjakan tugas laporan yang diberikan oleh Pak Hans, tiba tiba Dimas datang dan meletakkan sebuah minuman kaleng untuknya.

"Buat loe.. capek kan?"

"Ah??" Sontak Annisa mengangkat dagunya keatas
"Thanks.." lanjutnya kembali mengerjakan laporan

"Buat laporan apaan?" Tanya Dimas dengan mulai melihat lihat apa yang dikerjakan oleh Annisa

"Laporan kegiatan ini aja"

"Umb.. ada yang bisa gue bantu?"

"Ada. .."

"Apa?" Kata Dimas dengan deretan giginya menatap Annisa

"Ambilin berkas yang ada di meja sana,!"

"Oke tuan puteri"

"Sama map yang di sebelah kiri meja itu Dim" suruh Annisa kembali

"What else???"

"Udah makasih. Loe duduk aja"

"Hoamm... masih lama ya selesainya?"

"Engga kok bentar lagi"

"O iya semalem loe kemana kok maen kabur aja.?"

"Ga kemana mana kok. Oh iya Dim.. ambilin kotak kecil di laci dong tolong.."

"Oke oke.. nih.., Nis... jalan yuk"

"Wait.. ambilin vas bunga yang di sudut itu Dim!"

"Buat apa?" Tanya Dimas kembali namun di balas Annisa dengan tatapan tajam

"Siap komandan"

"Taro situ aja"

"Terus.. buat apaan??"

"Biar pemandangannya indah dan gag ngeganggu konsentrasi gue!" Jawab Annisa dengan mengetuk dahi Dimas menggunakan bolpoin

"Awhh... loe mah sengaja ngerjain gue"

"Bodoamat," jawab Annisa datar

"Loh loh loh.. mau kemana??"

"Ke toil.... arrghh.." Annisa tiba tiba tersandung kaki meja dan ini membuatnya terjatuh, namun tak disangka karna ia jatuh diatas Dimas yang mana ia duduk di depannya. Dahi Annisa mengenai bibir Dimas yang sudah pasti jika dilihat posisi mereka seperti Dimas sedang mencium Annisa namun dengan posisi tidur

Cuphh...
Dimas sengaja memanfaatkan moment ini dengan kembali memberi kecupan di kepala Annisa
Annisa hanya terdiam bukan karna merasa nyaman diperlakukan seperti itu namun karena kakinya kesakitan

"Le..pas.." kata Annisa terbata

"Gamauk"

"Dimmm"

"Iya Nisa.." jawab Dimas dengan masih memeluk Annisa erat dan sedikit membelai rambutnya

"Ka..ki gue... sakit.. gu..e ju..ga gabi..sa napas !" Dimas sontak melepaskan pelukannya dan langsung membenarkan posisi Annisa. Ia melihat jari kaki Annisa mulai berwarna kebiruan akibat menendang kaki meja itu

Kehormatan ATAU CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang