Part 43

3.3K 88 25
                                    

Saat kau merasa kesendirian membuatmu tenang dan damai, tetap saja berada di dekat orang orang tercinta jauh lebih baik dan merupakan kesempatan yang berharga

••••••••••

Tiffany POV on...

Aku tak boleh berdiam diri seperti ini. Ya, tidak boleh selalu menjadi sampah dan benalu di kehidupan orang lain. Ya Tuhan, mengapa ini semua terasa berat? Aku lelah seperti ini. Aku hanya ingin memiliki keluarga yang utuh dan tenang.

Bangkit dari kasur dan mencoba menemukan sesuatu untuk dapat ku kerjakan. Aku menemukan Collin sedang bermain dengan Mario. Terlihat Collin yang dapat tertawa lepas dengan bahagia membuatku sedikit bernafas lega setelah papa yang ia kenal selama ini bukanlah papa kandungnya. Aku menatap iba pada anakku sendiri. Berharap suatu keajaiban datang dengan sukarela padaku.

Aku berinisiatif ke dapur dan membuatkan Mario teh. Selesai dan akan kuberikan teh ini untuknya dan semoga saja dia suka hingga kami berdua pun juga dapat menghilangkan kecanggungan satu sama lain
"Mario, emm... ini aku buatkan teh, di minum ya" sapaku saat ia asyik bermain dengan Collin

"Oh, secangkir teh? Umb, maaf tapi apa harus kuberi tahu kalau aku sebenarnya tidak suka teh?" Jawab Mario dengan to the point

"Ng,??? Maaf aku tak tahu. Bagaimana dengan secangkir kopi?" Tawarku padanya

"Itu lebih baik." Jawab Mario tersenyum simpul

Aku langsung ke dapur kembali membuatkannya kopi. Aku sengaja memberikan lebih banyak gula di dalamnya agar tidak terlalu pahit. Dan setelah selesai aku kembali padanya untuk memberikannya ini.

"Silahkan..." kataku sambil menaruh secangkir kopi yang telah kubuat baru saja dan tentunya masih sedikit panas

"Emm... terimakasih nona"

Tanpa basa basi Mario langsung menenggak kopi yang kubuatkan tadi. Melihat ekspresinya seperti ada sesuatu yang salah saat ia meminumnya.

"Something wrong?" Tanyaku

"Ng, maaf tapi apa aku juga harus memberitahumu tentang diriku yang tidak suka minuman dan makanan yang terlalu manis?" Jawab Mario dengan pancaran wajah yang sedikit tidak enak

"Astaga, maaf, sekali lagi maaf. Aku tak tahu betul seperti apa seleramu. Oke akan kubuatkan kembali. Tunggu disini sebentar dan aku akan segera kembali" kataku dan terlihat kini Mario sedikit bingung dengan tingkahku.

Aku merasa tak enak dan sedikit malu sebenarnya. Niatku ingin berbuat baik padanya malah seperti ini. Harusnya aku tanyakan dulu seleranya seperti apa. Tapi, melihatnya bermain dengan Collin membuatku sangat bahagia. Semoga saja Collin dapat tertawa lepas setiap harinya seperti ini. Ya, seperti saat ini persis yang sedang aku lihat.

Tiffany POV off...

*

Hari ini Annisa telah memiliki janji bersama Rafa untuk bertemu di suatu tempat. Hubungan mereka kini semakin membaik setelah mereka mengetahui perasaan satu sama lain.

Dengan terlihat sibuk Annisa memilih pakaian mana yang akan ia kenakan. Ia harus terlihat cantik di depan orang yang ia suka. Dan sebuah dress berwarna merah kini telah menjadi pilihannya. Ini adalah dress karyanya sendiri dan merupakan desainnya yang pertama saat menempuh studi di luar negeri. Dan ternyata masih sangat pas dikenakan di tubuhnya yang sedikit berisi namun tak bisa dikatan gemuk.

Setelah merasa semuanya pas, mulai dari pakaian, make up, tatanan rambut yang sederhana, dan sepasang sneakers yang ia pakai. Annisa memang sedikit aneh dalam hal selera berpakaian. Biasanya kebanyakan wanita memakai dress dan disandingkan dengan high heels. Tapi ia tidak suka seperti itu, ia lebih nyaman memakai dress yang dipadukan dengan sneakers senada dengan warna dressnya.

Kehormatan ATAU CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang