#10

17.7K 779 6
                                    


Vidiana!!

Nama itu selalu terngiang-ngiang di kepala Ryn, jujur saja sejak mereka lost contact saat kejadian buruk itu Ryn sangat terpukul.

Diantara semua teman-temannya hanya Vidiana yang selalu ada baginya, begitupula sebaliknya. Keterikatan mereka bukan hanya sekedar teman yang merangkap sahabat tapi sahabat yang merangkap saudara.

Sedih, Senang, Susah, Jatuh, Bangun sudah mereka lewati bersama saat kecil, saat dimana kejadian atau hal apapun patut di jadikan pengalaman berharga.

Setelah berpikir seminggu penuh memutuskan Ryn harus bertemu Vidiana, bagaimanapun caranya.

"Daddy, Ryn harus mencari Vidiana" ucap Ryn menghadap Daniell, Daniell tau benar jika kejadian ini pasti akan terjadi.

Daniell tak bisa berbuat apa-apa, melarang Ryn sama saja membuatnya lebih ingin menemukan gadis itu.

"Dia berada di Singapur" ucap Daniell prlan tanpa menoleh

"Aku akan pergi!" ucap Ryn tanpa menunggu persetujuan dari Daniell dia langsung pergi begitu saja

Setelah menelpon assistennya yang biasa mengurus semua kepentingan tiketnya, dia langsung menuju bandara. Dia pergi, bahkan tanpa memberitahukan hal itu pada Zac.

Cukup lama waktu yang dibutuhkan hingga sampai ke Singapura dari Amerika, dengan langkah pasti Ryn mengunjungi rumah keluarga Vidiana. Dia tau benar keluarga dari sebelah Ibu Vidiana tak terlibat dengan hal semacam ini, bahkan mereka tak tau tentang pekerjaan Ayahnya Vidiana.

"Selamat siang rumah keluarga Adline?" Tanya Ryn pada seorang wanita yang berusia sekitar akhir 40 atau awal 50

"Ya" ucap wanita itu

"Anda pasti Bibi Kayna"ucap Ryn, wanita itu hanya mengernyit bingung karena kedatangan tamu yang tak di kenalnya, dulu waktu Ryn berkunjung memang saat itu dia masih kecil dan wajahnya sudah jelas-jelas jauh lebih dewasa dari yang dulu

"Aku Claeryn teman Ana" ucap Ryn, Ana adalah nama akrab Vidiana oleh keluarga ibunya

"Ya Tuhan Kau Ryn, ayo masuk sayang. Maafkan bibi sudah tak mengenalimu, kau sudah menjadi putri yang cantik dan dewasa sekarang" ucap Kayna lembut

"Maafkan aku bibi Kayna, aku buru-buru. Bisakah aku bertemu Ana?" Ucap Ryn yakin Ana disini

"Ana sudah meninggal nak beberapa hari lalu" ucap Kayna dengan berat hati

"A-An-Ana Vi-Vidi-Vidiana? Bibi jangan bercanda?" ucap Ryn dengan suara pelan seakan mencerna semuanya secara perlahan

"Iya Sayang, Ana meninggal akibat kanker, apalagi Thomas ayahnya yang sudah lama meninggal membuatnya tak sanggup hidup" jelas Kayna, Ryn langsung jatuh tersungkur di lantai mengetahui hal itu

"Bibi apakah Ryn boleh minta alamat makamnya Ana?"Tanya Ryn dengan pelan, Kaynapun menulis beberapa kata hang tersusun menjadi sebuah alamat di kertas dan memberikannya pada Ryn

------------------- - -

Dengan kecepatan di atas rata-rata Ryn mengendarai mobil mercedez benznya yang memang ada disalah satu apartemennya yang ada di Singapure menuju alamat yang diberikan oleh Bibi Kayna.

'Vidiana kamu nggak boleh meninggal' ucap Ryn penuh kesediha disepanjang perjalanan

Ryn datang ke pemakaman dan ternyata Ryn telah di bodohi oleh Bibi Kayna, alamat itu bukan mengarah ke pemakaman Vidiana tetapi ke sebuah tempat yang sepi.

"Kau datang?" tanya Seorang wanita berambut pirang sebahu dengan tatapan remeh

"Vidiana"ucap Ryn

"Aku Indiana!!! JANGAN PANGGIL AKU VIDIANA" Teriak perempuan itu

"Harusnya aku sadar kamu memang berubah" ucap Ryn sadar dia perangkap, tak guna jika dia melawan karena pasti Vidiana a.k.a Indiana sudah menyiapkan segalanya

"Ya tentu saja, aku bukan Vidiana yang dulu sekarang aku INDIANA" ucapnya mantap

"Jadi kamu mau apa?"Tanya Ryn to the point

"Balas dendam bodoh!! kamu sudah menggagalkan rencanaku waktu kamu menghalau peluru itu, peluru itu bukan ditujukan padaku tapi pada Ayahku"ucap Vidiana Marah

"Dia selalu saja memaksaku, membuatku seperti bonekanya saja. Aku ingin membunuhnya dengan bekerja sama dengan orang yang membenci ayah, tapi kamu!! Menggagalkan rencananya" teriak Vidiana menyambung perkataannya

"Kau pikir Ayahku bodoh? dia mengetahuinya dan dia membuangku di sebuah rumah tua di negara yang sangat asing bagiku. Butuh beberapa tahun bagiku untuk bangkit dari pembuangan itu, aku bertemu sepupuku dari Ibu saat aku dibuang dan aku menceritakan segalanya sehingga mereka bersedia membantuku" jelasnya lagi

"Tapi Thomas sudah meninggal Ana" ucap Ryn berusaha tenang

"Aku tau! Daniell yang membunuhnya!!! tapi itu yang membuatku makin membenci kalian!!!!! Aku ingin membunuh Ayahku dengan tanganku sendiri, aku ingin dia merasakan penderitaan dan penyiksaan itu perlahan-lahan Claeryn !! sebelum aku benar-benar membunuhnya"ucap Vidiana lalu tertawa kencang tanpa arti

"Itu karena dia menculik Rean" ucap Ryn lagi

"Bukan dia yang menculik Rean, tapi aku dan lalu aku memberikan padanya!! Dan bodohnya Thomas dia tak tau kalo aku anaknya yang telah di buangnya yang telah di asingkannya!! Dia melupakanku" Teriak Vidiana, dia merasa segala yang terjadi padanya tak patut terjadi

"Vidiana jangan biarkan dendam menguasai dirimu" ucap Ryn berusaha setenang mungkin

"sudah kubilang jangan panggil aku VIDIANA bodoh, itu nama yang di berikan si brengsek yang membuangku" ucapnya emosi, lalu berlari maju ke arah Ryn lalu melayangkan tangan untuk memukul Ryn

Ryn dengan cepat dan lincah langsung menghindar tapi Vidiana terus-menerus menyerang Ryn membabi buta walaupun sebenarnya dia tak mampu melawan Ryn karena kekuatan mereka jelas-jelas sangatlah berbeda.

Tapi sesuatu menghantam leher Ryn, sesuatu yang keras dan padat mungkin saja kayu atau besi yang jelas hantaman benda itu membuat Ryn sangat pusing sebelum jatuh pingsan.

"bawa dia ke dalam gudang cepat" suara itu yang terakhir didengar Ryn sebelum benar-benar pingsan

5 jam Kemudian......

Ryn mencoba membuka matanya, sekaligus mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya.

"Laporkan pada nona Indiana jika dia sudah bangun"ucap seseorang berbadan besar, Ryn perkirakan jika orang itu yang disuruh Indiana untuk mengawasinya

"Dimana aku? lepasin" teriak Ryn pada orang bertubuh besar itu

"Diam"bentak Pria itu pada Ryn lalu menamparnya keras, membuat bibirnya berdarah.

SIALAN sekali, jika tubuhnya tak terikat rantai sudah pasti dia akan membunuh pria ini batin Ryn.

"Kau sudah sadar? cepat sekali" ucap wanita yang tidak lain tidak bukan adalah Vidiana, Ryn mencoba mencerna perkataan Vidiana

"Aku memberimu suntikan yang dapat membuatmu pingsan untuk 48 jam, tapi kamu malah bangun dengan cepat membuatmu akan melihat langsung penderitaan yang akan di alami oleh kedua keluargamu"ucap Vidiana tidak segan-segan

Vidiana seperti mengkode sesuatu sebum 2 orang di seret masuk kesalam ruangan itu.

"Say hello" ucap Vidiana sambil melepaskan tutup mata kedua orang itu dengan kasar

"Rean? Kent?" ucap Ryn

--------------------------------------------------
Maaf baru balik lagi :)
Next part tergantung respon ;;)

L O V 3 A V A

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang