Part 1

7.5K 286 8
                                    

Hi..guys! Kali ini aku ngebuat love story lagi sorry kalo masih ada di temukan kesalahan dalam penulisannya maklum masih pemula and cuma pengen nyalurin hobby menulis love story doank..
After story about Vanessa and Max dalam tittle Love was made for us kali ini aku buat Love story yang gak kalah serunya dari yang pertama. HAPPY READING AND ENJOY YA!!

Jari-jemari Evander Schweiger terlihat begitu lincah memainkan alat musik yang bertuts hitam dan putih itu. Sudah dua jam lamanya Evan tidak ingin beranjak dari kursi yang di dudukinya....
Tentu saja Evan tidak ingin beranjak kemanapun karena saat ini suasana hatinya sedang sangat buruk sekali. Jika suasana hatinya sedang mendung seperti saat ini maka hal yang bisa dilakukan hanyalah duduk dan memainkan piano yang berada di dalam kamarnya yang terlihat sangat besar dan juga luas.

Kamar Evan cukup nyaman dan juga terkesan unik karena dinding kamarnya terbuat dari kayu vinyl yang cukup mengkilap begitu juga dengan lantainya yang senada dengan dindingnya itu, terlihat juga beberapa pajangan unik seperti mobil miniatur yang terbuat dari kayu, ada sebuah bangunan Kolner Döm yang berukuran mini menghiasi rak pada dinding kamarnya, disana juga terlihat beberapa miniatur lainnya seperti tokoh-tokoh pemain sepak bola dunia yang merupakan koleksinya sejak dia hobby pada permainan sepak bola.

Ketiga sahabatnya sebut saja Reyhan, Willbert, dan Dextern saat ini sedang berada di dalam kamarnya Evan.

Willbert dan Reyhan terlihat sedang sibuk bermain Playstation terkadang suara mereka berdua cukup mengganggu karena saling bersikeras ingin mengalahkan lawannya sedangkan Dextern seperti biasanya hanya duduk diam dan membaca majalah sport yang ada di atas meja kamarnya Evan.

Tiba-tiba suasana kamar hening sejenak.... Willbert dan Reyhan saling bertatapan lalu bertanya pada Dextern dengan bahasa tubuh ada hal apa lagi yang membuat suasana hati Evan mendung....?? Sudah dua jam lamanya mereka berada disana dan sejak kedatangan mereka Evan sama sekali tidak bergeser sejengkal pun dari kursi Pianonya itu.

Dextern sudah tahu apa yang terjadi pada Evan. Suasana hatinya buruk karena Jonathan Christoper salah satu murid di sekolah mereka ingin mengajaknya bertanding Futsal besok sore. Masalahnya bukan hanya bermain Futsal saja tapi taruhannya adalah seorang gadis dan gadis itu adalah Crystal Jhanderson salah satu siswi di sekolah mereka juga. Sebenarnya Evan tidak ingin pergi karena tidak ingin berurusan dengan lelaki itu lagi atau biasa yang dikenal dengan panggilan JC, tapi kenapa hatinya terasa begitu sakit jika mengingat gadis yang bernama Crystal itu menangis....

Flashback...

Tadi pagi saat Evan sedang berjalan di lantai tiga di sekolahnya yaitu Universal High School Evan melihat Jonathan atau yang akrab di sapa JC terlihat sedang ingin berbuat sesuatu pada seorang gadis di balkon sekolahnya. Sebenarnya sudah lama JC menyukai gadis itu tapi sayangnya gadis itu tidak pernah menyukainya malahan sangat ketakutan jika bertemu JC dan teman-temannya.

Saat itu juga JC ingin mencumbunya dengan paksa, gadis itu menolak dan meronta-ronta dengan sekuat tenaganya.... Gadis itu mengancamnya jika dia nekat maka dia akan melaporkannya pada guru di sekolah tapi ancaman itu tidak berhasil karena JC berkata....
" Silahkan jika kamu ingin melaporkannya pada guru, kepala sekolah atau siapapun itu...! karena mereka tidak akan mempercayainya! Lagi pula tidak ada yang melihatnya dan juga tidak ada bukti jika aku yang melakukannya! Dan kamu bisa melihatnya sendiri bukan....?! Mayoritas penghuni di sekolah ini adalah orang-orang yang berasal dari keluarga kaya dan seluruh orangtua dari murid di sini merupakan pengusaha ternama bukan seperti dirimu golongan rendahan!!" JC berbicara dengan nada arogannya sambil tertawa, " Dan  pastinya semua orang berpikir kamulah yang menggodaku terlebih dahulu...!" Ucap JC kemudian dengan sorotan matanya yang tajam.

DARK SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang