Evan dan keempat lelaki tampan itu terlihat sedang duduk di tengah lapangan hijau di sekolahnya sambil membincangkan rencana perpisahan yang akan diadakan ketika mereka lulus nanti. Mereka semua cukup percaya diri jika akan lulus karena selain tampan dan kaya mereka juga sangat pintar! Kekurangan mereka hanyalah tidak memiliki kehangatan keluarga makanya mereka selalu bebas dan seenaknya melakukan sesuatu. Karena yang mengasuh mereka berlima bukan manusia melainkan uang dan kekuasaan.
Mereka tidak memiliki kekasih tetapi sering berkencan dengan gadis-gadis yang berbeda. Diantara mereka berlima yang tidak suka berkencan dengan gadis-gadis lain hanyalah Evan. Sedangkan Willbert setelah jatuh cinta kepada Fionna kebiasaan buruknya berlahan-lahan mulai berubah dan hanya setia pada Fionna seorang dan tiga orang lainnya seperti Reyhan,Morgan dan Dextern sudah lebih dari seratus wanita yang mereka kencani tapi hanya berkencan tidak lebih dari itu dan mereka tidak pernah mengatakan kata-kata cinta pada gadis-gadis itu ataupun menjanjikan sesuatu. Para gadis itulah yang bersedia untuk diajak berkencan.
" Van... bagaimana hubunganmu dengan Crystal? Kulihat kalian jarang bersama sekarang? Apa ada sesuatu yang terjadi di antara kalian??" Suara Reyhan terdengar sedang menyelidiki Evan.
Evan yang duduk kemudian berdiri sambil menendang bola yang ada di depannya dan dengan jarak yang cukup jauh Evan berhasil memasukkan bola itu ke dalam gawang tanpa penjaganya. Evan kemudian memijat pelipisnya sambil bergumam.. " Sepertinya aku jatuh cinta pada gadis itu!"
" Biasanya yang mengalami short circuit hanya listrik saja... Apa sekarang otakmu juga short??" Sindir Reyhan lalu melanjutkan perkataannya lagi.... " Tentu saja kamu jatuh cinta padanya jika tidak mana mungkin kalian bisa berpacaran dan bermesraan layaknya sepasang kekasih?" Ucap Reyhan tertawa terbahak-bahak sambil memukul tengkuknya Evan.
" Aku dan Crystal hanya berpura-
pura terlihat seperti sepasang kekasih saja agar dia tidak disakiti dan dimusuhi oleh yang lainnya. Aku baru menyadari jika aku yang telah jatuh cinta padanya. Padahal aku sendiri yang mengingatkannya untuk tidak jatuh cinta kepadaku." Jelas Evan dan kembali terduduk di atas rumput-rumputan hijau." Waw.... semua ini hanya settingan kalian saja? Padahal aku mengira kalian benar-benar menjalin hubungan layaknya sepasang kekasih." Kali ini suara Dextern yang terdengar sambil bertepuk tangan karena Evan sahabatnya itu mulai bisa kembali hidup dengan normal.
" Saat ini yang aku bingungkan bagaimana cara mengatakan yang sebenarnya jika aku menyukainya?? Sedangkan dia belum tentu menyukaiku apalagi terlihat jelas saat kami berciuman dia hanya mengatakan.. hal itu hanyalah bagian dari skenario dan ingin aku melupakannya."
" Apa???" Suara Dextern kembali terngiang dan melengking tinggi. " Kalian sudah berciuman??aku saja yang sudah berkencan lebih sari seratus wanita saja tidak pernah berciuman. Dan kamu Van yang baru berpacaran walaupun hanya settingan belaka tapi sudah melakukannya, I'm proud of you buddy..." Ujar Dextern sambil terkekeh dan diikuti sikutan ringan dari Morgan.
" Kamu ingin semua orang mendengar jika Evan dan Crystal berpura-pura menjadi sepasang kekasih?!!" Tukas Morgan mengingatkan mereka agar berbicara lebih pelan. " Lagi pula semua gadis yang kita kencani tidak satupun yang menarik perhatian kita dan membuat kita jatuh cinta. Jadi bagaimana bisa menciumnya?? Hahaha.." tawa Morgan pelan.
Willbert yang sedaritadi hanya terdiam kini membuka suaranya.
" Sebenarnya kamu tidak perlu merasa tertekan seperti itu Van! jika kamu benar-benar mencintai Crystal katakanlah padanya secara langsung.... jika dia menolaknya kamu bisa mengulanginya dan berjuang terus sebelum ada cincin pernikahan melingkar pada jarinya. Seperti aku yang sudah menyatakan cinta kepada Fionna beratusan kali dan baru kali ini dia menerima cintaku... Terkadang sekuat apapun benteng pertahanan seorang wanita pada akhirnya akan runtuh apalagi saat dia melihat perjuangan seorang pria untuk mendapatkannya, wanita itu kan suka dikejar bukan mengejar..! dan juga suka menyalahkan bukan disalahkan." Ujar Willbert bak berpidato.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK SIDE
Romance" Jangan pernah jatuh cinta padaku!" Kata-kata itulah yang pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi Evander Schweiger. Entah hal apa yang selalu menarik hati Evan untuk selalu melindungi Crystal. Gadis biasa yang juga memiliki trauma akan masa...