Hari pernikahan Willbert dan Evan di lakukan secara bersamaan saat liburan musim dingin. Kedua pria tampan dan kedua wanita cantik itu berpakaian layaknya pangeran dan putri sungguhan dalam cerita dongeng. Yang membedakan hanyalah perut Fionna terlihat lebih membesar dan wajahnya juga terlihat lebih gemuk daripada sebelumnya. Sedangkan Crystal tubuhnya masih tetap terlihat ramping dengan wajahnya yang tirus dan cantik sama sekali tidak berubah walaupun porsi makannya selama ini cukup besar daripada Evan.
Acara pernikahan berjalan sempurna kedua pasangan itu terlihat sangat bahagia. Willbert berhasil menaklukkan hati induk serigala... (kedua orangtuanya Fionna) hingga akhirnya mereka menyetujui pernikahannya walaupun pada awalnya Willbert sempat mendapatkan tamparan cukup keras dari Ayahnya Fionna karena sudah berani menghamili Fionna... dan Willbert pun mengakui kesalahannya dan meminta maaf serta ingin bertanggung jawab dengan cara menikahi Fionna. Ayahnya Fionna menentang pernikahan mereka karena Fionna harus menyelesaikan kuliahnya dan juga usia Fionna yang masih tergolong muda untuk menikah. Tapi berkat keteguhan hati keduanya akhirnya hati Ayahnya luluh dan kini Ayahnya bersikap lebih baik kepada Willbert daripada sebelumnya.
Malam pertama yang sudah di tunggu-tunggu oleh Evan akhirnya tiba juga. Setelah acara yang cukup melelahkan sekaligus menyenangkan kini saatnya mereka beristirahat dan menghabiskan waktu untuk bersama.
Awalnya Crystal sedikit takut, malu, kaku,dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya karena saat ini dia sudah menjadi istri dari Evan dan mereka harus saling berbagi dalam segala hal termasuk masalah tempat tidur. Crystal tidak terbiasa dengan semua hal itu dan Evan pun mencoba memahaminya sehingga malam pertama mereka tidak berjalan seperti sebagaimana mestinya.
Evan pun memilih tidur di sofa dan sebelum Evan tidur dia mengecup keningnya Crystal sambil mengucapkan selamat malam padanya... Crystal mencoba memejamkan matanya untuk tidur tapi tidak bisa karena saat ini segala perasaan di dalam hatinya berkecamuk menjadi satu..... Sebenarnya Crystal merasa sedikit kasihan kepada Evan karena harus tidur di sofa tapi sebenarnya di sisi lain dia agak sedikit takut karena jika Evan meminta haknya sebagai seorang suami maka Crystal akan terbayang kembali pada trauma yang pernah terjadi padanya beberapa waktu silam yaitu saat Ayah tirinya hampir saja merenggut kesuciannya.
Sejenak Crystal kembali berpikir lagi.. Evan bukanlah lelaki bejat. Evan adalah suaminya,orang yang dia cintai dan juga orang yang akan selalu melindunginya dan tidak akan pernah melukainya ataupun menyakitinya.... Seharusnya dia tidak boleh berpikiran seegois itu kepada Evan. Evan selalu perhatian dan baik padanya sudah saatnya dia harus membayar semua kebaikannya Evan. Pikir Crystal dalam batin dan Crystal pun memanggil Evan yang juga masih tidak bisa tidur walaupun sudah kelelahan sepanjang hari.
" Van.. apa kamu sudah tidur?" Suara Crystal terdengar sedikit gemetaran karena merasa sedikit canggung dan malu. Entah canggung dan malu karena apa Crystal sendiri pun juga tidak tahu.
" Belum.... kenapa?" Evan menoleh ke arah Crystal yang sedang duduk di atas ranjangnya sambil menyilangkan kedua kakinya.
" Apa kamu bisa ke sini sebentar Van...?" Ucapnya berhati-hati.
Evan berjalan ke arah Crystal dan membelai lembut rambutnya yang panjang itu..
" Ada apa istriku??? kenapa kamu belum tidur?"" Maafkan aku Van,Aku...." suara Crystal sedikit tertahan.
Evan memotong perkataan Crystal.. " Untuk apa kamu meminta maaf sayang?? Sudahlah... kamu jangan terlalu banyak berpikir. Tidurlah kamu pasti sudah sangat kelelahan." Sambungnya lagi dengan penuh pengertian.
Crystal pun berkata sambil bersandar di dadanya Evan dan melingkarkan tangannya pada pinggang miliknya Evan. " Van.. malam ini adalah malam pertama kita seharusnya aku tidak membiarkanmu tidur sendirian di atas sofa. Seharusnya aku melakukan tugasku sebagai seorang istri tapi aku tidak melakukannya,dan setelah kupikir-pikir kamu adalah suamiku orang yang kucintai dan akan hidup bersamaku selamanya jadi kurasa tidak ada alasan bagiku untuk takut pada trauma masa lalu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK SIDE
Romance" Jangan pernah jatuh cinta padaku!" Kata-kata itulah yang pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi Evander Schweiger. Entah hal apa yang selalu menarik hati Evan untuk selalu melindungi Crystal. Gadis biasa yang juga memiliki trauma akan masa...