Evan sudah di pindahkan ke ruang pasien. Operasinya berjalan cukup lancar dan kini hanya tinggal menunggunya siuman... Setelah mendonorkan darahnya JC segera pergi karena dia tidak ingin Crystal melihatnya.
Crystal yang sudah tersadar dari pingsannya bergegas turun dari ranjangnya untuk menemui Evan yang berada di Rumah Sakit yang sama dengannya hanya terpisah beberapa ruangan saja. Tapi saat Crystal turun dari ranjangnya tiba-tiba saja dia mengalami Vertigo (sakit kepala sebelah) dan telinganya berdengung sejenak... lalu hilang dan sekarang dia merasa ingin muntah... Dextern yang menjaganya dari tadi bersama Reyhan agak khawatir dan segera memapah Crystal serta membantunya ke toilet untuk memuntahkan isi perutnya. Lalu Reyhan segera memanggil Dokter untuk mengecek kondisinya Crystal.
Setelah cukup lama memeriksa kondisinya Crystal, dokter menganalisa jika telinga sebelah kiri Crystal tepat bekas pukulan kuat yang menimpanya itu membuatnya mengalami Sudden Sensorineural Hearing Loss atau bisa disebut juga Ear Stroke yang artinya telinganya tidak bisa mendengar secara normal lagi. Dan saat ini Crystal merasa kepalanya sangat sakit seperti ada suara letupan ataupun benda keras yang menghantamnya dan terkadang tidak dapat mendengar sama sekali lalu kemudian bisa mendengar kembali.
Dokter menyarankan agar Crystal untuk tetap dirawat dan menjalani berbagai terapi, semakin cepat akan semakin baik,jika tidak kemungkinan pendengarannya akan hilang secara permanen akan lebih besar persentasenya.
Reyhan dan Dextern cukup shock setelah mendengar ucapan dokter barusan dan menyuruh dokter untuk melakukan apapun agar Crystal bisa sembuh kembali...Crystal sendiri cukul kaget saat Dextern menjelaskan kembali apa yang dokter katakan padanya tadi... dan Crystal berusaha tetap tegar menghadapi kenyataan ini. Crystal meminta bantuan Dextern untuk membantunya menemui Evan karena hingga saat ini Evan masih belum menyadarkan diri.
Dengan berlahan Crystal berjalan memasuki ruangan di mana Evan terbaring tak berdaya, hatinya Crystal terasa sangat sakit saat melihat kondisi Evan terbaring tak berdaya... Willbert bersama Morgan terlihat sedang duduk untuk menjaga Evan sedangkan Ayahnya Evan baru saja pergi karena Morgan menyuruhnya untuk pulang dan beristirahat karena saat tiba di London Ayahnya Evan belum sempat beristirahat sama sekali dan terlihat dengan jelas raut wajahnya yang sangat kelelahan dan mencemaskan Evan putra satu-satunya yang dimilikinya.
Reyhan,Dextern,Willbert dan Morgan keluar dari kamar Evan dirawat dan membiarkan Crystal berbincang-bincang dengan leluasa pada Evan mungkin mendengar suara Crystal Evan bisa lebih cepat untuk siuman pikir mereka saat itu.
" Van! Apa yang aku takutkan selama ini benar-benar terjadi. Kamu tahu kenapa sampai saat ini aku masih tidak berani menerima cintamu?? karena aku sangat takut kehilangan dirimu. Aku takut aku akan menjadi bebanmu dan aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu... dan akibatnya sudah jelas sekarang, dua kali kamu berada di Rumah sakit ini karena menolongku dan sekarang kamu terbaring tak berdaya dengan luka memar di wajahmu yang tampan itu dan juga bekas tusukan di perutmu. Kamu pasti sangat kesakitan sekali.... Maafkan aku Van.. Kali ini tolong bukalah matamu demi aku.. jika terjadi sesuatu yang buruk padamu aku sungguh tidak bisa memaafkan diriku sendiri dan aku tidak sanggup untuk kehilangan dirimu. Aku mencintaimu..." Suara Crystal terdengar sedikit terisak dan kemudian menangis sambil menenggelamkan wajahnya di atas ranjang dan menggenggam tangannya Evan dengan erat. Saat itu Ayahnya Evan melihat apa yang Crystal katakan pada Evan dan mengurunkan niatnya untuk masuk ke dalam ruangan VIP tempat Evan dirawat dan membiarkan Crystal menemani Evan sejenak.
Hingga keesokan harinya Evan tersadar dan seluruh tubuhnya terasa sangat kaku dan saat dia mencoba untuk bergerak perutnya terasa sedikit sakit sehingga membuatnya merintih kesakitan dan membangunkan keempat temannya itu yang terus menjaganya selama dia di Opname.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK SIDE
Romance" Jangan pernah jatuh cinta padaku!" Kata-kata itulah yang pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi Evander Schweiger. Entah hal apa yang selalu menarik hati Evan untuk selalu melindungi Crystal. Gadis biasa yang juga memiliki trauma akan masa...