Part 2

3.1K 187 3
                                    

Keesokan harinya....
Crystal tidak terlihat lagi di kelasnya sejak bel istirahat berbunyi begitu juga dengan JC.... perasaan Evan semakin tak menentu,pikirannya terlihat sangat kacau seperti benang kusut. Reyhan yang saat itu sedang berada di perpustakaan mendengar salah seorang siswi sedang mengomel dengan kesal jika JC membawa Crystal pergi dengan mobilnya dan siswi-siswi itu juga mengatakan akan membuat perhitungan pada Crystal karena sudah mengambil perhatian pangeran mereka yaitu JC dan Evan.
Berita tersebut langsung Reyhan sampaikan pada Evan dan juga lainnya.

Kini Reyhan,Evan,Willbert,
Morgan,dan Dextern semua sudah berkumpul dan ikutan membolos, mereka bertemu di halaman belakang sekolah.

Reyhan berjalan mondar-mandir seperti boomerang dan akhirnya bergumam " Van..!! masih ada waktu satu jam lagi bagimu untuk merubah pikiran dan kuharap kamu menerima tantangan dari JC kali ini!! Jika tidak gadis itu akan mati dengan sangat mengenaskan di tangan si brengsek itu!!!" Geram Reyhan. "Apa kamu tidak berpikir jika JC tidak pernah bermain-main dengan setiap perkataan dan ancamannya?" Reyhan mulai memperlihatkan mimik kekhawatirannya akan nasib gadis malang itu.

Evan yang sedang berdiri akhirnya memilih untuk duduk di rumput-rumputan dan memandangi sahabat- sahabatnya satu per satu lalu berkata.... " Baiklah...! Kali ini aku akan meladeni permainan keparat itu, ini semua kulakukan agar dia bisa mengakhiri semua omong kosong ini!"

Semuanya saling menatap dan akhirnya tersenyum melihat Evan bersedia meladeni permainan JC. Reyhan yang berambut pirang dengan style Mohawk langsung saja berkata
" Jika dari tadi kamu mengiyakan aku kan tidak perlu bersusah payah berkoar-koar hingga mulutku pun berbusa! sebagai gantinya aku ingin kita melakukan Stretching Mouth (peregangan mulut)." Kemudian Reyhan memajukan mulutnya seperti bebek dan hendak mencium Evan dengan sigal Evan pun menepisnya dan mencabut rumput di sebelahnya kemudian memasukkannya ke dalam mulut Reyhan sontak pemandangan itu menjadi bahan tawaan mereka semua.

Jam menunjukkan pukul 15:00 sore, waktu yang ditunggu- tunggu akhirnya tiba. Padahal dari tadi Evan merasa waktunya berjalan dengan sangat lambat, dia sangat mencemaskan keselamatan gadis itu,dia juga takut jika sesuatu terjadi padanya.
Saat tiba di lapangan Futsal mata Evan langsung tertuju ke arah seorang gadis berambut panjang, bertubuh ramping,berkulit putih pucat dan masih memakai seragam sekolah yang sedang duduk di kursi luar lapangan dengan kaki dan tangannya terikat, dan kedua sisinya di jaga oleh beberapa orang yang merupakan suruhan JC...

Kini pertandingan akan segera di mulai sebelum memulainya JC berkata pada Evan dengan nada sedikit sombong.. " Akhirnya kamu datang juga.. Apa begitu berartinya gadis itu untukmu hingga kamu memberanikan diri untuk melawanku lagi?!" Ucapnya sambil menunjuk ke arah Crystal yang cukup jauh dari lapangan.

" Aku tidak perlu menjawab omong kosongmu itu! Jika aku yang memenangkan permainan ini maka lepaskan gadis itu dan jangan mengganggunya lagi dan juga jangan pernah melukai orang lain lagi cukup sampai di sini permainan murahanmu itu!!" Balas Evan dengan sorotan matanya yang tajam dan mematikan.

" Baiklah. Tapi jika aku yang memenangkan pertandingan ini maka bersiaplah untuk menyaksikan apa yang akan kulakukan pada gadis miskin itu dan juga dirimu!" Ucap JC penuh percaya diri dengan tersenyum licik.

Menit pertama pertandingan di mulai.... Masing-masing team beranggotakan lima orang.
Morgan menjadi kiper karena memang itulah keahliannya selama ini. Dari dulu hingga saat ini setiap bermain Futsal satu bola pun tidak pernah ada yang bisa memasuki gawangnya. Semuanya mengandalkan Morgan dan beharap banyak padanya.

Suara Willbert terdengar setengah berbisik pada Morgan..
" Morgan! kamu yakin kali ini kamu bisa menjinakkan bola seperti sebelumnya??"

" Tentu saja! Kalian tenanglah aku akan membuat JC berlutut sambil menangis!" Ujar Morgan sambil menahan tawanya.

DARK SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang