Evan pulang dengan tubuh yang basah kuyup dan terduduk di bawah shower yang sedang mengalir di kamar mandinya. Evan cukup shock dengan apa yang baru saja di dengarnya dari Crystal. Ternyata selama ini Hikaru yang dicintainya memang tidak pantas untuk dicintai karena Hikaru tidak pernah mencintai seseorang dengan tulus dan pikiran Evan saat ini hanyalah tertuju pada Crystal karena saat Crystal berlari pergi Evan tidak sempat mengejarnya karena terlalu shock dengan apa yang di dengarnya tadi. Evan pun bergegas untuk segera mandi dan menemui Crystal karena Crystal sudah berada di Flatnya. Evan bisa mengetahuinya karena Evan memutar kembali tayangan CCTV yang terpasang di Flat Crystal melalui ponselnya tanpa sepengetahuan Crystal tentunya.
Suara bel pintu Flat terdengar. Crystal yang baru selesai mandi masih terlihat membungkus rambutnya dengan handuk dan mengintip dari balik pintunya....
Ternyata yang datang adalah Evan, Crystal pun membukakan pintunya dan mempersilahkan Evan untuk masuk sambil sedikit bersin." Evan?? Sudah malam seperti ini kenapa kamu datang?" Tanya Crystal sedikit heran karena selama ini Evan tidak pernah masuk ke dalam Flatnya, jika mengantar dirinya pulang itu pun hanya sampai di ambang pintu Flat saja.
" Kenapa kamu berlari begitu saja tadi?" Evan memandangi Crystal yang masih memakai piyama handuknya dan membuatnya terlihat sedikit salah tingkah. Crystal pun menyadari jika dia masih mengenakan piyama handuknya dan menyuruh Evan untuk menunggunya sebentar dan berlari ke kamarnya untuk mengganti pakaian.
Beberapa saat kemudian Crystal keluar dari kamarnya dan memperlihatkan rambutnya yang masih setengah basah... Crystal pun menawarkan minuman pada Evan...
" Kamu ingin minum apa Van?"" Kurasa jika ada secangkir kopi hangat sangat tepat untuk cuaca seperti ini..." gumamnya pelan.
" Kopi?? Aku tidak salah dengar bukan?? Setahuku kamu hanya meminum Greentea Latte saja. Lagi pula di sini tidak ada kopi. Yang lain saja bagaimana?" Tawar Crystal lagi.
" Aku hanya bercanda saja..! Aku tahu kamu juga bukan pengkonsumsi kopi jadi jelas saja tidak ada kopi di sini. Sajikan saja apa yang ada kenapa harus bertanya padaku ingin meminum apa?" Tukas Evan setengah bercanda.
" Sebenarnya yang ada di Flatku hanya susu coklat,teh,air mineral dan soft drink. Aku hanya berbasa-basi saja tadi." Balas Crystal tak ingin kalah..
" Kelihatannya kamu terserang Flu..? Sini coba ku lihat!" Evan langsung memegang keningnya Crystal yang terasa agak panas.
" Aku yang kehujanan lebih lama saja tidak sakit,masa kamu yang hanya sebentar saja sudah terserang Flu seperti ini.. kita ke dokter sekarang ya?" Ajak Evan pada Crystal." Ya mungkin antibodimu lebih kuat daripada aku, lagi pula kamu kan laki-laki! aku juga tidak ingin memeriksakan diri ke dokter...! Setelah meminum obat yang biasa aku konsumsi juga akan sembuh dengan sendirinya nanti, kamu sudah makan?" Tanya Crystal sambil bersin.. " Achewww..."
Evan menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
" Bagaimana jika aku membuatkan sesuatu untukmu? Aku juga belum makan.." Ujar Crystal lagi." Kamu sebaiknya istirahat saja di sana! Biar aku yang membuatkan makanan spesial untukmu. Kamu kan sedang sakit." Ujar Evan sambil mendorong Crystal dengan pelan untuk duduk di sofa minimalis ruang tamunya.
" Kamu yakin Van bisa membedakan antara panci dan kuali??" Ejek Crystal sedikit tidak yakin pada Evan.
" Kamu jangan mengejekku.... nanti kamu bisa ketagihan dengan masakanku karena masakanku tidak berbeda jauh dengan restaurant terkenal." Evan berkata penuh percaya diri dan Crystal hanya tertawa lepas.
Beberapa saat kemudian dua piring Spagetthi tersaji di depan meja tamu, Aromanya sangat menggugah selera... Crystal melahapnya hingga habis sambil memuji kepintaran Evan dalam bereksperimen di dapur. Evan juga membuatkan secangkir teh hangat untuk Crystal. Crystal pun berterima kasih padanya....
" Mungkin aku tidak masuk sekolah dulu dalam beberapa hari ini karena kondisiku seperti ini. Seharusnya tidak masalah karena hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan saja." Crystal berkata saat mereka menyelesaikan makan malam dan meminum obat flunya dengan segera agar flunya tidak lebih parah.
" Ya. Memang sebaiknya kamu beristirahat di rumah saja." Ujar Evan yang sudah duduk di sebelahnya Crystal, sejenak kemudian Evan berkata..
" Maafkan aku karena sudah bersikap kasar padamu tadi..." Evan meminta maaf pada Crystal karena sudah menyakiti pergelangan tanggannya tadi dan masih terlihat bercak merah pada pergelangan Crystal. Cristal pun tidak mempermasalahkan kejadian yang sudah terlewatkan, dia hanya menggelengkan kepalanya yang artinya sudah memaafkan lelaki di sisinya saat ini. " Tadi aku tidak sempat mengejarmu karena aku terlalu shock mendengar perkataanmu, saat aku ingin mengejarmu kamu sudah menghilang.... dan sekarang aku semakin menyadari jika Hikaru hanyalah masa laluku dan semua pandanganku terhadapnya mulai berubah... Dia memang tidak pernah bisa mencintai seseorang dengan tulus dia hanya menginginkan materi di atas segalanya, Ketika aku bertemu denganmu berlahan aku mulai melupakannya.... yang ada di benakku saat ini hanyalah kamu seorang, aku sadar aku telah menyukaimu dan jatuh cinta padamu.... Meski kamu belum bisa menerimaku aku tetap akan berusaha untuk membuatmu jatuh cinta padaku suatu hari nanti!" Ujar Evan kemudian dan saat dia menoleh ke arah Crystal ternyata gadis itu sudah tertidur. Evan pun hanya menahan senyumannya dan menggendong Crystal ke dalam kamarnya dan menyelimutinya serta meninggalkan kecupan ringan pada keningnya. Evan akhirnya beranjak pergi meninggalkan Flatnya Crystal dengan pintu Flat yang terkunci otomatis.Sesampainya di rumah..... Evan membuka monitornya untuk melihat kondisi Flat Crystal. Kemudian Evan melihat jika Crystal sedang duduk di sofanya sambil memeluk gulingnya dengan telinga yang sudah terpasang Headphone.
Evan memutar kembali rekaman CCTVnya itu. Terlihat jelas di sana saat Evan pergi beberapa detik kemudian Crystal keluar dari kamarnya berarti Crystal hanya berpura-pura terlihat tidur padahal sebenarnya dia tidak tidur dan seharusnya dia mendengar semua ucapannya?? Evan tersenyum sendirian dan mengeluarkan ponsel yang ada pada sakunya dengan mengetik sebuah pesan pada Crystal...
" Good night my Dear... Sweet dreams and dreams all about me!! Get well soon!" Evan menyisipkan emoticon love pada pesannya itu.
Evan memandangi monitornya sambil tertawa melihat reaksi Crystal saat membuka pesannya... Crystal tersenyum malu-malu hingga wajahnya merona sambil memeluk bantal gulingnya dengan sangat erat dan akhirnya meloncat-loncat kegirangan di atas sofanya tanpa membalas pesannya Evan. Lalu berjalan ke kamarnya serta mematikan lampu ruang tamunya. Crystal masih belum tahu jika di dalam Flatnya sudah terpasang kamera pengintai yang tidak akan terlihat oleh kasat mata karena ukurannya sangat mini berada di belakang sebuah lukisan di dinding ruang tamunya. Jika Crystal tahu mungkin dia akan marah besar pada Evan karena memasang camera CCTV tanpa sepengetahuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK SIDE
Romance" Jangan pernah jatuh cinta padaku!" Kata-kata itulah yang pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi Evander Schweiger. Entah hal apa yang selalu menarik hati Evan untuk selalu melindungi Crystal. Gadis biasa yang juga memiliki trauma akan masa...