Part 16

1.8K 112 1
                                    

Sudah seminggu lebih lamanya Crystal masih harus menjalani terapinya... setidaknya ada kemajuan, Evan yang seharusnya sudah di perbolehkan untuk pulang malah ingin menetap di Rumah Sakit dan menemani Crystal. Setiap Crystal melakukan terapi Evan selalu menemaninya hingga di hari ke sepuluh Crystal sudah diperbolehkan untuk pulang karena ada kemajuan berdasarkan hasil cek Audiogram.

Hati Evan sangat miris karena melihat rutinitas yang Crystal jalani setiap harinya... Salah satu contohnya diberi suntikan, meminum obat-obatan yang sebegitu banyaknya dan tangannya harus di infus karena cairan perangsang jaringan syaraf ada di dalam cairan infus tersebut,biasanya Crystal akan merasa mual setelah diberi injeksi vitamin,akan tetapi Evan selalu berusaha membuat Crystal merasa nyaman dan tenang serta selalu berada di sisinya.... Walaupun sudah diperbolehkan untuk pulang tapi Crystal harus tetap menjalani terapi Hyperbaric atau menghirup masker oxygen murni 100 persen di dalam ruang Hyperbaric. Dan terapi Audiogram di lakukan dengan cara menggunakan headphone yang sudah diberi bunyi atau suara spesifik dengan intensitas level yang berbeda untuk menentukan telinga yang baik dan yang rusak.

Evan mengantarkan Crystal pulang ke Flatnya... saat tiba di sana Ibunya Crystal sedang berdiri di ambang pintu dan menunggu Crystal, Crystal langsung mendekatinya....
Ibunya sangat mencemaskan keadaan Crystal karena dia baru mendapatkan kabar jika suaminya sudah melukai Evan dan anaknya. Crystal pun berkata tidak ada hal serius yang terjadi pada mereka... begitu juga dengan Evan yang berusaha menenangkan Ibunya Crystal dan mereka berdua merahasia
kan apa yang sudah Crystal alami.

" Honey...." panggilan untuk Crystal oleh Ibunya sejak kecil.
" Sekarang lelaki itu sudah tidak akan bisa mengganggu hidupmu lagi... bagaimana jika kamu pindah dari Flat ini dan tinggal bersama Ibu?" Tawar Ibunya pada Crystal.

" Mom.... kurasa aku akan tetap menetap di sini karena suasananya lebih nyaman dan aku sudah terbiasa tinggal di sini sendirian,lagi pula Sekolahku juga dekat dari sini." Ucap Crystal sambil mengambil dua gelas air untuk Ibunya dan Evan minum.

Setelah percakapan yang cukup panjang Ibunya Crystal ingin pulang serta berpesan pada Crystal dan Evan untuk lebih sering mengunjunginya jika ada waktu luang, Ibunya mengendarai mobil sendirian... Mobil yang Ibunya kendarai terlihat sudah cukup tua namun kondisinya masih mulus.

Keesokan harinya..... pagi-pagi sekali Evan sudah menjemput Crystal untuk melakukan pengecekan ke Rumah Sakit, tapi Crystal menolaknya karena dia merasa pendengarannya tidak begitu bermasalah lagi dan kini dia bisa mendengar dengan normal kembali... Evan pun menuruti keinginannya dan senang mendengar jika pendengaran Crystal bisa pulih kembali.

Evan kembali menggoda Crystal..
" Baru pulang tidak lebih dari dua hari telingamu sudah normal kembali jika dari awal tahu akan seperti ini lebih baik kita pulang lebih cepat daripada harus melihatmu menderita dengan segala pengobatan dari Rumah Sakit itu..!" Ujar Evan sambil membelai rambutnya Crystal. " Kamu tahu.. setiap kali saat melihatmu di suntik dan jarum infus terpasang di tanganmu hatiku terasa sangat perih dan sakit... aku tidak ingin melihatmu mengalami penderitaan seperti itu lagi!" Lanjut Evan kemudian dan mengecup pelan keningnya Crystal.

Crystal mematung dan menggigit bibir bagian bawahnya. Crystal merasakan getaran itu lagi dan Evan hampir saja mencium bibirnya lagi tapi berhasil di kendalikannya karena dia ingin mencium Crystal saat gadis itu benar-benar menginginkannya.

" Aku merasa lapar tolong buatkan sesuatu untukku!" Ucap Evan mengalihkan perhatian.

" Memangnya kamu belum sarapan tadi sebelum datang ke sini?" Tanya Crystal berusaha bersikap senormal mungkin karena saat ini entah mengapa jantungnya berdegub sangat kencang diluar ambang batas normal ketika Evan hendak menciumnya tadi.

Evan menjawab dengan menggelengkan kepalanya lalu mengangguk. Crystal pun heran dan bertanya kembali " Sudah apa belum?? Kenapa mengangguk dan menggeleng!"

" Sebenarnya di rumah sudah tapi di sini belum karena aku ingin mencicipi masakan yang kamu buat...." Jawab Evan setengah bercanda dan Crystal pun menggelengkan kepalanya karena ucapan konyol Evan itu. Evan pun berkata lagi.. " Oh ya.. saat aku di Rumah Sakit sepertinya aku mendengar jika kamu mengatakan kamu mencintaiku?? Apa itu benar?"

Crystal terkejut dengan ucapan Evan barusan dan berusaha mengelak dan tidak ingin mengakuinya. " Mana mungkin.. lelucon macam apa itu??! Mungkin kamu sedang bermimpi ..." Crystal mencoba memaksakan tawanya.

" Mungkin aku terlalu memikirkanmu sehingga bermimpi seperti itu. Tapi ku harap suatu hari nanti aku bisa mendengarkannya sendiri dari mulutmu." Ucap Evan seketika dan membuat Crystal terlihat salah tingkah.

Sejenak kemudian Evan pun berpamitan pada Crystal dan beranjak pergi sambil berkata...
" Nanti malam aku akan menjemputmu kita akan pergi ke suatu tempat. Fionna dan yang lainnya juga ikut... Jadi berdandanlah secantik mungkin walau sebenarnya tidak perlu karena tanpa make up pun kamu sudah terlihat sangat cantik!" Puji Evan dan berlalu sambil mengedipkan sebelah matanya dengan nakal dan Crystal pun melambaikan tangannya pada Evan sambil tersenyum.

DARK SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang