" Van...!!" Suara seseorang memanggil Evan yang sedang berjalan ke arah laboratorium di lantai dua kampusnya. Kemudian Evan pun menoleh ke arah suara yang sedang memanggilnya itu.
" Oh my dear... kamu dari mana saja?? Dari tadi aku sudah mencarimu ke mana-mana." Ucap Evan sambil mengaduk-aduk rambutnya Crystal dengan pelan seperti biasanya.
" Maaf... Aku tadi pergi ke perpustakaan sebentar. Bisa tidak kamu mengantarku ke rumahnya Fionna?? tapi sebelumnya aku ingin ke Apotik sebentar.."
" Baiklah. Tapi untuk apa kamu ke Apotik?? kamu sakit ya??" Tanya Evan sedikit cemas sambil memegang keningnya Crystal.
Crystal pun menurunkan tangan Evan yang sedang memegang keningnya sambil berkata.. " Aku tidak apa-apa Van.... Aku hanya ingin membeli keperluan wanita."
" Oh.. tapi kita makan dulu ya?" Ajak Evan pada Crystal untuk makan malam bersama di sebuah Cafe. Crystal pun mengangguk karena perutnya sudah mulai terasa sedikit lapar.
Evan beserta keempat sahabatnya yang lain mengambil jadwal kuliah sore hari karena di pagi hari mereka cukup sibuk untuk mempelajari urusan di perusahaan milik keluarga masing-masing... sedangkan Crystal menyesuaikan jadwalnya Evan agar waktu kebersamaan mereka tidak berkurang sedikit pun dan Evan juga meminta Crystal untuk membantunya di cabang perusahaan milik Ayahnya yang baru dibuka tidak lama ini yang merupakan cabang ke seratus dan sekaligus yang terbesar di antara seluruh cabangnya di negara-negara lainnya dan lokasinya hanya berjarak beberapa kilometer dari rumahnya Morgan.
Setelah selesai makan dan membeli titipan dari Fionna di Apotik, Evan menurunkan Crystal di depan rumahnya Fionna dan Evan sendiri memilih untuk pergi ke rumahnya Morgan yang letaknya juga tidak begitu jauh dari rumahnya Fionna hanya berbeda beberapa blok saja.
" Dear.... jika sudah selesai hubungi aku,aku akan menjemputmu nanti..!" Evan melambaikan tangannya pada Crystal dan melaju pergi dengan mobil sportnya yang berwarna biru itu setelah Crystal masuk ke dalam rumahnya Fionna.
Fionna bergegas menarik Crystal masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya rapat-rapat sebelum adik laki-lakinya yang berusia 15 tahun masuk dan membuat kekacauan.
" Fionna.. apa kamu yakin jika kamu ...?" Suara Crystal terdengar sangat berhati-hati untuk bertanya.
" Ya. Aku rasa seperti itu makanya aku menyuruhmu untuk membeli alat testpack ini. Karena seharian ini aku lemas sekali dan lelah bahkan aku sudah izin untuk libur tiga hari di kampusku, untung saja kedua orangtuaku sedang keluar kota dan akan kembali satu minggu lagi jika tidak Ayahku pasti akan curiga kenapa aku tidak masuk kuliah." Jelas Fionna dengan suara yang terdengar lemah karena Ayahnya Fionna menaruh harapan besar padanya, Ayahnya ingin melihat Fionna sukses dan menjadi anak yang membanggakan orangtua.
" Apa Willbert tahu mengenai hal ini?" Tanya Crystal pada Fionna yang sedang meminum air sebanyak mungkin agar bisa mengeluarkan air seninya.
" Aku belum mengatakan apa pun padanya. Karena aku ingin menguji alat test kehamilan ini terlebih dahulu agar lebih pasti... Kamu tidak mengatakan apa-apa pada Evan kan?" Selidik Fionna dengan raut wajah yang tampak sedikit pucat.
" Tenang saja! Evan tidak tahu." Ucap Crystal datar dan sedikit mencemaskan keadaan Fionna itu.
Beberapa menit di Toilet akhirnya Fionna keluar dan raut wajahnya berubah drastis lebih pucat dari sebelumnya dan tangannya gemetaran seluruh alat testpack yang berbeda merek dan cara penggunaannya menunjukkan hasil yang sama yaitu positif.
Crystal cukup shock melihat kondisi Fionna saat ini dan air mata Fionna mengalir setetes demi setetes di pipinya sambil memeluk Crystal dan bergumam... " Apa yang harus kulakukan Cryst? Kamu tahu kan Cryst Ayahku seperti apa.. dia pasti akan membunuh Willbert terlebih dahulu sebelum membunuhku, aku sangat takut Cryst.."
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK SIDE
Romance" Jangan pernah jatuh cinta padaku!" Kata-kata itulah yang pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi Evander Schweiger. Entah hal apa yang selalu menarik hati Evan untuk selalu melindungi Crystal. Gadis biasa yang juga memiliki trauma akan masa...